source

JAKARTA – Dua hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus), Casmaya dan Partahi Tulus Hutapea, mangkir dari panggilan pemeriksaan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati Iskak menyatakan, kemarin penyidik menjadwalkan pemeriksaan Casmaya dan Partahi sebagai saksi kasus dugaan suap pengurusan putusan perkara sengketa wanprestasi (ingkar janji) pengiriman batu bara antara PT Mitra Maju Sukses (MMS) dengan PT Kapuas Tunggal Persada (PT KTP) yang disidangkan di PN Jakpus.

Casmaya dan Partahi rencananya diperiksa untuk tersangka penerima suap panitera pengganti PN Jakpus Muhammad Santoso. ”Hakim Casmaya dan hakim Partahi Tulus Hutapea tidak datang. Tidak ada keterangan. Nanti keduanya akan dipanggil ulang,” tandas Yuyuk kepada KORAN SINDO di Jakarta kemarin.

Dia membenarkan Casmaya bersama Partahi dan Agustinus Setya Wahyu merupakan majelis hakim yang menyidangkan perkara sengketa antara PT MMS dan PT KTP. Sebelumnya, hakim Agustinus sudah diperiksa sebagai saksi pada Selasa (16/8). Pemeriksaan terhadap para hakim dimaksudkan untuk mendalami terkait penanganan kasusnya di pengadilan.

Yuyuk menggariskan, KPK masih mendalami bukti-bukti dugaan peruntukan dan penerimaan uang kepada majelis hakim dan lobi-lobi yang dilakukan Santoso ke majelis hakim. Untuk saat ini memang belum disimpulkan terkait dua hal tersebut. ”Terus didalami (bukti-buktinya). Pemeriksaan masih lanjut,” paparnya.

Dalam kasus suap ini, Santoso menerima uang suap sebesar SGD28.000 (setara Rp273 juta) dari tersangka pemberi advokat sekaligus penasihat hukum PT KTP Raoul Adhitya Wiranatakusumah dan Ahmad Yani selaku staf pada kantor Wiranatakusumah Legal & Consultant.

Tersangka Raoul Adhitya Wiranatakusumah seusai pemeriksaan pada Selasa (26/7) malam, berkilah bahwa uang suap tersebut untuk mengatur hakim guna memenangkan PT KTP.

salah satu anggota Hakim ternyata tidak taat hukum, pantesan sidangnya kayak dagelan