http://www.infonitas.com/megapolitan...k-djarot/19961

JAKARTA – Pasangan Ahok-Djarot berpeluang besar menang dalam Pilkada DKI bila hanya ada satu penantang. Terlebih, kalau elektabilitas penantang masih jauh di bawah Ahok.

Demikian dikatakan Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti. “Contohnya Sandiaga Uno-Mardani Ali, mereka belum bisa menyaingi petahana. Kalau hanya mereka, peluang Ahok-Djarot menang satu putaran sangat besar.”

Alhasil, untuk mengalahkan petahana, harus ada calon-calon alternatif lain guna memaksa Pilkada DKI berlangsung dua putaran. “Bila Ahok-Djarot tak menang dalam satu putaran, maka penantangnya bisa menyeimbangkan pada putaran kedua. Sebab, besar kemungkinan mereka akan bergabung untuk menantang Ahok-Djarot,” kata Ray di Dre's Kopitiam, Jakarta Pusat, Rabu (21/9/2016).

Itupun harus diisi oleh figur-figur populer yang memiliki track record baik di mata publik. Nama-nama Anies Baswedan, Yusril Ihza Mahendra, atau Rizal Ramli pantas menjadi pertimbangan oleh partai-partai tersisa yang tidak mau mendukung Ahok.

Saat ini, ada beberapa partai yang belum menentukan sikap, antara lain Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Amanat Nasional (PAN). “Mereka bisa memilih calon alternatif yang dapat merebut suara masyarakat non-Ahok dan non-Sandiaga,” tuturnya.

Intinya, penantang Ahok-Djarot harus menyusun strategi tepat agar tak bertanding siasia dalam Pilkada DKI 2017. "Yang penting targetnya jangan sampai 50 persen plus satu dulu. Nanti mereka menyeimbangkan diri dengan pasangan Ahok-Djarot," tandas Ray.