CARI MUKA,

kali ini saya akan membahas bagaimana norma - norma serta pro dan kontra dari 'Cari Muka' itu sendiri tentunya yang sesuai judul yaitu cari muka di dalam dunia kerja.

Dalam dunia kerja bukanlah hal yang aneh jika ada seorang karyawan yang ingin terlihat sebagai karyawan yang baik, teladan serta memiliki harapan untuk bisa dekat dengan atasan dengan alasan kenaikan jabatan atau mungkin untuk kenaikan gaji dan berbagai alasan lainnya. Biasanya seorang karyawan akan melakukan berbagai cara untuk bisa terlihat sebagai karyawan yang baik atau bahkan untuk sekedar dapat dekat dengan atasannya untuk suatu alasan tertentu.

Dalam seni mendekati atasan ada 2 kategori hal yang bisa di pilih, yang pertama yaitu benar-benar bekerja sesuai perintah, cepat dan tepat, serta memaksimalkan kemampuan yang dimiliki dan cara yang kedua adalah yang akan kita bahas kali ini yaitu dengan cara CARI MUKA.

CARI MUKA biasanya di gunakan oleh karyawan-karyawan yang notabene memiliki kemampuan bekerja yang kurang dari pada karyawan lainnya, atau bisa di katakan bukan yang termasuk kategori the real karyawan teladan, tapi jangan salah meski bukan karyawan yang benar-benar teladan, tapi karyawan yang sukses CARI MUKA kepada atasannya biasanya malah memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari karyawan-karyawan yang nyata nyata seorang karyawan teladan, atau mungkin sang karyawan yang sukses CARI MUKA itu akan mendapatkan perlakuan yang istimewa dari atasannya di bandingkan karyawan paling teladan di tempat kerjanya atau bahkan karyawan yang jabatannya lebih tinggi darinya sekalipun.

Tapi yang namanya jabatan tinggi atau perlakuan istimewa dari atasan dengan modal kemampuan kerja kurang pastinya akan menuai pro dan kontra dari manusia - manusia di sekitarnya, bahkan tidak sedikit pula para pelaku CARI MUKA  yang di diskriminasi oleh rekan - rekan kerjanya.

Nah, dalam hal ini saya memiliki sudut pandang tersendiri mengenai para pelaku CARI MUKA di dalam dunia kerja, Saya justru mempunyai sebuah anggapan jika CARI MUKA juga termasuk sebagai 'bakat' dan 'bekal' seorang pelaku CARI MUKA tersebut yang di berikan oleh Yang Maha Satu. Jadi bukanlah sebuah kesalahan jika seseorang mampu dengan baik memaksimalkan kesempatan CARI MUKA DI DUNIA KERJA, toh kalian pasti juga pernah mendengar jika manusia memang di ciptakan dengan paras juga kemampuan beragam untuk sebuah kesinambungan di dunia ini, banyak di antara kita yang di bekali bakat oleh Tuhan YME sebagai seorang seniman, ada juga yang di bekali bakat seorang Pekerja Keras, bakat sebagai pemimpin, dan sebagainya begitu pula bakat sebagai PELAKU CARI MUKA.

Sekali lagi saya tekankan bawasannya CARI MUKA adalah hal yang lumrah di dalam dunia kerja dan bukanlah suatu kesalahan, hanya saja untuk menjadi PELAKU CARI MUKA yang sukses dan tidak memancing sikap diskriminatif rekan - rekan kerja kita terhadap kita, kita harus dapat menerapkan sikap sesuai norma - norma CARI MUKA yang sehat dan beradab.
1. Belajarlah tidak berlaku semena - mena atau sok sok berkuasa meski sejatinya kekuasaan memanglah telah anda miliki.
2. Berusahalah tidak memonopoli teman atau tidak pilih-pilih teman berdasarkan jabatan atau status pekerjaan, 
3. yang paling penting jangan pernah sedikitpun menceritakan keburukan teman kerja kita kepada atasan anda (tukang lapor) meskipun anda di janjikan sebuah jabatan atau apapun oleh atasan kita, karena hakikatnya sebahagia apapun kalian jika saat menggapainya dengan cara menjatuhkan kawan niscaya kebahagiaanmu tidak akan lama, kecuali hal tersebut menyangkut kelangsungan karir anda di perusahaan tersebut, toleransi untuk diri sendiri patut di ambil.

Nah sekiranya di atas adalah pro dan kontra serta norma - norma beradab CARI MUKA DI DUNIA KERJA yang di lihat dari sudut pandang saya pribadi, jika anda memiliki sudut pandang lain dan berminat menyampaikan asumsi anda di sini silahkan, saya membuka forum untuk sharing sekaligus menambah teman.

Terima kasih, assalamu 'alaikum.........