- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Piknik Wisata Museum di Jakarta? Why not?


TS
narayanatrip
Piknik Wisata Museum di Jakarta? Why not?
Piknik Mah gak perlu jauh-jauh, yang penting kabur dari rumah. Betul gak ?
Saya mungkin salah satu orang yang punya ketertarikan lebih terhadap tempat-tempat wisata yang mempunyai nilai sejarah Indonesia tempo dulu. Padahal waktu sekolah dulu nilai mata pelajaran Sejarah saya tidak pernah lebih dari 7. Itu juga mungkin gurunya kasihan.
Perjalanan kali ini membawa saya ke suatu tempat di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Nama nya Museum Taman Prasasti. Mendengar kata museum dibenak saya terbayang koleksi-koleksi barang tempo dulu yang bernilai sejarah atau benda-benda prasejarah. Tapi beda untuk yang museum satu ini. Museum ini berisi makam makam kompeni.

Masuk ke museum ini, seakan – akan membawa saya kembali mundur ke beberapa puluh tahun yang lalu. Serba kuno, antik tapi memiliki gaya seni yang luar biasa. Komplek pemakaman yang luasnya kurang lebih 1,3ha ini menampilkan karya seni pemahat patung yang hebat. Sangat menakjubkan bisa menikmati karya patung, pahatan prasasti yang terbuat dari keramik, batu marmer dan perunggu sebegitu detilnya. Dari info yang saya dapatkan, museum ini memiliki ‘koleksi’ prasasti dan makam yang berjumlah 1.372. Saya jadi penasaran jasad siapa saja yang jadi penghuni komplek pemakaman ini…
Ternyata di Museum ini menyimpan jasad beberapa tokoh penting di zaman kolonial Belanda. Dari beberapa nya antara lain (Wikipedia) :
1. A.V. Michiels (tokoh militer Belanda pada perang Buleleng)
2. Dr. H.F. Roll (Pendiri STOVIA atau Sekolah Kedokteran pada zaman pendudukan Belanda)
3. J.H.R. Kohler (tokoh militer Belanda pada perang Aceh)
4. Olivia Marianne Raffles (istri Thomas Stamford Raffles, mantan Gubernur Hindia Belanda dan Singapura
5. Miss Riboet, tokoh opera pada tahun 1930-an
6. Soe Hok Gie, aktivis pergerakan mahasiswa pada tahun 1960-an yang meninggal di Gunung Semeru dan masih banyak lagi lainnya.
Disisi kiri museum dapat kita temui kereta jenazah yang digunakan untuk menghantarkan jenazah pada zaman Belanda. Bentuknya antik dan kuno namun terkesan sangat mewah. Seperti kereta-kereta yang digunakan oleh kaum borjuis di film-film kerjaan Romawi.

Meski museum ini merupakan area pemakaman, namun jauh terkesan dari angker. Bahkan tempat ini sering dijadikan lokasi pemotretan oleh komunitas-komunitas fotographer karena mempunyai landscape yang unik, artistik, kuno dan natural. Museum yang buka setiap hari selasa sampai minggu, dengan biaya masuk Rp 2000 ini dapat dijadikan alternatif liburan bagi anda yang menyukai sejarah Indonesia Tempoe Doeloe…
NarayanaTrip
Saya mungkin salah satu orang yang punya ketertarikan lebih terhadap tempat-tempat wisata yang mempunyai nilai sejarah Indonesia tempo dulu. Padahal waktu sekolah dulu nilai mata pelajaran Sejarah saya tidak pernah lebih dari 7. Itu juga mungkin gurunya kasihan.
Perjalanan kali ini membawa saya ke suatu tempat di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Nama nya Museum Taman Prasasti. Mendengar kata museum dibenak saya terbayang koleksi-koleksi barang tempo dulu yang bernilai sejarah atau benda-benda prasejarah. Tapi beda untuk yang museum satu ini. Museum ini berisi makam makam kompeni.

Masuk ke museum ini, seakan – akan membawa saya kembali mundur ke beberapa puluh tahun yang lalu. Serba kuno, antik tapi memiliki gaya seni yang luar biasa. Komplek pemakaman yang luasnya kurang lebih 1,3ha ini menampilkan karya seni pemahat patung yang hebat. Sangat menakjubkan bisa menikmati karya patung, pahatan prasasti yang terbuat dari keramik, batu marmer dan perunggu sebegitu detilnya. Dari info yang saya dapatkan, museum ini memiliki ‘koleksi’ prasasti dan makam yang berjumlah 1.372. Saya jadi penasaran jasad siapa saja yang jadi penghuni komplek pemakaman ini…
Ternyata di Museum ini menyimpan jasad beberapa tokoh penting di zaman kolonial Belanda. Dari beberapa nya antara lain (Wikipedia) :
1. A.V. Michiels (tokoh militer Belanda pada perang Buleleng)
2. Dr. H.F. Roll (Pendiri STOVIA atau Sekolah Kedokteran pada zaman pendudukan Belanda)
3. J.H.R. Kohler (tokoh militer Belanda pada perang Aceh)
4. Olivia Marianne Raffles (istri Thomas Stamford Raffles, mantan Gubernur Hindia Belanda dan Singapura
5. Miss Riboet, tokoh opera pada tahun 1930-an
6. Soe Hok Gie, aktivis pergerakan mahasiswa pada tahun 1960-an yang meninggal di Gunung Semeru dan masih banyak lagi lainnya.
Disisi kiri museum dapat kita temui kereta jenazah yang digunakan untuk menghantarkan jenazah pada zaman Belanda. Bentuknya antik dan kuno namun terkesan sangat mewah. Seperti kereta-kereta yang digunakan oleh kaum borjuis di film-film kerjaan Romawi.

Meski museum ini merupakan area pemakaman, namun jauh terkesan dari angker. Bahkan tempat ini sering dijadikan lokasi pemotretan oleh komunitas-komunitas fotographer karena mempunyai landscape yang unik, artistik, kuno dan natural. Museum yang buka setiap hari selasa sampai minggu, dengan biaya masuk Rp 2000 ini dapat dijadikan alternatif liburan bagi anda yang menyukai sejarah Indonesia Tempoe Doeloe…
NarayanaTrip
0
1.9K
26


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan