Kaskus

Entertainment

.mds.Avatar border
TS
.mds.
Masalah sosial adalah masalah kita, mengapa kita harus hidup beragama?
banyak yang bilang thread ini cuma copas emoticon-Marahthread ini asli bikinan gue sendiri emoticon-Marah


emoticon-Ngacir



Masalah sosial adalah masalah kita, mengapa kita harus hidup beragama?


semua orang di negeri ini beragama, tidak benar jika ada yang mengatakan dirinya adalah atheis atau agnostik, yang ada adalah orang-orang fasik, yaitu orang yang beragama tapi tidak mau menjalankan konsekuensi dari aturan agamanya, jadi kita bukan berbicara mengenai agama dalam perkara hubungan vertikal ibadah kepada tuhan, melainkan bicara mengenai hubungan horisontal sesama manusia, karena kita semua sudah bersepakat, bahwa agama apapun memiliki persamaan, yaitu agama mengajarkan nilai-nilai moral dan nilai-nilai kebaikan

sebetulnya, nilai moral dan nilai kebaikan adalah tolak ukur atau tanda dari keberhasilan manusia dalam beragama, sehingga tuhan memerintahkan kedua perkara tersebut, dengan tujuan agar manusia menjadi mulia dan bijak, yang membuktikan bahwa tuhan itu hadir dalam setiap tingkah laku, perbuatan, dan amal manusia, namun masalahnya adalah di dunia nyata, ada begitu banyak nilai-nilai amoral dan nilai-nilai keburukan, yang membuat kita bertanya, dimanakah tuhan? dimanakah letak peran agama kita? well, inilah yang ingin saya sampaikan agar menjadi bahan renungan bersama




Masalah sosial adalah masalah kita, mengapa kita harus hidup beragama?

amal kebaikan bukan sekedar berbuat baik, tapi juga jangan berbuat jahat
ada sedikit kekeliruan dalam memahami perintah agama seolah-olah hanya menyuruh kita untuk berbuat baik, kualitas individu diukur dari seberapa banyak perbuatan baiknya, namun masalahnya cenderung bersifat materi saja, contoh, merasa sudah baik karena sudah memberi uang atau menyumbang, menghidupi orang lain dengan memperkerjakan atau menyekolahkan, dan lain-lain, padahal perbuatan baik itu luas sekali, sesuatu yang mungkin tidak kita sadari dan kita lupakan, sebagai contoh menyapa tetangga, menjenguk orang sakit, membersihkan jalan, tenggang rasa, peduli, simpati dan empati, mau bekerja sama, ringan tangan, dan lain sebagainya, berbagi/memberi hanyalah salah aspek saja, jangan merasa sudah cukup hanya dengan memberi, karena itu akan membuat kita menjadi ignoran dan tidak peduli dengan masalah orang lain,

selain berbuat baik seperti yang saya sampaikan diatas, ternyata amal kebaikan juga melingkupi perbuatan menolak sesuatu yang buruk, yang ditandai dengan kata "jangan", jangan mencuri, jangan apatis, jangan acuh tak acuh, jangan merusak, jangan menyusahkan, jangan berdusta, jangan berkhianat, dan banyak lagi lainnya, jadi memang ada dua sisi, yang kita terima (kebaikan) dan yang kita tolak (keburukan), tidak bisa hanya satu sisi saja, misal kebaikan saja, karena tidak mungkin seseorang dikatakan baik jika seseorang itu gemar menolong tapi disisi lain gemar mencuri dan memeras pula




Masalah sosial adalah masalah kita, mengapa kita harus hidup beragama?

amal baik bukan sekedar teori, sudahkah kita lakukan?
orang indonesia memang lebih pandai berbicara ketimbang praktek, kita memang fasih berbicara mengenai agama, sangat fasih berbicara mengenai nilai moral atau nilai kebaikan, tapi namun sayangnya, semua itu hanya sampai di mulut saja, kita ini paling pintar menunjuk orang lain, paling pintar menghakimi orang lain, maling teriak maling, paling pintar menuntut orang lain, tapi seringkali lupa menunjuk dirinya sendiri, lupa menghakimi, dan menuntut diri sendiri, maka, jadilah agama hanya sebatas tulisan dan kertas, namun tidak berbekas, mungkin kita harus intropeksi diri, sudah "berisi" kah ibadah kita, karena ibadah mencerminkan akhlak kita, sebagai contoh seorang guru tentu memiliki akhlak sosok guru, jika ternyata bertabiat buruk, maka secara otomatis kita akan memperrtanyakan kualitasnya sebagai guru, apakah ia layak mengajar sebagai guru, maka begitupula dengan kualitas beragama kita



Masalah sosial adalah masalah kita, mengapa kita harus hidup beragama?

amal baik bukan sekedar urusan pribadi, tapi urusan bersama
salah satu kekeliruan adalah beranggapan bahwa berbuat baik adalah urusan pribadi, faktanya, kita hidup di tengah masyarakat yang majemuk, ada yang baik ada yang buruk, harus kita pahami, suka tidak suka, mereka adalah bagian dari kita, tidak bisa kita bersikap apatis, ignoran, dan mengatakan "mereka itu diluar urusan kita", karena itu sama saja dengan membenarkan bahwa kita ini pun buruk sepertihalnya mereka, dan sebetulnya bagian masyarakat yang buruk adalah tanggung jawab kita, karena keburukan mereka bersumber dari ketiadaan kebaikan kita dalam kehidupan beragama, sebagai contoh,

1. orang mencuri karena lapar, tidak ada yang memberi dan berbagi, padahal mereka hidup ditengah masyarakat yang katanya beragama/baik,
2. orang menjadi jahat karena hidupnya selalu ditindas dan tidak ada yang membantu/menolong, padahal mereka hidup ditengah masyarakat yang katanya beragama/baik,
3.anak-anak muda menjadi rusak (pecandu/seks bebas), karena tidak ada yang mengurus, menyayangi dan mengasihi, padahal mereka hidup ditengah masyarakat yang katanya beragama/baik,
4. masyarakat menjadi rusuh/ anarkis, karena tidak yang peduli atau empati, padahal mereka hidup ditengah masyarakat yang katanya beragama/baik,

jadi memang keburukan muncul bukan hanya karena ketiadaan tuhan, tapi juga ketiadaan kita selaku kurir tuhan dalam menyebarkan kebaikan.




Masalah sosial adalah masalah kita, mengapa kita harus hidup beragama?

berbuat baik, tidak boleh lemah
berbuat baik harus kuat, harus aktif, tidak boleh lemah atau lembek, karena yang kita hadapi adalah keburukan, jangan sampai mereka mendominasi, jangan sampai kita tersingkir, dan jangan sampai justru mereka yang mempengaruhi kita, jadi memang bertarung satu sama lain, karena berada pada dua sisi yang berbeda dan berseberangan, memperjuangkan nilai-nilai kebaikan adalah tanggung jawab bersama, bahkan kepedulian, saling mengingatkan, kekompakan, gotong royong, dan semangat kekeluargaan adalah nilai-nilai kebaikan juga, jadi tidak ada alasan untuk bersikap pasif dan permisif, kecuali kita membenarkan diri sebagai orang yang tidak baik sepertihalnya mereka

kekuatan kita mungkin terbatas, dan berbeda satu sama lainnya, sehingga harus berbagi peran, ada yang didepan, dan ada yang dibelakang, meski berbeda kita harus sepakat dan satu tujuan, jangan sampai yang sebagian menjadi penghalang bagi sebagian yang lainnya, harus kompak, jangan menjadi musuh dalam selimut, kita harus kuat, bahkan dalam hal niat sekalipun, jangan lemah, atau kita akan digilas oleh orang-orang jahat dan ikut-ikutan menjadi penjahat
Diubah oleh .mds. 21-09-2016 05:55
0
2.6K
23
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan