Kaskus

News

memberitakanAvatar border
TS
memberitakan
Komandan Sindikat Pencuri Mobil L300 Berhasil Dilumpuhkan Polrestabes Surabaya
Komandan Sindikat Pencuri Mobil L300 Berhasil Dilumpuhkan Polrestabes Surabaya

SURABAYA – Suasana Kampung Cantian, Simokerto, Surabaya, Minggu (25/9/2016) dini hari tadi mendadak mencekam. Puluhan anggota polisi terlihat mengokang senjatanya. Sedangkan kendaraan mereka diparkir melintang untuk menutup semua akses jalan di belakang maupun samping Polsek Simokerto. Mereka semua memblokir laju dua orang yang saat itu memakai motor Yamaha N-Max. Suara letusan senjata lebih dari lima kali terdengar, memecah keheningan disana.

Suara letusan peluru petugas tepat pukul 03.00 Wib saat itu, menjadi akhir petualangan Abdurachman Sholeh alias Mohammad Sholeh alias Qubaisy alias Sadeng alias Durachman. Dialah yang saat itu mengendarai motor N-Max tersebut bersama satu temannya. Lantas mengapa warga Dusun Jeddih Tengah I, Desa Jeddih, Kecamatan Socah, Bangkalan, Madura ini ditembak mati?

Betapa tidak. Sadeng merupakan penjahat kelas kakap paling diburu oleh Satreskrim Polrestabes Surabaya sejak Januari 2016 lalu. Sadeng-lah yang selama ini menjadi ketua kelompok pencuri spesialis mobil L300 dan truk box di Surabaya selama ini. Sadeng jugalah yang selama ini menjadi kapten sekaligus perekrut anggota kelompok. Dia pula yang menggerakkan anggotanya sebelum beraksi. Paling tidak, sudah 84 TKP pencurian mobil L300 di Surabaya yang dilakukan Sadeng dan kelompoknya.

“Dialah (Sadeng, red), pelaku yang selama ini menggerakkan anggotanya untuk mencuri L300 di Surabaya. Terakhir tercatat, dengan menggunakan motor Yamaha N-Max, dia beraksi di daerah Manyar,” sebut Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Shinto BG Silitonga, menegaskan.

Komandan Sindikat Pencuri Mobil L300 Berhasil Dilumpuhkan Polrestabes Surabaya
Otopsi Jenazah Sadeng di RSU dr. Soetomo (dok.AZW)


Penembakan polisi terhadap Sadeng hingga membuatnya tewas, juga tidak serta merta dan mudah dilakukan. Sebab sebelum tubuhnya diterjang 5 peluru, Sadeng melawan polisi. Adalah Aiptu Kasum, anggota Unit Jatanras Polrestabes Surabaya yang menjadi korban Sadeng saat hendak disergap. Akibat sabetan parang penghabisan yang dibawa Sadeng, Aiptu Kasum menderita luka bacok pada bagian bawah ulu hati dan telapak kanannya. Aiptu Kasum menderita 20 jahitan dan harus menjalani operasi di RS Adi Husada Surabaya.

Atas dasar itulah, anggota Unit Jatanras lainnya yang saat itu diback up anggota Unit Reskrim Polsek Simokerto akhirnya mengambil tindakan tegas terukur (tembak mati) terhadap Sadeng. Sadeng pun tewas di TKP. Sementara teman Sadeng, kendati sempat melawan, namun berhasil ditangkap hidup hidup. “Teman Sadeng sudah kita amankan dan saat ini masih kita keler,” ungkap AKBP Shinto. Sayang, pihaknya belum membeberkan identitas teman Sadeng tersebut.

Namun, informasi yang diperoleh Megapolitan.co dari sumber internal kepolisian menyebut, jika teman Sadeng yang ditangkap hidup hidup itu bernama Halim. Informasi lain menyebut, Halim merupakan adik dari Aziz. Sedangkan Aziz sendiri merupakan anggota Sadeng yang saat ini masih diburu (menjadi DPO) Satreskrim Polrestabes Surabaya.

Sebab, AKBP Shinto dengan tegas menyebut, jika dua pelaku yang masih diburunya adalah Salih dan Abdul Aziz. Shinto menyebut, Sadeng, Salih dan Abdul Aziz ini merupakan kelompok kakap yang selama ini keluar masuk penjara dalam kasus yang sama (curanmor). “Untuk DPO Salih dan Aziz, kami akan memburunya kemanapun mereka lari dan sembunyi. Untuk itu, lebih baik menyerahkan diri saja,” tegas Perwira Polisi asal Medan ini.

Selepas mengevakuasi Aiptu Kasum ke rumah sakit, mengevakuasi mayat Sadeng ke Kamar Mayat RSU dr Soetomo serta dan mengamankan teman Sadeng, AKBP Shinto, Unit Jatanras dan Inafis Polrestabes Surabaya langsung melakukan olah TKP di Kampung Cantikan Tengah. Setelah itu, dibantu 34 anggota Brimob Detasement A, Medaeng, mereka bergerak menuju Desa Jeddih, Socah Bangkalan, tempat tinggal Sadeng selama ini. “Ada 4 titik yang kami geledah disana. Hasilnya mengejutkan. Kami disambut ratusan warga. Sebab dikampungnya, Sadeng dikenal baik dan terhormat,” beber AKBP Shinto.

Dari 4 titik penggeledahan, sejumlah barang bukti kejahatan Sadeng dan kelompoknya akhirnya terbuka. Sedikitnya ada 9 STNK mobil L300 ditemukan disana. Dua diantaranya STNK L300 hasil curian TKP Surabaya. Selain itu, sejumlah plat nomor polisi juga ditemukan. Didapat pula sejumlah parang, clurit dan sebuah motor Ninja RR warna putih yang diduga hasil kejahatan.

Dari penggeledahan dan keterangan saksi saksi di 4 titik tadi, AKBP Shinto menyatakan, pihaknya mendapatkan fakta lain. Yakni, Sadeng dan kelompoknya ini merupakan pemakai narkoba aktif. “Jadi sebelum beraksi, kelompok ini terlebih dahulu masuk ke diskotik di Surabaya dan mengonsumsi narkoba hingga pukul 04.00 Wib. Setelah mereka keluar diskotik dalam pengaruh narkoba, mereka kemudian beraksi,” tandas Lulusan Akademi Polisi (Akpol) Tahun 1999 ini.(Azw)

Sumber
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
4.2K
20
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan