- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
≈Ketika waktu membawa-nya kembali ke zaman primitif ≈


TS
Si.G3ndut
≈Ketika waktu membawa-nya kembali ke zaman primitif ≈


Quote:
Ini hanya sebuah cerita science fiction, cerita di uraikan berdasarkan bahasa Om Ndoet, di ilustrasikan dalam bentuk gambar dan Giff biar gak BWK, mudah-mudahan suka dan bermanfaat. Selamat membaca!

Quote:
Awal
Siang itu langit tiba-tiba menjadi gelap, bumi bergetar begitu hebat disertai deruan angin kencang, terlihat diangkasa lubang hitam menganga hebat seakan ingin menghisap apa saja yang ada di bawahnya.
Siang itu langit tiba-tiba menjadi gelap, bumi bergetar begitu hebat disertai deruan angin kencang, terlihat diangkasa lubang hitam menganga hebat seakan ingin menghisap apa saja yang ada di bawahnya.
Quote:


Quote:
Usaha sekeras apapun yang ia lakukan agar tak terhisap kedalamnya ternyata sia-sia, tidak perlu memakan waktu lama. Proses itu membuatnya tak sadarkan diri, namun ketika ia kembali sadar, ia sudah berada di tempat yang benar-benar asing. Tempat yang sama sekali ia belum pernah lihat sebelumnya.
Hanya pepohonan yang terlihat sepanjang mata. Sayup-sayup terdengar suara burung, Ia berlari kesana-kemari, sekencang apapun Ia teriak, memanggil manggil nama orang yang pernah Ia kenal sebelumnya, namun tak pernah ada jawaban. Dan akhirnya Ia sadar, bahwa ia benar-benar sendiri... lubang hitam itu telah menyeretnya secara paksa kembali zaman primitif, zaman yang jauh dari peradaban.
Zaman Primitif
Semilir angin dingin yang menerpa tubuhnya, membuatnya teringat kembali akan kehidupan di zaman sebelumnya, semuanya yang sudah tersedia, ranjang yang empuk, selimut tebal yang hangat, beragam makanan lezat yang siap disantap, tapi disini? Kicauan burung segera menyadarkannya dari lamunan. Berdiam diri dan berimajinasi tidak akan membuatnya menjadi hangat.
Tapi hal apa yang mesti Ia lakukan pertama kali?
Kutipan seorang ilmuwan muda yang pernah ia baca sebelumnya ternyata dapat memberikannya inspirasi :”kita tidak memerlukan kekayaan atau kekuatan lebih, yang kita perlukan saat ini adalah menggunakan apa yang kita miliki.”
Yang Ia lihat hanya pepohonan, ranting, dahan, rumput kering dan bebatuan.
Ia berusaha mengingat apa yang Ia pernah baca sebelumnya, bagaimana cara membuat tempat berlindung, Kapak Genggam, membuat api serta Busur dan panah. Karena melihat bahan yang tersedia oleh alam saat ini, hanya memungkinkan Ia untuk membuat benda-benda tersebut.
Hanya pepohonan yang terlihat sepanjang mata. Sayup-sayup terdengar suara burung, Ia berlari kesana-kemari, sekencang apapun Ia teriak, memanggil manggil nama orang yang pernah Ia kenal sebelumnya, namun tak pernah ada jawaban. Dan akhirnya Ia sadar, bahwa ia benar-benar sendiri... lubang hitam itu telah menyeretnya secara paksa kembali zaman primitif, zaman yang jauh dari peradaban.
Zaman Primitif
Semilir angin dingin yang menerpa tubuhnya, membuatnya teringat kembali akan kehidupan di zaman sebelumnya, semuanya yang sudah tersedia, ranjang yang empuk, selimut tebal yang hangat, beragam makanan lezat yang siap disantap, tapi disini? Kicauan burung segera menyadarkannya dari lamunan. Berdiam diri dan berimajinasi tidak akan membuatnya menjadi hangat.
Tapi hal apa yang mesti Ia lakukan pertama kali?
Kutipan seorang ilmuwan muda yang pernah ia baca sebelumnya ternyata dapat memberikannya inspirasi :”kita tidak memerlukan kekayaan atau kekuatan lebih, yang kita perlukan saat ini adalah menggunakan apa yang kita miliki.”
Yang Ia lihat hanya pepohonan, ranting, dahan, rumput kering dan bebatuan.
Ia berusaha mengingat apa yang Ia pernah baca sebelumnya, bagaimana cara membuat tempat berlindung, Kapak Genggam, membuat api serta Busur dan panah. Karena melihat bahan yang tersedia oleh alam saat ini, hanya memungkinkan Ia untuk membuat benda-benda tersebut.
Quote:
1. Kapak Genggam dari batu (Hand Axe)




Quote:
2. Tempat berlindung (Shelter)
Ia memutuskan untuk membuat tempat berlindung beratapkan rumput kering (Grass Hut), lokasi strategis ia telah temukan, tanah yang tidak lembab dengan permukaan yang datar menjadi pilihan yang tepat, jauh dari pohon besar, karena ranting besarnya yang patah di khawatirkan dapat menimpa shelter. Arah pintu masuk shelter juga di perhitungkan, sesaat sebelumnya dia melihat lumut yang tumbuh di permukaan batang pohon, Ia memutuskan untuk membuat pintu shelter menghadap ke Barat agar ketika bangun dari tidurnya, Ia tidak terganggu oleh sinar matahari pagi.

Ia memutuskan untuk membuat tempat berlindung beratapkan rumput kering (Grass Hut), lokasi strategis ia telah temukan, tanah yang tidak lembab dengan permukaan yang datar menjadi pilihan yang tepat, jauh dari pohon besar, karena ranting besarnya yang patah di khawatirkan dapat menimpa shelter. Arah pintu masuk shelter juga di perhitungkan, sesaat sebelumnya dia melihat lumut yang tumbuh di permukaan batang pohon, Ia memutuskan untuk membuat pintu shelter menghadap ke Barat agar ketika bangun dari tidurnya, Ia tidak terganggu oleh sinar matahari pagi.


Spoiler for Grass Hut Giff:

Quote:
2. Api
Ia tau bagaimana cara membuat api, hal itu pernah ia pelajari saat ia menjadi seorang pramuka waktu sekolah dulu. Tapi cara seperti itu terlalu kuno dan pasti dengan mudah tanganya terluka.
sistem Cord Drill adalah alat pembuat api yang jauh lebih mudah dan dapat menghemat sedikit tenaga, pertama yang ia lakukan adalah membuat lempengan dari batu bulat yang pipih, dan di lubangi bagian tengahnya, fungsinya adalah sebagai penyeimbang ketika putaran di lakukan.
Langkah berikutnya ia membuat tali dari kulit pohon
Potongan kayu berukuran ±30 cm dimasukan ke dalam lubang di bagian tengah lempengan batu, kemudian kayu di ikat pada bagian ujung atasnya, tali di putar secara melingkar kebawah, tali ini nantinya berfungsi sebagai pemicu gerak Cord Drill.
Walah, kini Ia tidak perlu khawatir lagi dengan API.
Ia tau bagaimana cara membuat api, hal itu pernah ia pelajari saat ia menjadi seorang pramuka waktu sekolah dulu. Tapi cara seperti itu terlalu kuno dan pasti dengan mudah tanganya terluka.
Spoiler for Membuat Api dengan cara lama:

Spoiler for Akibatnya:

Spoiler for Batu:

Spoiler for Tali:

Spoiler for Cord Drill:

Spoiler for API:

Quote:
3. Membuat Busur dan Anak panah
Proses katabolisme yang terjadi, memproses protein menjadi asam amino, teroksidasi kemudian menjadi urea dan karbondioksida. dimana reaksi ini menghasilkan energi dalam tubuhnya, dan energi tersebut hampir terkuras atas semua kegiatannya diatas, tapi semuanya terbayarkan dengan apa yang ia miliki saat ini.
Hanya saja saat itu perutnya tidak bisa di bohongi, yang ia perlukan saat ini adalah asupan bagi tubuhnya, agar ia tetap bisa bertahan hidup.
Membuat Busur
Ia menebang pohon berukuran sedang, dan memotongnya kurang lebih menjadi 1.6 meter, dan kemudian Ia membelah kayu tersebut menjadi dua bagian menggunakan Kapak Genggam dan batu.
Ia membentuk kayu yang sudah terbelah tersebut layaknya sebuah busur.
membuat tali busur menggunakan kulit pohon, yang kemudian ia rajut kulit tersebut hinga membentuk sebuah tali yang kuat.
dan akhirnya sebuah busurpun selesai Ia buat.
Anak Panah
Ia menggunakan batang pohon yang berukuran kecil, dan memotongnya kurang lebih menjadi 120 cm.
Sebagai penyeimbang anak panah ketika melesat dari busurnya ia menggunakan bulu hewan burung liar.
]
Tempat anak Panah
Ia membuat tempat anak panah dari kulit kayu pohon yang sudah di keringkan
Kira kira panjang berukuran 1.8 cm dan lebar 8 cm dan di lipat menjadi dua, bagian bawahnya di ikat dengan tali begitu juga bagian atasnya.
Proses katabolisme yang terjadi, memproses protein menjadi asam amino, teroksidasi kemudian menjadi urea dan karbondioksida. dimana reaksi ini menghasilkan energi dalam tubuhnya, dan energi tersebut hampir terkuras atas semua kegiatannya diatas, tapi semuanya terbayarkan dengan apa yang ia miliki saat ini.
Hanya saja saat itu perutnya tidak bisa di bohongi, yang ia perlukan saat ini adalah asupan bagi tubuhnya, agar ia tetap bisa bertahan hidup.
Membuat Busur
Ia menebang pohon berukuran sedang, dan memotongnya kurang lebih menjadi 1.6 meter, dan kemudian Ia membelah kayu tersebut menjadi dua bagian menggunakan Kapak Genggam dan batu.
Spoiler for Busur Tahap 1:

Spoiler for Busur Tahap 2:

Spoiler for Tali Busur:

Spoiler for BUSUR:

Ia menggunakan batang pohon yang berukuran kecil, dan memotongnya kurang lebih menjadi 120 cm.
Spoiler for Anak Panah 1:

Spoiler for Bulu1:

Spoiler for Bulu2:

Ia membuat tempat anak panah dari kulit kayu pohon yang sudah di keringkan
Kira kira panjang berukuran 1.8 cm dan lebar 8 cm dan di lipat menjadi dua, bagian bawahnya di ikat dengan tali begitu juga bagian atasnya.
Spoiler for Tempat anak panah:


Quote:
Nah gitu gans sekelumit ceritanya, agak patah emang diakhirya karena ada kemungkinan kalau rame threadnya akan om Ndoet update di Post 2, andaikata hal ini terjadi sama agans, apakah agan akan tetap survive seperti diatas atau ....
Sumber : courtesy of youtube



Diubah oleh Si.G3ndut 27-09-2016 16:10
0
4K
Kutip
29
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan