karena beberapa alasan, akan banyak hal yg gue samarkan disini, mohon maaf atas kekurang-nyamanannya
November 2010, adalah saat dimana gue sedang melaksanakan prakerin di sebuah lab logam di Kota Api. Selama jam kerja, gue kadang suka nyempatin diri buat belajar dan baca buku.
"Oe, lu lagi ngapain? ko pake baca pelajaran kelas 1?"
"Gw mo coba nerusin ke perguruan tinggi kayaknya."
Saat itu, gue duduk di bangku kelas 4 SMK. Eits, jangan salah, bukan berarti gue kaga naek kelas. Itu emang program khusus di sekolah gue, dimana tahun ke-4 digunakan untuk Praktek Kerja Lapangan.
Oh ya, gue lupa perkenalin diri gue. Sebut saja gue Fan. Gue orang yang biasa2 aja, atau bahkan mungkin di bawah standar dari segi tampang. Setelah lulus dari SMK, gue berniat untuk melanjutkan ke salah satu perguruan tinggi yg ada di Kota Api.
"Arrrgggghhh..... napa sih susah amat masuknya nih pelajaran!!"
Entah kenapa, semenjak masuk SMK, gue jadi susah untuk mempelajari pelajaran tipe teori. Mungkin karena sejak awal masuk, mindset gue udah di reset untuk menjadi seorang praktikan. Gue bingung, apa yang harus gue lakuin. Pelajaran teori yang diajarkan di SMK tidak sebanyak di SMA, apalagi Biologi, dimana mata pelajaran ini hanya gue pelajari di kelas 1 saja.
Tapi gue masih belum menyerah. Kebetulan saat itu, gue sering aktif di Kaskus di SF Edu, di sebuah thread perguruan tinggi tertentu yang menampung para pejuang SNaMPeTtaN untuk berdiskusi. Disana gue nambah banyak kenalan dari luar, dan disana pun kita sering discuss untuk bahas soal2 ujian.
Dan dari thread itu pun, gue jadi kenal ama beberapa mahasiswa dari perguruan tinggi yg gue tuju. Hingga suatu ketika, gue memberanikan diri untuk nge-PM salah seorang mahasiswa, dan dia adalah seorang perempuan.
Quote:
Permisi, maaf ganggu. Kenalin, nama saya Fan. Saya memerlukan bantuan anda. Saya salah satu dari penghuni thread yg ingin masuk ke perguruan tinggi tempat anda kuliah. Boleh minta tolong ga untuk mengajari saya untuk ujian seleksi nanti? Jujur saya adalah seorang dengan tahun ke-4 di sekolah yg mana tahun ke-4 ini saya sama sekali tidak menyentuh buku pelajaran, dan saya pun belajar hanya otodidak. Namun, saya sama sekali tidak memiliki uang untuk untuk ikut bimbel dan semacamnya.
Kurang lebih seperti itulah isi PM yang gue kirim ke dia. Dan untungnya, dia mau ngajarin gue, tanpa dibayar. Gue seneng banget. Terlebih, tempat prakerin gue itu deket banget lokasinya ma perguruan tinggi tersebut, sehingga saat gue beres prakerin jam 4 sore, gue bisa langsung cabut dan pergi ke TKP. Kita pun lalu mengatur semacam jadwal kapan aja kita bisa ketemu. Dalam hati pun gue berkata,
"Bisa!! Dengan begini, gue pasti bisa!!"