- Beranda
- Komunitas
- News
- Beritagar.id
Kisah pilu perempuan penyintas kekejaaman ISIS


TS
BeritagarID
Kisah pilu perempuan penyintas kekejaaman ISIS

Nadia Murad, penyintas kekejaman ISIS.
Mimpi buruk itu terjadi pada Agustus 2014. Pasukan yang mengatasnamakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) merebut kota Yazidi Irak bagian utara. Nadia Murad Basee Taha, perempuan 23 tahun disekap, sedangkan ibu dan saudaranya dieksekusi.
Yazidi yang memiliki jumlah penduduk sekitar 230 ribu orang menjadi target serangan ISIS karena dianggap daerah kafir. Mereka memisahkan sandera perempuan dan laki-laki. Pasukan ISIS menyekap 6.500 perempuan dan anak Yazidi. Sekitar 1.200 anak laki-laki dipaksa dan dilatih menjadi tentara ISIS.
Nadia, ketika itu masih kuliah jurusan sejarah, termasuk yang disekap dan mengalami kekerasan fisik dan seksual berulang. Ia menjadi budak tentara ISIS.
"Di bawah kekuasaan mereka, wanita yang ditangkap menjadi sasaran jika ketahuan mencoba melarikan diri. Dia dimasukkan ke dalam sel penjara dan dirudapaksa oleh semua pria yang ada di kamp. Saya dirudapaksa berkelompok," katanya dikutip BBC.
Selama dalam sekapan,Nadia tak pernah berpikir mengakhiri hidup. Dia hanya berharap tentara penyekap segera membunuhnya.
Pada November 2014, Nadia melarikan diri ketika rumah tempatnya disekap tak terkunci. Nadia bergegas menuju ke tempat pengungsian, sebelum akhirnya diterbangkan ke Jerman.
Nadia pertama kali tampil di publik dan menceritakan kisah pahitnya di hadapan Dewan Keamanan PBB pada Desember 2015. Setelah itu, Nadia aktif berkampanye untuk memperjuangkan nasib anak dan perempuan di Yazidi.
Pada 16 September 2016, Nadia didaulat menjadi duta besar untuk penghormatan penyintas perdagangan manusia yang berada di bawah Kantor Urusan Narkoba dan Kejahatan (UNODC) PBB. Ia didampingi pengacara Amal Clooney, istri aktor George Clooney.
Tak mudah bagi Nadia menceritakan kembali pengalaman pahitnya. "Tapi dunia harus tahu. Ini bukan hanya penderitaan saya, tapi penderitaan kolektif," katanya.
Nadia bertekad akan terus berkampanye untuk memperjuangkan hak anak dan perempuan serta program deradikalisasi. Terorisme telah membawa kesengsaraan bagi semua orang, terutama anak dan perempuan.
Di laman pribadinya, Nadia mengajak para penyintas terorisme bergabung dan membantu korban di daerah konflik. Ia pun berharap para pemimpin dunia bisa tergerak untuk memerangi kejahatan terorisme.
Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...ekejaaman-isis
---
Baca juga dari kategori BERITA :
-

-

-



anasabila memberi reputasi
1
9.3K
11


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan