- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Di Bintan Pertamina 'Sulap' Pertamax Turun jadi Premium


TS
presidenkoplak
Di Bintan Pertamina 'Sulap' Pertamax Turun jadi Premium
Quote:

Jakarta - PT Pertamina (Persero) sedang membangun fasilitas penyimpanan dan pencampuran (storage and blending) mogas berkapasitas 260.000 kiloliter (KL) di Tanjung Uban, Pulau Bintan. Fasilitas ini dapat mencampur nafta dengan mogas 92 atau mogas 95 sehingga menghasilkan mogas 88 alias bensin premium.
Dengan adanya fasilitas ini, impor premium yang saat ini 7 juta barel per bulan dapat berkurang 2 juta barel per bulan. Targetnya, faslitas penyimpanan dan pencampuran di Pulau Bintan dapat mulai beroperasi tahun 2017.
"Di Tanjung Uban, Bintan, kita ada pembangunan fasilitas baru. Jadi kita punya kapasitas storage sebesar 260.000 KL untuk blending sehingga kita bisa mengurangi lagi pembelian mogas 88 di pasaran. Ini bisa 2 juta barel per bulan, impor premium bisa dikurangi," kata SVP Integrated Supply Chain Pertamina, Daniel Purba, dalam diskusi di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (21/9/2016).
Diakui Daniel, fasilitas ini tidak mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM). Impor mogas 88 memang akan berkurang, tapi impor mogas 92 akan bertambah dengan jumlah yang sama. Tetapi menurutnya akan ada efisiensi yang dihasilkan, meski belum ada perhitungan rinci berapa efisiensinya.
Dia mengungkapkan, premium yang diimpor Pertamina dari Singapura adalah mogas 92 alias pertamax yang dicampur dengan nafta sehingga turun kualitasnya menjadi mogas 88. Sekarang proses pencampuran itu akan dilakukan Pertamina sendiri.
Dengan melakukan blending sendiri, Pertamina bisa memperoleh mogas 88 dengan biaya lebih murah. Pertamina tinggal mencari bahan-bahan baku yang tepat untuk menghasilkan mogas 88 dengan cara paling efisien.
"Daripada beli hasil adukan orang lain, kalau kita kerja sendiri, pintar cari bahan baku, bisa lebih murah. Misalnya mogas 88 itu nafta plus mogas 92. Yang agak kompleks, nafta yang murah kita cari, blending dengan mogas 92 atau mogas 95 untuk dijadikan mogas 88. Kalau spesifikasi nafta beda, campurannya pun beda," paparnya.
Diakuinya juga, tak lama lagi premium akan menghilang dari pasaran di Indonesia. Direktorat Pemasaran Pertamina sendiri punya target premium dapat dihapus secara perlahan-lahan hingga 2019.
Maka fasilitas di Pulau Bintan ini ke depan tidak akan lagi dipakai untuk memasok mogas 88 ke dalam negeri, tapi ke negara-negara yang masih menggunakan mogas 88, misalnya beberapa negara-negara di kawasan Indocina. Bisa juga fasilitas ini dipakai untuk menghasilkan mogas 90 alias pertalite.
"Jangka menengah dan panjang, ini untuk melayani market di Asia Pasifik. Myanmar masih pakai mogas 88, Kamboja, di Indocina masih pakai mogas 88. Tim lagi bekerja untuk mencari skema terbaik. Mungkin bisa kita pakai juga untuk Pertalite," tutupnya. (dna/dna)
Sumber
Perusahaan bodoh!! daripada ribet kek gitu napa gak langsung jual aja pertamax seharga premium
ntah kenapa nih negara gak ingin rakyatnya seneng dikit

0
3.8K
Kutip
21
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan