- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Golkar marah, PDIP sebut pakaikan jas merah biar Ahok tak arogan


TS
hatree.com
Golkar marah, PDIP sebut pakaikan jas merah biar Ahok tak arogan
Quote:

Quote:
Merdeka.com - Momen saat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memakaikan jas merah kepada Basuki T Purnama (Ahok) ternyata membuat Partai Golkar meradang. Golkar menyebut PDIP egois, sebab Ahok adalah milik bersama.
Politisi PDIP Eva Kusuma Sundari mengatakan, pemakaian jaket itu berisi pesan untuk Ahok agar tidak melupakan sejarah bahwa PDIP yang telah memenangkannya di Pilgub 2012 lalu. Sekaligus, katanya, pesan juga agar Ahok tidak bersikap arogan.
"Bukan monopoli, pengenaan jas partai itu message untuk Ahok yang menguntungkan parpol-parpol. Ingat parpol (pengusung) ya, jangan terus berstatement historis, kacang lupa lanjaran (tiang penyangga).Ini upaya agar Ahok jadi pemimpin yang tidak arogan, mentang-mentang, lupa kesejarahan," kata Eva saat kepada merdeka.com, Jumat (23/9).
Selain berjasa memenangkan Ahok, Eva menyebut PDIP lah yang menyediakan portofolio program dan kebijakan bagi pasangan Jokowi-Ahok. Bahkan selepas Jokowi naik menjadi presiden, PDIP terus mengawal pemerintahan Ahok hingga akhir masa jabatannya.
"Mohon diingat semuanya, PDIP adalah pengusung sejak 2012 hingga berakhirnya jabatan kelak. Sebagaimana dinyatakan Ahok, dia meneruskan dan melaksanakan kebijakan-kebijakan Jokowi yang portofolio nya disediakan PDIP," terangnya.
Lebih lanjut, Eva mengklaim, elektabilitas Ahok yang tinggi tak lepas dari peran PDIP. Sehingga, menurutnya, pemberian jaket itu adalah hal yang wajar dan 'fair'.
"Jika sekarang Ahok elektabilitas-nya tinggi ya ada kontribusi nyata PDIP selama 5 tahun, ini jadi proses yang historis. Jasmerah deh, ini yang fair apalagi kemudian kursi PDIP terbanyak, harus ada keadilan dalam memotret fakta," tegasnya.
Apalagi, kata Eva, PDIP adalah partai dengan kursi terbanyak di Jakarta. Oleh karena itu, dia meminta Golkar untuk melihat fakta tersebut dan tidak asal protes.
"Enggak usah emosi, saham kita terbesar ngitungnya mundur. Past and present values. Ini fair, bukan egois. PDIP dukung kan bukan baru belakangan 2 bulan ini?" pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memimpin langsung pendaftaran pasangan Basuki T Purnama-Djarot Saiful Hidayat di Pilgub DKI 2017. Bahkan dalam pendaftaran di KPU DKI, Rabu (21/9) kemarin, Megawati memakaikan jas merah kepada Ahok, yang diketahui bukan kader PDIP.
Wasekjen Partai Golkar, Maman Abdurrahman protes momen Megawati memakaikan jas merah kepada Ahok. Menurut dia, Ahok bukan milik PDIP, tapi milik bersama.
"Ahok itu milik kita semua, milik rakyat Jakarta, milik semua Partai yang mengusung, tapi bukan milik satu partai saja seperti yang diinginkan oleh PDIP menjadi Partai Pengusung Utama dimana partai yang lain hanya pelengkap," kata Maman kepada wartawan, Kamis (22/9).
Maman bahkan menantang PDIP harusnya bisa usung kadernya sendiri di Pilgub DKI 2017, bukan Ahok. Apalagi, PDIP memiliki suara terbanyak di DKI Jakarta, bisa mengusung calon sendiri tanpa koalisi.
"Menurut saya kalau PDIP merasa perolehan kursinya paling tinggi dengan 28 kursi, kan bisa mengusung calon sendiri. Kalau memang PDIP merasa kuat kenapa tidak mengusung calon sendiri? Jangan ciderai semangat kebersamaan semua Partai pendukung yang sudah mendukung sejak awal," kata dia lagi.
Dia menilai PDIP telalu egois karena ingin sepenuhnya menguasai Ahok. Hal ini terlihat dari aksi Megawati yang memakaikan jas merah kepada Ahok.
"Insiden pemaksaan kepada Ahok untuk memakai jaket merah kepada Ahok adalah sebuah bentuk tindakan egois dan arogan dengan mengesampingkan kepentingan yang lebih besar, yaitu kebersamaan dalam koalisi," terang dia.
"Sekali lagi Ahok itu milik publik Jakarta dan dukungan kepada Ahok adalah dukungan murni dan obyektif. Tidak perlu ada klaim-klaim dan monopoli sebagai pengusung utama. Posisi semua partai setara," pungkasnya.
https://www.merdeka.com/politik/golk...ak-arogan.html
Politisi PDIP Eva Kusuma Sundari mengatakan, pemakaian jaket itu berisi pesan untuk Ahok agar tidak melupakan sejarah bahwa PDIP yang telah memenangkannya di Pilgub 2012 lalu. Sekaligus, katanya, pesan juga agar Ahok tidak bersikap arogan.
"Bukan monopoli, pengenaan jas partai itu message untuk Ahok yang menguntungkan parpol-parpol. Ingat parpol (pengusung) ya, jangan terus berstatement historis, kacang lupa lanjaran (tiang penyangga).Ini upaya agar Ahok jadi pemimpin yang tidak arogan, mentang-mentang, lupa kesejarahan," kata Eva saat kepada merdeka.com, Jumat (23/9).
Selain berjasa memenangkan Ahok, Eva menyebut PDIP lah yang menyediakan portofolio program dan kebijakan bagi pasangan Jokowi-Ahok. Bahkan selepas Jokowi naik menjadi presiden, PDIP terus mengawal pemerintahan Ahok hingga akhir masa jabatannya.
"Mohon diingat semuanya, PDIP adalah pengusung sejak 2012 hingga berakhirnya jabatan kelak. Sebagaimana dinyatakan Ahok, dia meneruskan dan melaksanakan kebijakan-kebijakan Jokowi yang portofolio nya disediakan PDIP," terangnya.
Lebih lanjut, Eva mengklaim, elektabilitas Ahok yang tinggi tak lepas dari peran PDIP. Sehingga, menurutnya, pemberian jaket itu adalah hal yang wajar dan 'fair'.
"Jika sekarang Ahok elektabilitas-nya tinggi ya ada kontribusi nyata PDIP selama 5 tahun, ini jadi proses yang historis. Jasmerah deh, ini yang fair apalagi kemudian kursi PDIP terbanyak, harus ada keadilan dalam memotret fakta," tegasnya.
Apalagi, kata Eva, PDIP adalah partai dengan kursi terbanyak di Jakarta. Oleh karena itu, dia meminta Golkar untuk melihat fakta tersebut dan tidak asal protes.
"Enggak usah emosi, saham kita terbesar ngitungnya mundur. Past and present values. Ini fair, bukan egois. PDIP dukung kan bukan baru belakangan 2 bulan ini?" pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memimpin langsung pendaftaran pasangan Basuki T Purnama-Djarot Saiful Hidayat di Pilgub DKI 2017. Bahkan dalam pendaftaran di KPU DKI, Rabu (21/9) kemarin, Megawati memakaikan jas merah kepada Ahok, yang diketahui bukan kader PDIP.
Wasekjen Partai Golkar, Maman Abdurrahman protes momen Megawati memakaikan jas merah kepada Ahok. Menurut dia, Ahok bukan milik PDIP, tapi milik bersama.
"Ahok itu milik kita semua, milik rakyat Jakarta, milik semua Partai yang mengusung, tapi bukan milik satu partai saja seperti yang diinginkan oleh PDIP menjadi Partai Pengusung Utama dimana partai yang lain hanya pelengkap," kata Maman kepada wartawan, Kamis (22/9).
Maman bahkan menantang PDIP harusnya bisa usung kadernya sendiri di Pilgub DKI 2017, bukan Ahok. Apalagi, PDIP memiliki suara terbanyak di DKI Jakarta, bisa mengusung calon sendiri tanpa koalisi.
"Menurut saya kalau PDIP merasa perolehan kursinya paling tinggi dengan 28 kursi, kan bisa mengusung calon sendiri. Kalau memang PDIP merasa kuat kenapa tidak mengusung calon sendiri? Jangan ciderai semangat kebersamaan semua Partai pendukung yang sudah mendukung sejak awal," kata dia lagi.
Dia menilai PDIP telalu egois karena ingin sepenuhnya menguasai Ahok. Hal ini terlihat dari aksi Megawati yang memakaikan jas merah kepada Ahok.
"Insiden pemaksaan kepada Ahok untuk memakai jaket merah kepada Ahok adalah sebuah bentuk tindakan egois dan arogan dengan mengesampingkan kepentingan yang lebih besar, yaitu kebersamaan dalam koalisi," terang dia.
"Sekali lagi Ahok itu milik publik Jakarta dan dukungan kepada Ahok adalah dukungan murni dan obyektif. Tidak perlu ada klaim-klaim dan monopoli sebagai pengusung utama. Posisi semua partai setara," pungkasnya.
https://www.merdeka.com/politik/golk...ak-arogan.html
artinya selama ini memang arogan ya mbak

0
4.2K
Kutip
42
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan