Satuberita.com - Berita Teraktual, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang beberapa ekonom untuk makan siang bersama di Istana Negara, Kamis (22/9). ketika membuka acara makan siang berbarengan, Jokowi mengakui masih tetap optimis dengan program Tax Amnesty atau Pengampunan Pajak bakal berjalan dengan baik.

" Saya hingga sekarang ini masihlah optimis dengan program ini. saya tak bicara angka, namun yang paling utama menurut saya keyakinan orang-orang pada pemerintah itu terlihat ada, lalu kepatuhan serta kesadaran membayar pajak mereka ini saya saksikan ada gerakan yang begitu baik, " tutur Presiden Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo ini menyebutkan, uang tebusan yang telah masuk dalam program Tax Amnesty menjangkau Rp 33 triliun lebih. Selain itu, telah ada sekitaran 90. 000 entrepreneur yang berperan serta dalam program itu.

" Hingga hari ini, sekurang-kurangnya tebusan kita telah menjangkau Rp 33 triliun lebih. Saya tadi membaca risetnya Citibank, ditulis disini Tax Amnesty bergerak cepat serta ada deklarasinya telah RP 1. 029 triliun serta ini adalah satu diantara Tax Amnesty berhasil yang ada didunia, ini saya baca di judulnya saja saya telah suka, " ungkap Presiden.

Tidak hanya masalah Tax Amnesty, Presiden juga mengemukakan hasil pertemuannya dengan negara anggota G20 yang berlangsung pada tanggal 4-5 September 2016 lantas pada beberapa ekonom.

" kemarin saat pertemuan paling akhir di Hangzhou di G20, saya berjumpa dengan IMF, Bank Dunia, OECD, semua tetap tahun depan masihlah pesimis kalau perkembangan ekonomi dunia bakal naik mereka jadi berikan bakal ada penurunan lagi. Ini saya sangka berita yg tidak baik, " terang dia.

Disamping itu, harga komoditas didalam negeri masihlah belum lebih baik. Kebijakan keuangan juga belum terukur.

Sementara itu, harga komoditas di dalam negeri masih belum membaik. Kebijakan keuangan pun belum terarah.

Berikut nama-nama para ekonom yang hadir dalam acara makan siang bersama Presiden Jokowi:

1. Raden Pardede (Bidang Ekonomi Makro/Fiskal/Industri)

2. Tony Prasetiantono ((Bidang Ekonomi Makro/Fiskal/Moneter)

3. Djisman Simanjuntak (Bidang Ekonomi Perdagangan Nasional)

4. Haryo Aswicahyono (Bidang Ekonomi Perdagangan Internasional/Industri)

5. Ari Kuncoro (Bidang Ekonomi Industri/Ketenagakerjaan)

6. Lukita Dinarsyah Tuwo (Bidang Perencanaan Pembangunan)

7. Elan Satriawan (Bidang Ekonomi Pembangunan/Kesehatan/Pendidikan)

8. Enny Sri Hartati (Bidang Ekonomi Pertanian/Pambangunan)

9. Iman Sugema (Bidang Ekonomi Pembangunan/Pertanian/Syariah).

10. Destry Damayanti (Ekonom Moneter/Keuangan)

11.Heriyanto Irawan (Analis Pasar)

12. Poltak Hotradero (Analis Pasar)

13. Helmi Amran (Analis Pasar)

14. Revrisond Baswir (Bidang Syariah/Akutansi/Koperasi/Korupsi)

15. Haryadi Sukamdani (Bidang Bisnis)

16. Rosan Roeslani (Bidang Bisnis)

17. Bahlil Lahadia (Bidang Bisnis)

18. Prasetyantoko

19. Kikie Boenawan (Fund Asing)

20. Hendri Saparini (Bidang Ekonomi Makro).

SUMBER