Rabu, 21 September 2016 | 16:12 WIB
Pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta akan kembali digelar pada 2017. Mendekati penghujung tahun 2016, suasana pemilihan pun semakin terasa. Pilkada tak pernah lepas dari yang namanya perbedaan pilihan. Namun, yang amat disayangkan, perbedaan kerap berujung pada konflik.

Oleh karena itu, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Zulkifli Hasan kembali menegaskan bahwa tidak boleh ada isu Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Tidak boleh ada isu SARA. Kuno!" kata ia di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Bandar Lampung, Rabu (21/9/2016).

Jika SARA menjadi senjata dalam kampanye menjelang Pilkada, kata Zulkifli, tandanya bangsa ini mundur ke 70 tahun silam.Ia berharap para kandidat Gubernur DKI Jakarta berkompetisi secara jujur dengan mengajukan program masing-masing.

"Kita adu gagasan, adu program. Kita bertanding fair, jujur, adil. Semua panitia pelaksana pemilu diharapkan juga dapat menyelenggarakannya dengan jujur dan adil. Isu SARA itu sudah tidak mempan, kuno," tutur Zulkifli. (LM)

Ketua MPR Zulkifli Hasan membuka diskusi kebangsaan MPR Goes to Campus di IAIN Raden Intan Lampung. Zulkfli Hasan mengatakan diskusi kebangsaan yang digelar MPR ini untuk mempeluas ownership agar MPR tidak beejalan sendiri.
MPR RI Raih Penghargaan Wajar Tanpa Pengecualian Lima Tahun Berturut-turut

Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) adalah salah satu lembaga dari 22 lembaga dan kementerian negara serta 15 pemerintah daerah yang dalam audit keuangan oleh BPK RI ditetapkan meraih penghargaan.

sumber:http://lipsus.kompas.com/mpr/berita/read/2016/09/21/16123431/jelang.pilkada.dki.2017.ketua.mpr.isu.sara.kuno.kita.adu.gagasan


Amien Rais dan Prijanto Hadiri Rapat Akbar Warga DKI Anti Ahok



Jakarta - Eks Ketua MPR Amien Rais terus bergerilya di tengah warga DKI Jakarta menjelang Pilgub DKI. Amien yang menegaskan menolak cagub DKI incumbent Basuki Tjahaja Purnama siang ini menghadiri rapat akbar forum masyarakat Jakarta yang menghendaki pemimpin santun.

Rapat Akbar Forum RT RW "Memilih Pemimpin Santun dan Pro Rakyat" ini digelar di Jalan Yos Sudarso, Tanjung Priok Lorong 104, Koja, Jakarta Utara. Ada ratusan masyarakat yang berkumpul di lokasi ini.
Acara dimulai pukul 09.00 WIB, Minggu (18/9/2016) , sebelum MC membuka acara Rohim dari komunitas Jakarta Utara menampilkan akustik dengar lirik musik yang meceritakan penggusuran di DKI Jakarta, khususnya di Jakarta utara.


Sekitar ratusan masyarakat memenuhi lokasi acara yang bertempat di jalan lorong 104. Jalan ditutup untuk mendirikan panggung dan memasang tenda untuk masyrakat yang hadir. Beberapa tokoh masyarakat dari forum betawi, Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta Santoso, FPI DKI Jakarta, serta beberapa tokoh masyarakat lainnya telah hadir di awal mulainya acara.

Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan sambutan dari tokoh masyrakat salah satunya Andi Pane Presedium Forum RT RW DKI. Panitia juga menjual kaos yang bertuliskan "Rapat Akbar Forum RT RW Mencari Pemimpin Santun dan Pro Rakyat".
"Kita menyatukan visi sampai saat ini tentang peraturan gubernur yang jelas melecehkan kelembagaan kita harus kita bela. Kalau saat ini surat edaran 49 yang sangat rentan dengan negara kita, dimana pengurusan KTP tidak melalui RT RW, ini bisa membuat masyarakat asing mengurus KTP tanpa sepengatuhuan kita," kata Andi Pane dalam sambutannya.


Amien Rais tiba di lokasi sekitar pukul 10.16 WIB disambut dengan teriakan 'kita sambut tokoh reformasi Allahuakbar' peserta menjawab dengan teriakan Allahuakbar. Bersamaan dengan itu dibagikan kaos bertulis 'Tumbangkan Ahok' peserta lantas mengenakan kaos warna putih dengan tulisan besar merah 'Tumbangkan Ahok' itu.

Sekitar pukul 10.32 WIB giliran eks Wagub DKI Prijanto Hadir. Kini keduanya tengah berpidato di depan masyarakat yang menghendaki pemimpin baru DKI Jakarta yang santun dan pro rakyat ini.

sumber:https://news.detik.com/berita/3300493/amien-rais-dan-prijanto-hadiri-rapat-akbar-warga-dki-anti-ahok

politikus yg tidak bisa dipercaya,
di satu sisi mengobarkan isu SARA,
di satu sisi berlagak sebagai negarawan yg nasionalis....