Kaskus

News

BeritagarIDAvatar border
TS
BeritagarID
Saksi ahli Jessica terlibat pembunuhan 'American Beauty'?
Saksi ahli Jessica terlibat pembunuhan 'American Beauty'?
Terdakwa kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso (kiri) mengikuti sidang lanjutan dengan agenda mendengarkan keterangan saksi meringankan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (14/9/2016).

Jaksa penuntut meragukan kredibilitas Michael David Robertson. Ahli toksikologi pihak Jessica Kumala Wongso ini ternyata diberitakan pernah terlibat sebuah pembunuhan memakai racun di Amerika Serikat.

"Informasi tersebut betul atau tidak?," tanya Jaksa Ardito kepada Robertson dalam sidang pembunuhan Wayan Mirna Salihin yang ke-23 di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat seperti diberitakan Detik.com Rabu (21/9/2016).

Jaksa kemudian menunjukkan sebuah artikel di situs dailymail.co.uk di sidang. Isi laman itu menginformasikan kasus pembunuhan yang dilakukan Kristin Rossum, pegawai San Diego County Medical Examiner's Office, terhadap suaminya, Gregory de Villers, pada November 2000. Bos Rossum di kantor tersebut adalah Robertson.

Ketika menjawab pertanyaan jaksa, Robertson mengaku tak tahu. Namun, saat hakim mempersoalkan namanya di berita tersebut, Michael membenarkan. "Apakah itu benar nama Anda?" tanya Hakim Binsar Gultom kepada Robertson yang didampingi penerjemah. "Saya percaya itu nama saya," katanya.

Oleh panel juri pengadilan San Diego, Rossum, yang merupakan putri salah satu penasihat Presiden Ronald Reagan, dianggap bertanggung jawab atas kematian suaminya. Dia terbukti memperoleh racun fentanyl yang digunakan untuk membunuh suaminya.

Fentanyl adalah jenis obat opium yang memiliki fungsi sebagai pereda rasa sakit.

Pengadilan, dalam prosesnya, menemukan fentanyl di meja kerja Robertson. Diketahui juga riwayat komputer miliknya pernah membuka laman soal racun itu. Tapi penemuan pengadilan tersebut dibantah.

"Saya mungkin memiliki 100 jenis presentasi dalam bentuk power point dan mencari 1000 lebih artikel dari setiap obat A-Z di komputer, dan fentanyl adalah salah satunya," kata Robertson di pengadilan--dikutip Sunday Herald Sun.

Pemicu pembunuhan itu adalah karena Greg (nama panggilan suaminya) memergoki perselingkuhan Robertson dan istrinya. Dia mengancam akan mengungkap ke publik, sekaligus memberi tahu khalayak bahwa istrinya adalah pecandu narkoba.

Takut terungkap, Rossum menghabisi nyawa Greg dengan racun, kemudian menutupi mayat suaminya itu dengan kelopak mawar segar persis adegan di American Beauty, film yang populer tahun 1999. Dalam film, aktris Mena Suvari berbaring di tempat tidur penuh dengan kelopak mawar--yang juga menjadi sampul depan film.

Karena kemiripan itu media di Amerika menyebut kasus pembunuhan terhadap Greg dengan nama "American Beauty Murder".

Rossum divonis dengan tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan dihukum seumur hidup pada 2002. Dia tidak memperoleh pembebasan bersyarat.

Sementara Robertson, sekarang berusia 46, kembali ke Melbourne, Australia pada 2001. Dia dipecat dari San Diego County Medical Examiner's Office setelah bekerja selama enam bulan.

Dikutip Merdeka.com, pihak berwenang Amerika sebenarnya sudah mengeluarkan surat penangkapan untuk memeriksa Robertson. Tapi dalam perkembangannya, entah bagaimana, Robertson bebas dan tetap bisa bekerja sebagai ahli toksikologi di Monash University Australia.

"Dia (Robertson) tidak ditahan tapi akan didenda 100 dolar apabila dia kembali ke Amerika Serikat," kata Arif penerjemah Michael di sidang Jessica.

Dalam sidang pembunuhan Mirna, Robertson meragukan Mirna meninggal karena sianida. Alibinya, bila seseorang meninggal karena sianida yang masuk melalui mulut maka akan ditemukan jejaknya di lambung, usus, jantung, otak, hati dan dan seluruh jaringan tubuh.

Sementara jika sianida yang masuk melalui saluran pernapasan, maka zat racun itu akan ditemukan pada paru-paru, hati dan darah.

Berdasarkan dokumen hasil analisis Laboratorium Forensik Mabes Polri yang diterimanya, Robertson mengatakan, tidak ada sianida yang terdeteksi dalam isi lambung yang diambil 70 menit kemudian itu. Namun, sianida dalam jumlah kecil (0,2 miligram per liter) ditemukan, setelah 3 hari kemudian dari lambung.

"Seharusnya ditemukan sianida dalam jumlah besar, seandainya masuk melalui mulut," tutur Robertson.

Menurutnya karena sianida muncul dalam jumlah kecil dan diambil tiga hari sesudah kematian, maka ia menyimpulkan bahwa jawaban paling mungkin adalah sianida itu terbentuk setelah kematian.

"Mungkin karena ada bakteri dalam lambung, maka hal itu dapat membentuk sianida pascakematian," ujar Robertson.

Ini bukan pertama kalinya kubu Jessica menghadirkan ahli dari luar negeri. Sebelumnya Prof Beng Beng Ong yang juga berasal dari Australia--memberi kesaksiannya.

Namun usai memberikan keterangan, Beng Ong langsung diamankan pihak imigrasi Bandara Soekarno-Hatta lantaran diduga menyalahi izin visa. Akibatnya ia di deportasi dan dicekal masuk ke Indonesia selama 6 bulan.
Saksi ahli Jessica terlibat pembunuhan 'American Beauty'?


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...merican-beauty

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Saksi ahli Jessica terlibat pembunuhan 'American Beauty'? Made Sandy Salihin: Pelit banget bunuh orang dengan segelas kopi

- Saksi ahli Jessica terlibat pembunuhan 'American Beauty'? Irman Gusman diberhentikan

- Saksi ahli Jessica terlibat pembunuhan 'American Beauty'? Menikmati wisata alam dan sejarah di sepanjang SelatKarimata

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
6.6K
9
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan