Jakarta - Yusril Ihza Mahendra terus mempersiapkan diri menghadapi Pilgub DKI. Ia sudah melobi sejumlah petinggi parpol demi mendapat tiket maju Pilgub DKI.
"Jadi hari ini sudah mengakhiri kegiatan-kegiatan langsung ke publik dan kami fokus ke partai-partai untuk melanjutkan proses pencalonan ini, karena tanggal 21 September ini pencalonan sudah dibuka oleh KPU," kata Yusril.
Hal ini disampaikan Yusril kepada wartawan usai memberi sambutan di acara Rapat Akbar Forum RT RW DKI Jakarta di Jalan Yos Sudarso Lorong 104, Koja, Jakarta Utara, Minggu (18/9/2016).
Lantas siapa saja yang sudah dilobi untuk mendapatkan tiket ke Pilgub DKI? Ternyata Yusril mengaku sudah mendapatkan dukungan dari PPP dan PKB.
"Jadi sampai tadi pagi pun saya berkomunikasi dengan Pak Muhaimin Iskandar (Ketum PKB), dan juga Pak Romi (Ketum PPP Romahurmuziy), dan Insya Allah beliau tetap teguh pendirian istiqomah konkret meberikan dukungan," katanya.
Ia juga sudah menjalin komunikasi dengan Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Apa hasilnya positif?
"Tadi pagi juga saya berkomunikasi dengan Pak SBY, mudah-mudahan semua proses ini berjalan selesai dan yang penting bagi saya, saya mendapatkan dukungan dari partai-partai politik, mendaftar dan setelah itu saya meyakini bahwa antusias masyarakat untuk memberikan dukungan itu cukup besar," jelas Yusril mengakhiri pernyataannya.
Zainal Effendi - detikNews
Risma: Bu Mega Sudah Sepakat Tak Mengusung ke DKI, Tapi Tuhan yang Mengatur

Foto: Hasan Al Habshy
Surabaya - Berbeda dengan 2 hari lalu saat menyampaikan penolakan dicalonkan di Pilgub DKI dengan penuh canda. Kini Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menanggapinya dengan serius.
Menurut Risma sapaan akrabnya, jabatan baginya adalah sebuah amanah yang berat dan harus ditanggung sendiri akibatnya dan tidak ingin warga Surabaya terkena cobaan karena nafsu jabatan yang dikejarnya. Hal tersebut ditegaskan Risma pada wartawan di Rumah Dinas Walikota Surabaya, Minggu (18/9/2016).
"Sekali lagi ini hubungannya dengan Allah, dengan tuhan. ini nggak mudah jabatan itu, teman-teman boleh percaya atau tidak saya bersumpah demi Allah, aku tidak pernah berani berdoa untuk milih supaya jadi. Sekarang juga, karena berat amanah ini," kata Risma.
"Aku ini sendiri, aku bisa membuat surat yang buat orang lain menderita dan buat surat semua orang senang. Semua mari kita serahkan sama Tuhan, karena sudah tidak bisa lagi dan saya punya prinsip itu. Saya harus perangi untuk kepingin," imbuh Risma.
Ia mencontohkan saat melakukan kampanyenya selama 2 kali Pilkada Surabaya. Risma mengaku tidak pernah dalam kampanyenya menyuruh warga agar memilihnya agar bisa menang.
"Warga boleh dicek, pernahkah aku turun, pilihlah aku pantang itu untuk aku, kenapa karena berat bagi saya berat beban itu, jadi aku tidak ada di tataran berkeinginan, berpikir atau kepingin itu tidak boleh," ungkap Risma.
"Apa ibu yakin, Bu Megawati akan sepakat dan mendengar alasan Bu Risma agar tidak dicalonkan di Pilgub DKI?" tanya wartawan.
"Ya saya yakin dan sudah jelaskan ke Bu Mega dan sudah cerita ke teman dan bu Mega sepakat, keinginnan saya juga didengar sama ibu. dulu waktu saya nggak mau jadi menteri ibu juga sepakat. Kalau tidak karena Tuhan, semua tidak ada," jawab Risma.
"Kalau Bu Megawati tetap memilih dan memberikan rekomendasi ke Bu Risma untuk Pilgub DKI?" tanya wartawan lagi.
Risma dengan tegas menjawab akan berusaha agar tetap di Surabaya. Bagi Risma meninggalkan Surabaya sangat berat.
"Saya akan coba, di awal kan saya sudah janji sama warga Surabaya dan pasti berat untuk saya dan ibu, kalau itu terjadi. Pasti ibu (Megawati) juga akan berpikir itu. Saya ninggalkan Surabaya berat, ibu juga berat itu pasti. Bu Mega sudah sepakat bahwa tidak, tapi kan nggak ada yang bisa ngatur, saya pikir manusia tidak ada yang bisa ngatur kalau Allah berkehendak Tuhan berkendak," ungkap Risma.
Bagaimana tanggapan ibu dengan makin banyaknya kelompok masyarakat yang mendukung ibu untuk maju di Pilkada DKI? "DPP pun akan melihat itu, ada warga Surabaya yang harus dihormati hak haknya. Seperti itu nanti pemikirannya dan itu tidak mudah memang untuk putuskan," kata dia.
Salah satu persyaratan yang harus dikantongi adalah mengundurkan diri, apakah itu yang membuat Bu Risma memilih tetap di Surabaya? "Tidak, bukan itu. Saya janji tidak pernah itu. Saat PNS itu lho saya langsung mundur. ingat diawal itu, yang pertama karena memang aturannya, kedua saya tidak ingin dituduh macam macam dan sebenarnya itu (amanah) berat," pungkas Risma.
Makin dekat hari H makin kenceng usahanya, tabligh di Istiqlal hasilkan 9 butir seruan salah satunya kewajiban bagi muslim memilih pemimpin Muslim, ayo cil udah dibuatkan karpet merah dijamin barokah