Kaskus

News

aga377Avatar border
TS
aga377
Diintimidasi Preman Akibat Pemberitaan PON, Wartawan di Bandung Lapor Polisi
Diintimidasi Preman Akibat Pemberitaan PON, Wartawan di Bandung Lapor Polisi

Bandung - Wartawan Tribun Jabar, Zezen Zainal, harus mengungsikan keluarga setelah kedatangan dua lelaki 'preman' ke rumahnya di Kabupaten Bandung. Dia mensinyalir kemunculan orang tak dikenal tersebut merupakan buntut aktivitas jurnalistik yang ia lakoni. Lantaran telah mengusik keselamatan diri dan membahayakan jiwa keluarga, Zezen melaporkan persoalan tersebut kepada Polda Jabar.

"Saya menilai kejadian ancaman serta intimidasi ini sudah keterlaluan dan sangat berlebihan, ya karena sudah menyentuh dan menimpa keluarga saya," kata Zezen di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Rabu (21/9/2016).

Saban hari Zezen bertugas di Kota Bandung sebagai peliput di Pemprov Jabar. Bertepatan perhelatan akbar PON di Jabar, Zezen turut berkontribusi menggarap berita-berita seputar even olahraga empat tahunan ini.

Dua pria tak dikenal menyambangi rumah Zezen pada Selasa (20/9) kemarin, sekitar pukul 10.30 WIB. Kebetulan waktu itu Zezen sudah pergi kerja, sedangkan di rumah hanya ada istrinya seorang diri.

Tiba-tiba ujung telepon Zezen berdering. Istrinya mengontak dengan nada ketakutan. "Istri kedatangan dua pria berbadan tegap, salah satunya bertato pada tangan. Menurut istri saya, kedua orang tak dikenal itu mirip preman. Mereka menanyakan kepada istri soal keberadaan saya, selain itu bertanya kapan saya pulang dan berada di rumah. Ya mereka sudah mengintimidasi saya dan keluarga," ujar Zezen.

Zezen berkisah, sebelum dua 'preman' itu bertandang ke rumah, tanda-tanda ancaman dan intimidasi via telepon serta SMS atau pesan singkat sudah ia rasakan sejak Sabtu siang (17/9) lalu. Hari itu juga koran harian Tribun Jabar menerbitkan berita di halaman satu berjudul 'Menpora Ingatkan PB PON. Hati-hati Penggunaan Dana. Jangan Sampai Kasus PON Riau Terulang'. Berita tersebut hasil tulisan Zezen.

Pihak pengancam, sambung Zezen, mengatasnamakan LSM yang mengklaim keberatan dengan berita karya Zezen yang dianggap mengkritisi penyelenggaran PON Jabar.

"Sabtu itu saya menerima pesan singkat (SMS) dari seseorang dengan nomor yang tidak saya kenal yang menanyakan keberadaan saya. Dia lalu menelepon, tapi enggak terangkat karena ponsel lagi dicharge. Saya telepon balik, tapi enggak dijawab," ujar Zezen.

Dia melanjutkan, tak lama kemudian nomor itu mengirim beberapa SMS ancaman dan meminta tidak lagi memberitakan hal-hal sensitif tentang PB PON seperti penggunaan dana dan lainnya. Beberapa jam kemudian, Zezen kembali menerima SMS dari nomor lain yang tak dikenal dan orang berbeda.

"Dia mengaku sebagai anggota LSM. Dia meminta saya mengangkat telepon. Dalam perbincangan itu, dia keberatan dengan pemberitaan soal PON terbitan Sabtu yang saya buat. Dia dan teman-temannya yang mengaku tersinggung dengan berita tersebut meminta bertemu saya," tuturnya.

Bukan hanya itu, Zezen mengaku orang-orang tak dikenal tersebut mengancam akan mendatangi rumahnya. "Dia bilang sudah tahu tempat tinggal saya. Bahkan dia mau menghabisi saya. Sore harinya masuk panggilan ke ponsel saya dari nomor berbeda lagi. Orang itu ini mengaku dari sebuah ormas. Dia mengaku bersama dua orang sebelumnya yang hubungi saya via ponsel meminta saya menghentikan pemberitaan-pemberitaan mengkritisi PON," tutur Zezen.

Meski belum dapat dipastikan apakah mereka berkelompok, Zezen menduga pengancam telepon dan SMS serta kedatangan dua 'preman' itu saling keterkaitan.

"Istri saya mengalami trauma berat. Psikologi kami terganggu. Kemananan jiwa kami juga terancam. Makanya saya melalui kantor Tribun Jabar melaporkan ke Polda Jabar," ujarnya.

Zezen didamping Pimred Tribun Jabar Cecep Burdansyah ke Mapolda Jabar. "Karena hal ini sudah mengganggu pekerja pers, kami laporkan ke polisi," kata Cecep.

Ancaman dan intimidasi yang diterima Zezen, ujar Zezep, sudah bertentangan dengan UU Pers. Maka itu, pihaknya melaporkan sang pengancam dengan Pasal 18 UU No.40/1999 tentang Pers. "Siapa yang menghambat aktivitas jurnalistik atau menghalangi-halangi tugas wartawan, maka ada ancaman pidananya," ujar Cecep.

Cecep meminta kepada pihak-pihak yang keberatan dengan pemberitaan agar mengunakan hak jawab. "Datanglah ke kantor. Kita diskusi kalau memang merasa keberatan. Jangan melakukan tindakan-tindakan ancaman dan intimidasi," kata Cecep.

Cecep memercayakan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada Polda Jabar. "Kita belum bisa memastikan apakah para pengancam itu satu rangkaian atau bukan. Kami serahkan kepada polisi untuk mengungkapnya," kata Cecep.

Usai membuat laporan ke SPKT Polda Jabar, Zezen dan Cecep dimintai keterangan oleh petugas Ditkrimsus Polda Jabar. Bukti yang disiapkan Zezen berupa sejumlah salinan SMS dari pengancam.

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Yusri Yunus menyebut wartawan Tribun Jabar, Zezen, sudah diambil keterangan awal di SPKT Polda Jabar. "Setelah nanti kami melakukan gelar perkara untuk mencari apakah bisa masuk unsur pidana. Minimal dua bukti disiapkan pelapor untuk menjerat terlapor. Kalau memang ada unsur pidanan, kami lanjutkan ke tingkat penyidikan," ucap Yusri singkat.
(bbn/dra)

http://news.detik.com/berita/d-33032...515.1473862346

Woi jangan main preman donk emoticon-Marah
Moga2 nih preman ketangkep biar jelas disuruh siapa! emoticon-Blue Guy Bata (L)

Di satu sisi, kalau ada pemberitaan yg tidak benar, masyarakat seharusnya punya wadah utk melaporkannya dan beneran ditindaklanjuti, bukan cuma dicuekin aja (atau malah diporot plokis).
Lapor ke dewan pers pun skrg ini ga ada gunanya.

0
2.1K
21
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan