- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Jokes & Cartoon
MUKIDI DALAM CATATAN PENA


TS
gueayeaku
MUKIDI DALAM CATATAN PENA
INI ANE BUATIN LAGI CERITA TENTANG MUKIDI BIAR PADA TERHIBUR
SAYA TIDAK MENOLAK DI BERI



Spoiler for MASUKIN:
Tante: “Muk, pelan2 ya masukinnya.”
Mukidi: “Iya tante, ni juga udah pelan banget,”
Tante: “Di emut dulu yah biar enak di masukinnya?”
Mukidi: “Ohh iya, tante.”
Tante: “Masukinnya jangan meleset ya Muk.”
Mukidi: “Pasti tante, kan Mukidi masih jelas liat lobangnya.”
Tante: “Kalo sudah masuk langsung di tarik ya, jangan lama2 nanti robek.”
Mukidi: “Yaa ampun tante, gak mungkin la robek, kan pelan2.”
Tante: “Kalo udah keluar kasih sama tante yah Muk.”
Mukidi: “Bentar dulu tante ini masih lama.”
Tante: “Cepetan Muk, tante dah gak sabar.”
Mukidi: “Lebay ihh tante, jahit kainnya kan besok, jadi masukin benang ke jarum besok aja ya, nunggu Mukidi pulang kerja”
Tante: “Jadi dari tadi kamu ngapain?”
Mukidi: “Nih ngerjain yang baca cerita ini, pasti pada ngeres..”
Tante dan Mukidi: (Ketawa terbahak2).
Mukidi: “Iya tante, ni juga udah pelan banget,”
Tante: “Di emut dulu yah biar enak di masukinnya?”
Mukidi: “Ohh iya, tante.”
Tante: “Masukinnya jangan meleset ya Muk.”
Mukidi: “Pasti tante, kan Mukidi masih jelas liat lobangnya.”
Tante: “Kalo sudah masuk langsung di tarik ya, jangan lama2 nanti robek.”
Mukidi: “Yaa ampun tante, gak mungkin la robek, kan pelan2.”
Tante: “Kalo udah keluar kasih sama tante yah Muk.”
Mukidi: “Bentar dulu tante ini masih lama.”
Tante: “Cepetan Muk, tante dah gak sabar.”
Mukidi: “Lebay ihh tante, jahit kainnya kan besok, jadi masukin benang ke jarum besok aja ya, nunggu Mukidi pulang kerja”
Tante: “Jadi dari tadi kamu ngapain?”
Mukidi: “Nih ngerjain yang baca cerita ini, pasti pada ngeres..”
Tante dan Mukidi: (Ketawa terbahak2).
Spoiler for BELI TABLET:
Mukidi yang baru dapat THR berniat membelikan anaknya tablet model terbaru,
Mukidi: “Berapa harga iPad itu mbak? ”
SPG: “5 juta. ”
Mukidi: “Kalau harga iPad 2? ”
SPG: “6 juta. ”
Mukidi: “Kalau Galaxy Tab 1 yang itu? ”
SPG: “3 juta. ”
Mukidi: “Mmmm, yang Galaxy 2? ”
SPG: “Kalau itu 4 juta. ”
Mukidi: “Waaah mahal mahal ya? Ada tablet yang murah ngak mbak? ”
SPG: “Ada, PARAMEK!! Mauuu? Rp. 2.000,- dapat 4 tablet. ”
Mukidi: “Berapa harga iPad itu mbak? ”
SPG: “5 juta. ”
Mukidi: “Kalau harga iPad 2? ”
SPG: “6 juta. ”
Mukidi: “Kalau Galaxy Tab 1 yang itu? ”
SPG: “3 juta. ”
Mukidi: “Mmmm, yang Galaxy 2? ”
SPG: “Kalau itu 4 juta. ”
Mukidi: “Waaah mahal mahal ya? Ada tablet yang murah ngak mbak? ”
SPG: “Ada, PARAMEK!! Mauuu? Rp. 2.000,- dapat 4 tablet. ”
Spoiler for DIBOHONGI EMAK EMAK:
Di supermarket, Mukidi sedang belanja tanpa sadar di ikuti oleh seorang ibu-ibu. Ketika hampir mendekati antrian dikasir,
Ibu: “Nak, maaf kalau tadi ibu ngikutin kamu terus mungkin kamu ngerasa nggak nyaman. Tapi itu karena kamu mirip anak saya yang baru saja meninggal.”
Mukidi: “Oh, ya nggak papa, Bu.”
Ibu: “Ibu punya satu permintaan, boleh?”
Mukidi: “Apa itu bu?”
Ibu: “Ketika ibu pergi, Katakanlah ‘DAH MAMAAH’ Bisa kan?”
Mukidi: “Baiklah Bu.”
(Lalu, si ibu yang didepan pemuda ngasih barang kekasir, dan menatap Mukidi terakhir kalinya).
Mukidi: “Dah Mamaaa! Jadi, Semuanya Berapa?”
Kasir: “Lima ratus ribu.”
Mukidi: “Wah, Kok Mahal amat? Aku kan cuma beli Tissu Toilet.”
Kasir: “Ibu tadi bilang kalau barang belanjaan nya mau di bayar sama Anaknya.”
Ibu: “Nak, maaf kalau tadi ibu ngikutin kamu terus mungkin kamu ngerasa nggak nyaman. Tapi itu karena kamu mirip anak saya yang baru saja meninggal.”
Mukidi: “Oh, ya nggak papa, Bu.”
Ibu: “Ibu punya satu permintaan, boleh?”
Mukidi: “Apa itu bu?”
Ibu: “Ketika ibu pergi, Katakanlah ‘DAH MAMAAH’ Bisa kan?”
Mukidi: “Baiklah Bu.”
(Lalu, si ibu yang didepan pemuda ngasih barang kekasir, dan menatap Mukidi terakhir kalinya).
Mukidi: “Dah Mamaaa! Jadi, Semuanya Berapa?”
Kasir: “Lima ratus ribu.”
Mukidi: “Wah, Kok Mahal amat? Aku kan cuma beli Tissu Toilet.”
Kasir: “Ibu tadi bilang kalau barang belanjaan nya mau di bayar sama Anaknya.”
Spoiler for KEMBALIIN UANG 1 JUTA:
Suami istri sedang mandi, tiba-tiba bel pintu berbunyi.
Mukidi: “Say, coba tolong lihat siapa tuh?”
Markonah istri Mukidi yang sudah selesai segera melibatkan handuk ke tubuhnya dan membuka pintu. Tampak Wakijan, tetangganya termangu di depan pintu memandangnya.
Wakijan: “Hai Nah, Mukidi ada?”
Markonah: “Lagi mandi tuh.”
Wakijan: “Aku kasih nih satu juta kalau kamu mau buka handukmu sebentar aja.”
Markonah: “Benar? Sebentar aja?”
Wakijan: “Iyaa…”
Maka dibukanya libatan handuk selama 1 menit, dan ditutupnya lagi.
Wakijan: “Hihihi,,, nih satu juta. Nanti aja urusanku sama Mukidi lewat telpon.”
(Markonah Seneng banget)
Kemudian uang tersebut disembunyikan lalu kembali ke kamar mandi.
Mukidi: “Siapa, say?”
Markonah: “Oh, Wakijan, tetangga kita.”
Mukidi: “Bagus lah, dia bilang gak, kapan mau ngembaliin uang satu juta yang dia pinjem kemarin?”
Markonah: @$%#!*
Mukidi: “Say, coba tolong lihat siapa tuh?”
Markonah istri Mukidi yang sudah selesai segera melibatkan handuk ke tubuhnya dan membuka pintu. Tampak Wakijan, tetangganya termangu di depan pintu memandangnya.
Wakijan: “Hai Nah, Mukidi ada?”
Markonah: “Lagi mandi tuh.”
Wakijan: “Aku kasih nih satu juta kalau kamu mau buka handukmu sebentar aja.”
Markonah: “Benar? Sebentar aja?”
Wakijan: “Iyaa…”
Maka dibukanya libatan handuk selama 1 menit, dan ditutupnya lagi.
Wakijan: “Hihihi,,, nih satu juta. Nanti aja urusanku sama Mukidi lewat telpon.”
(Markonah Seneng banget)
Kemudian uang tersebut disembunyikan lalu kembali ke kamar mandi.
Mukidi: “Siapa, say?”
Markonah: “Oh, Wakijan, tetangga kita.”
Mukidi: “Bagus lah, dia bilang gak, kapan mau ngembaliin uang satu juta yang dia pinjem kemarin?”
Markonah: @$%#!*
Spoiler for BELAGU:
Suatu hari di kelas sedang mempelajari bahasa inggris, dan untuk mengetes para muridnya guru tersebut menanyai setiap murid yang hadir.
Guru: “WORK artinya kerja, kalau WORKING artinya bekerja, Paham anak-anak?”
Murid2: “Paham!”
Guru: “Sekarang kalian cari kata lain, mulai dari Wakijan.”
Wakijan: “SING artinya nyanyi, jadi SINGING artinya bernyanyi.”
Guru: “Pinter, sekarang Mukidi?”
Mukidi: “SONG artinya LAGU jadi kalau SONGONG artinya BELAGU!”
Guru: “WORK artinya kerja, kalau WORKING artinya bekerja, Paham anak-anak?”
Murid2: “Paham!”
Guru: “Sekarang kalian cari kata lain, mulai dari Wakijan.”
Wakijan: “SING artinya nyanyi, jadi SINGING artinya bernyanyi.”
Guru: “Pinter, sekarang Mukidi?”
Mukidi: “SONG artinya LAGU jadi kalau SONGONG artinya BELAGU!”
Spoiler for OBAT KUAT TERBARU:
Ada seorang pemuda bernama Mukidi datang ke apotik ingin beli obat kuat agar malam pertamanya setelah menikahi Markonah terasa lebih indah.
Pada saat di apotik Mukidi ditawari oleh petugas apotik mengenai produk terbaru obat kuat.
Petugas Apotik: “Sekarang ada obat baru yang lebih mantap, Mas. Mau mencoba?”
Mukidi: “Mau dong. Apa nama dan keistimewaannya?”
Petugas Apotik: “Namanya SuperP. Dengan menelan pil ini dan bilang “Pow”, senjata Anda akan menegang dengan cepat. Kalau Anda sudah puas, tinggal bilang “Wow” dan senjata Anda akan kembali lemas.”
Karena sangat mahal, lelaki tersebut membeli dua pil untuk uji coba.
Sesampai di rumah, dia masuk ke toilet dan mencobanya. Ditelannya satu pil dan berucap “Pow”. Seketika itu juga senjatanya berdiri dan mengeras dengan cepat. Setelah puas, dia pun bilang “Wow” dan senjatanya kembali ke kondisi semula.
Malam harinya dengan penuh percaya diri Mukidi merayu Istrinya untuk berhubungan seks. Ketika keduanya sudah berada di atas ranjang dalam keadaan telanjang, dengan cepat Mukidi menelan pil SuperP yang terakhir dan berucap “Pow”.
Begitu ‘burung’-nya bertengger dengan gagahnya, Markonah Cumiik kegirangan, “Wow!”
Acara malam pertama pengantin baru Mukidi dan Markonah menjadi berantakan
Pada saat di apotik Mukidi ditawari oleh petugas apotik mengenai produk terbaru obat kuat.
Petugas Apotik: “Sekarang ada obat baru yang lebih mantap, Mas. Mau mencoba?”
Mukidi: “Mau dong. Apa nama dan keistimewaannya?”
Petugas Apotik: “Namanya SuperP. Dengan menelan pil ini dan bilang “Pow”, senjata Anda akan menegang dengan cepat. Kalau Anda sudah puas, tinggal bilang “Wow” dan senjata Anda akan kembali lemas.”
Karena sangat mahal, lelaki tersebut membeli dua pil untuk uji coba.
Sesampai di rumah, dia masuk ke toilet dan mencobanya. Ditelannya satu pil dan berucap “Pow”. Seketika itu juga senjatanya berdiri dan mengeras dengan cepat. Setelah puas, dia pun bilang “Wow” dan senjatanya kembali ke kondisi semula.
Malam harinya dengan penuh percaya diri Mukidi merayu Istrinya untuk berhubungan seks. Ketika keduanya sudah berada di atas ranjang dalam keadaan telanjang, dengan cepat Mukidi menelan pil SuperP yang terakhir dan berucap “Pow”.
Begitu ‘burung’-nya bertengger dengan gagahnya, Markonah Cumiik kegirangan, “Wow!”
Acara malam pertama pengantin baru Mukidi dan Markonah menjadi berantakan
Spoiler for NAIK UNTA ARAB:
Mukidi lagi melancong ke Arab, seperti orang Indonesia yang lainnya ia juga ikut tour naik onta. Tapi onta di Arab tidak seperti onta di Indonesia, ketika dibilang “Duduk onta”, si onta langsung duduk.
Namun lain kejadiannya, onta di Arab. Walaupun Mukidi sudah bilang “duduk, sit..sit, jongkok, diuk, lungguh”, sang onta tetap berdiri, dan akibatnya mukidi tidak bisa naik.
Pawang Onta: “Bilang Assalamualaikum, baru onta duduk..”
Mukidi: “Asalamualaikum..”
(Langsung onta duduk, Mukidi naik, onta langsung berdiri lagi..)
Mukidi: “Jalan..jalan.., walk, leumpang, mlaku, huss..huss”
(Onta tetap diam. Dipukul pukul punggungnya, onta tetap tidak mau jalan)
Pawang Onta: “Bilang Bismillah..”
Mukidi: “Bismillah..”
(Onta pun jalan..)
Mukidi senang jalan naik onta dengan Pawang Onta berjalan di sampingnya. Tak lama kemudian Mukidi bertanya,
Mukidi: “Pawang.. gimana cara nyuruh ontanya lari ya?”
Pawang Onta: “Bilang aja Alhamdulilah..”
Mukidi: “Alhamdulilah!”
(Si onta pun berlari)
Mukidi senang sekali, saking senangnya Mukidi bilang lagi “Alhamdulilah..”, dan si onta berlari tambah kencang, dan si Pawang Onta makin ketinggalan.
Ketika Mukidi sudah jauh si Pawang Onta baru ingat, belum memberi tahu caranya onta berhenti. Dari jauh Pawang Onta berteriak,
Pawang Onta: “Kalo mau berhenti, bilang Innalillahi!!!”
Karena sudah jauh Mukidi tidak mendengar.. Dan si onta terus berlari dengan kencang… sampai akhirnya dikejauhan Mukidi melihat di depan ada jurang yg sangat dalam. Mukidi ketakutan, dan mencoba menghentikan onta,
Mukidi: “Stop, stop, stoooop, stooop, oop, oop, ereun, ereun, heup..!!”
Onta tetap berlari dan jurang pun sudah terpampang di depan mata.
Mukidi: “Mati gue!”
Tahu dia akan jatuh kejurang & mati, dalam kepanikannya dia berteriak sambil memejamkan mata pasrah,
Mukidi: “Innalillahi..!!”
(Ziuuuuut.. onta berhenti,,,)
Ketika Mukidi membuka mata, dia melihat persis di tepi jurang. Saking senangnya tidak jadi mati dia berteriak: “Alhamdullilah!”
PLUNG!!! …..
Namun lain kejadiannya, onta di Arab. Walaupun Mukidi sudah bilang “duduk, sit..sit, jongkok, diuk, lungguh”, sang onta tetap berdiri, dan akibatnya mukidi tidak bisa naik.
Pawang Onta: “Bilang Assalamualaikum, baru onta duduk..”
Mukidi: “Asalamualaikum..”
(Langsung onta duduk, Mukidi naik, onta langsung berdiri lagi..)
Mukidi: “Jalan..jalan.., walk, leumpang, mlaku, huss..huss”
(Onta tetap diam. Dipukul pukul punggungnya, onta tetap tidak mau jalan)
Pawang Onta: “Bilang Bismillah..”
Mukidi: “Bismillah..”
(Onta pun jalan..)
Mukidi senang jalan naik onta dengan Pawang Onta berjalan di sampingnya. Tak lama kemudian Mukidi bertanya,
Mukidi: “Pawang.. gimana cara nyuruh ontanya lari ya?”
Pawang Onta: “Bilang aja Alhamdulilah..”
Mukidi: “Alhamdulilah!”
(Si onta pun berlari)
Mukidi senang sekali, saking senangnya Mukidi bilang lagi “Alhamdulilah..”, dan si onta berlari tambah kencang, dan si Pawang Onta makin ketinggalan.
Ketika Mukidi sudah jauh si Pawang Onta baru ingat, belum memberi tahu caranya onta berhenti. Dari jauh Pawang Onta berteriak,
Pawang Onta: “Kalo mau berhenti, bilang Innalillahi!!!”
Karena sudah jauh Mukidi tidak mendengar.. Dan si onta terus berlari dengan kencang… sampai akhirnya dikejauhan Mukidi melihat di depan ada jurang yg sangat dalam. Mukidi ketakutan, dan mencoba menghentikan onta,
Mukidi: “Stop, stop, stoooop, stooop, oop, oop, ereun, ereun, heup..!!”
Onta tetap berlari dan jurang pun sudah terpampang di depan mata.
Mukidi: “Mati gue!”
Tahu dia akan jatuh kejurang & mati, dalam kepanikannya dia berteriak sambil memejamkan mata pasrah,
Mukidi: “Innalillahi..!!”
(Ziuuuuut.. onta berhenti,,,)
Ketika Mukidi membuka mata, dia melihat persis di tepi jurang. Saking senangnya tidak jadi mati dia berteriak: “Alhamdullilah!”
PLUNG!!! …..
Spoiler for SANDRA DALAM PERUT:
Markonah Mukidi pulang kerja agak cepat,
Mukidi: (Heran) “Ma, tumben pulang lebih cepat. Semua oke?”
Markonah: (Sambil terisak) “Mama di PHK! Mana gaji belum dibayar lagi! Mama sedih, Pa!”
Mukidi: “Apa? Kok bisa? Tau gitu harusnya Mama ambil aja inventaris kantor untuk gantinya!”
Markonah: “Mana bisa, kan ada CCTV kalo ketauan malah jadi urusan.”
Mukidi: “Hmm, kalo gitu kita tuntut saja pake pengacara, bagaimna?”
Markonah: “Mending kalo MENANG, kalo KALAH?”
Mukidi: “Iya juga, ya.”
Markonah: “Tapi tenang saja Pa Mama sudah sandera anaknya sebagai jaminan biar si Boss mau bayar!”
Mukidi: “Wuidih cerdas, berani juga Mama. Jadi, sekarang dimana anaknya?”
Markonah: “Ini dalam perut Mama!”
Mukidi: “Hah…”
Mukidi: (Heran) “Ma, tumben pulang lebih cepat. Semua oke?”
Markonah: (Sambil terisak) “Mama di PHK! Mana gaji belum dibayar lagi! Mama sedih, Pa!”
Mukidi: “Apa? Kok bisa? Tau gitu harusnya Mama ambil aja inventaris kantor untuk gantinya!”
Markonah: “Mana bisa, kan ada CCTV kalo ketauan malah jadi urusan.”
Mukidi: “Hmm, kalo gitu kita tuntut saja pake pengacara, bagaimna?”
Markonah: “Mending kalo MENANG, kalo KALAH?”
Mukidi: “Iya juga, ya.”
Markonah: “Tapi tenang saja Pa Mama sudah sandera anaknya sebagai jaminan biar si Boss mau bayar!”
Mukidi: “Wuidih cerdas, berani juga Mama. Jadi, sekarang dimana anaknya?”
Markonah: “Ini dalam perut Mama!”
Mukidi: “Hah…”
Spoiler for JALAN TOLL:
Mukidi ingin keliling Jakarta, dengan naik metromini. Diam-diam ia mengamati segala yang terjadi di dalam metromini. Termasuk tingkah laku kernet & penumpang metromini tersebut.
(Tak lama kemudian).
Kernet: “Dirman, dirman, dirman.” (Tanda bahwa mertomini telah sampai di jl sudirman).
Penumpang laki-laki: (Teriak) “Kiri!” (Dan turunlah penumpang tersebut).
(Selang berapa lama).
Kernet: (Teriak) “Kartini, kartini, kartini.”
Cewek muda: (Nyeletuk). “Kiri!” (Lalu cewek tersebut pun turun).
(Beberapa lama).
Kernet: (Teriak lagi) “Wahidin, wahidin, wahidin.”
Cowok: “Kiri!”
(Tak selang lama).
Kernet: (Teriak lagi). “GATOT SUBROTO! GATOT SUBROTOO!
Pemuda ganteng berkumis tebal: “Kiri!” (Maka turunlah si kumis itu).
Maka, tinggallah seorang diri MUKIDI dalam metromini. Dengan hati ngedumel, lama lama jengkel juga dia. Lalu dicoleklah si kernet,
Mukidi: (Dengan nada marah) “Korang ajar sampiyan ya. Dari tadi orang-orang sampiyan panggil. Lha nama saya ndak sampiyan nggil panggil! Kalo begini caranya, kapan saya toron!”
(Untung si kernet tanggap).
Kernet: “Siapa nama bapak?”
Mukidi: “Namaku MUKIDI.”
Kernet: (Langsung teriak) “MUKIDI, MUKIDI, MUKIDI!”
MUKIDI: (Lega) “Naah. Begitu! Kiri!” (Maka turunlah MUKIDI di jalan tol).
Bagi yang menemukan MUKIDI harap menghubungi keluarganya di Sumenep. Selamat berkarya semuanya. Mukidi saiki lagi nunggu angkot neng tol.
(Tak lama kemudian).
Kernet: “Dirman, dirman, dirman.” (Tanda bahwa mertomini telah sampai di jl sudirman).
Penumpang laki-laki: (Teriak) “Kiri!” (Dan turunlah penumpang tersebut).
(Selang berapa lama).
Kernet: (Teriak) “Kartini, kartini, kartini.”
Cewek muda: (Nyeletuk). “Kiri!” (Lalu cewek tersebut pun turun).
(Beberapa lama).
Kernet: (Teriak lagi) “Wahidin, wahidin, wahidin.”
Cowok: “Kiri!”
(Tak selang lama).
Kernet: (Teriak lagi). “GATOT SUBROTO! GATOT SUBROTOO!
Pemuda ganteng berkumis tebal: “Kiri!” (Maka turunlah si kumis itu).
Maka, tinggallah seorang diri MUKIDI dalam metromini. Dengan hati ngedumel, lama lama jengkel juga dia. Lalu dicoleklah si kernet,
Mukidi: (Dengan nada marah) “Korang ajar sampiyan ya. Dari tadi orang-orang sampiyan panggil. Lha nama saya ndak sampiyan nggil panggil! Kalo begini caranya, kapan saya toron!”
(Untung si kernet tanggap).
Kernet: “Siapa nama bapak?”
Mukidi: “Namaku MUKIDI.”
Kernet: (Langsung teriak) “MUKIDI, MUKIDI, MUKIDI!”
MUKIDI: (Lega) “Naah. Begitu! Kiri!” (Maka turunlah MUKIDI di jalan tol).
Bagi yang menemukan MUKIDI harap menghubungi keluarganya di Sumenep. Selamat berkarya semuanya. Mukidi saiki lagi nunggu angkot neng tol.
Spoiler for GARA GARA UANG 15 RIBU:
Seorang Nenek berkaca mata tebal naik Bus jurusan Jogja-Solo. Tak lama datang Kondektur menagih ongkos bis yang Rp.15.000
Kondektur: “Maaf ongkosnya Nek.”
Si Nenek: (Dengan slow motion).
Membuka retsleting tasnya yang diletakkan di sebelahnya. Karena matanya yang sudah rabun si Nenek belum menemukan uangnya.
Nenek: “Ntar ya mas belum ketemu nih.”
Kondektur: (Dengan sabar melanjutkan ke penumpang yang lain).
Tak lama kemudian si kondektur balik lagi ke si Nenek.
Kondektur: “Sudah ada Nek ongkos nya?”
Si Nenek yang pelupa dan rabun kembali membuka retsleting dan men-cari2 lembaran uang nya.
Nenek: “Waduh maaf mas belum ketemu, sabar ya pasti saya bayar koq.”
Kejadian tersebut terulang beberapa kali selama perjalanan. Akhirnya MUKIDI yang duduk persis di sebelah tas si Nenek berkata,
Mukidi: “Maaf ya Nek saya bayarin aja ya..”
Tanpa menunggu jawaban si Nenek, Mukidi memberikan 3 lembar uang 5 ribuan ke kondektur. Si kondektur terharu dan bangga terhadap sikap Mukidi.
Kondektur: “Alangkah mulia dan baik hatimu anak muda.”
Demikian juga si Nenek,
Nenek: (Dengan haru dan suara bergetar) “Aduh nak kamu baik sekali, terima kasih ya!”
Mukidi: “Gak papa Nek, daripada gara-gara uang 15 ribu retsleting celana saya bolak-balik dibuka-tutup dan di aduk2 mending saya bayarin deh. Lama-lama ngilu juga.”
Kondektur: “Maaf ongkosnya Nek.”
Si Nenek: (Dengan slow motion).
Membuka retsleting tasnya yang diletakkan di sebelahnya. Karena matanya yang sudah rabun si Nenek belum menemukan uangnya.
Nenek: “Ntar ya mas belum ketemu nih.”
Kondektur: (Dengan sabar melanjutkan ke penumpang yang lain).
Tak lama kemudian si kondektur balik lagi ke si Nenek.
Kondektur: “Sudah ada Nek ongkos nya?”
Si Nenek yang pelupa dan rabun kembali membuka retsleting dan men-cari2 lembaran uang nya.
Nenek: “Waduh maaf mas belum ketemu, sabar ya pasti saya bayar koq.”
Kejadian tersebut terulang beberapa kali selama perjalanan. Akhirnya MUKIDI yang duduk persis di sebelah tas si Nenek berkata,
Mukidi: “Maaf ya Nek saya bayarin aja ya..”
Tanpa menunggu jawaban si Nenek, Mukidi memberikan 3 lembar uang 5 ribuan ke kondektur. Si kondektur terharu dan bangga terhadap sikap Mukidi.
Kondektur: “Alangkah mulia dan baik hatimu anak muda.”
Demikian juga si Nenek,
Nenek: (Dengan haru dan suara bergetar) “Aduh nak kamu baik sekali, terima kasih ya!”
Mukidi: “Gak papa Nek, daripada gara-gara uang 15 ribu retsleting celana saya bolak-balik dibuka-tutup dan di aduk2 mending saya bayarin deh. Lama-lama ngilu juga.”
SAYA TIDAK MENOLAK DI BERI



Spoiler for SUMUR:
GOOGLE.CO.ID


0
3.8K
Kutip
22
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan