mukidi.kitaAvatar border
TS
mukidi.kita
Jika Dukung Ahok, Mega Bukan Saja Ingkari Ideologi Partai Tapi Durhaka




Tokoh Rumah Amanah Rakyat Ferdinand Hutahean menyebut, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekanoputri mengingkari ideologi partainya jika pada Pilkada DKI Jakarta mengusung calon petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Bukan hanya mengingkari ideologi partainya, mantan relawan Jokowi itu bahkan menyebutnya Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri durhaka terhadap ayahnya Bung Karno. Sebab partai ini sejak dilahirkan berideologikan marhaenisme yang dekat dekat wong cilik.

“Kalau PDIP memilih Ahok, sangat jelas mengingkari ideologinya. Sangat tidak nyambung, itu sama saja durhaka secara politik dan durhaka secara ideologis,” ujar Ferdinand kepada Aktual.com, Senin (19/9).

Sebagai partainya wong cilik, PDIP sudah sepatutnya mengusung calon yang dekat dengan rakyat. Bukan Ahok, orang yang selama ini menindas rakyat kecil. Sikapnya juga kasar dan tidak memberikan keteladanan.

“Megawati harus melihat itu, kembalikan ruh partainya kepada wong cilik, marhaen. Dukung calon yang dekat kepada wong cilik, bukan dekat ke pengusaha, kepada kapitalisme.”

Ferdinand menambahkan, PDIP mengalami sesat pikir apabila mengusung Ahok. Partai yang notabene menjadi leader di DKI Jakarta sudah seharusnya menentukan arah pembangunan bangsa dengan baik dan sesuai dengan ruh partai.

Diingatkan pula bahwa rakyat Jakarta sangat menunggu calon yang direkomendasikan PDIP. Aspirasi dari akar rumput yang memang selama ini mengagumi sosok Megawati selaku pucuk pimpinan partai. Megawati harus memikirkan matang-matang siapa yang akan diusungnya secara komprehensip.

“Sekali lagi, tidak nyambung kalau PDIP rekomendasikan Ahok. Dari sisi mana saja enggak nyambung, Ahok ini kan tidak Pancasilais, dia itu pionnya konglomerat. Kalau sampai partainya Bung Karno dukung Ahok, sama saja durhana.”

http://www.aktual.com/jika-dukung-ah...artai-durhaka/


ANTI AHOK DI ATAS ANGIN. DILEMA PDIP: MEMIHAK SUARA RAKYAT ATAU DUIT PENGEMBANG?

Anti Ahok makin solid dan bahkan di atas angin. Anti Ahok tak lagi risau apakah PDIP akan mendukung Ahok atau tidak karena dianggap tidak berpengaruh.

Anti Ahok terdiri dari dua lapisan yang dua-duanya solid. Lapisan bawah akan bergerilya dari masjid ke masjid dengan isu dominan harus memilih pemimpin seiman. Lapisan di atasnya akan memakai isu korupsi, sopan santun dan kegagalan Ahok. Peperangan lapisan di atas ini sebagiannya menempati media sosial. Karena ideologis sifatnya, maka penolakan ini juga militan sifatnya. Tidak dibayar pun mereka rela mempertahankan pendirian politik mereka.

Solidnya anti Ahok ini bisa kita lihat dari maraknya demo oleh berbagai kalangan, mulai dari Forum RT/RW, ibu rumah tangga, aktivis anti penggusuran pro kemanusiaan, dan Muslim "anti pemimpin kafir". Tidak cuma secara kualitas konsolidasinya, tapi juga secara kuantitas. Spanduk anti Ahok sudah tersebar di banyak tempat di Jakarta.

Jadi PDIP sudah tak relevan bagi anti Ahok. PDIP sudah tidak diperlukan lagi sebagai vote getter. Justru kalau mau rasional dan realistis seharusnya PDIP yang lebih perlu mengakomodasi suara anti Ahok untuk kepentingan Pemilu 2019.

Ini hasil pengamatan melihat perkembangan politik dalam dua-tiga minggu terakhir. Ditambah dengan trend menurunnya elektabilitas Ahok, maka anti Ahok semakin percaya diri mengkonsolidasikan diri. Trend tergerusnya Ahok dan makin solidnya anti Ahok ini kelihatannya akan terus berlanjut sampai hari-H pencoblosan. Pembalikan hanya bisa terjadi dengan munculnya kejadian luar biasa yang sangat merugikan anti Ahok.

Sekarang tinggal PDIP apakah akan memihak suara rakyat atau seperti kecurigaan publik selama ini bahwa partai ini sudah terbeli oleh uang para pengembang.
Diubah oleh mukidi.kita 21-09-2016 04:25
0
20.5K
259
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan