Petugas Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil punya PR berat ditahun-tahun kedepan untuk memastikan pencatatan nama di akta lahir harus sesuai dengan pilihan orang tua.
Spoiler for :
Ada sebuah cerita, pada tahun 1982 lahir seorang anak laki-laki yang hendak diberi nama oleh orang tuanya Iqbal Hakim. Entah karena petugas pencatatnya malas, agak kurang mendengar atau capek, dia hanya menulis Hakim. Anak itu jadi punya satu nama tunggal, dan sehari-hari keluarga dan teman memanggil dia dengan Iqbal. Repot bener jadi si anak itu karena "kesalahan" petugas pencatat.
Bagaimana sekarang ya? saat anak-anak diberi nama lebih banyak huruf konsonan ketimbang vokal, pelafalan yang berbeda-beda, dengan lebih banyak E pada huruf vokal.
Quote:
Belum lagi jika kakek-nenek, om-tante urunan sumbang nama. Nama anak sudah panjang, bahkan sebelum ditambah gelar
Quote:
Jika ada orang tua yang memberi nama anaknya ke-arab-araban, ada juga yang ke bahasa sanskerta, nama populer barat, tergantung asal-usul dan selera. Petugas tidak akan menanyakan artinya, ngetiknya aja repot.
Quote:
Masih ada lho orang tua yang ogah repot, kasih nama anak "old skool"