- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kampanye Negatif Sulit Goyang Ahok


TS
mukidi.kita
Kampanye Negatif Sulit Goyang Ahok


LEMBAGA Riset Media Research Center melansir pemetaan referensi politik masyarakat DKI. Hasil kajiannya menunjukkan opini masyarakat DKI tidak mudah termakan berbagai bentuk kampanye negatif untuk menjatuhkan elektabilitas petahana, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
“Masyarakat Jakarta tidak mudah terprovokasi dengan isu negatif yang ditiupkan oleh para pembenci Ahok,” ujar Kepala Media Research Center Asep Setiawan, Senin (19/9).
Asep menyatakan 88,3 persen masyarakat Jakarta menganggap isu berbau SARA sudah sepatutnya tidak dicampuradukan dengan sikap politik. Terlebih, hasil kajian juga menunjukan 81,3 persen pemilih di Jakarta cukup dewasa dalam menentukan pilihan politik. “Tidak ada lagi istilah pribumi dan non pribumi, yang penting kemampuan dalam memimpin.”
Publik tidak lagi menempatkan berbagai aspek normatif dalam mengidentifikasi figur calon gubernur pilihannya. Tapi, pemilih lebih mengapresiasi ketegasan dan kemampuan calon dalam memimpin masyarakat. Faktor tingkat kepuasan publik terhadap pencapaian kinerja Ahok juga menjadi faktor yang turut meningkatkan elektabilitas petahana.
Pengamat politik dari Pusat Kajian Politik dan Kebijakan Strategis Ahmad Nasuhi juga mengungkapkan populasi di ibukota cenderung tak begitu saja melahap isu negatif yang menerpa setiap calon. Masyarakat Jakarta juga ia bilang jauh lebih selektif dalam merespons berbagai isu positif dan negatif yang menerpa calon.
“Warga DKI bukan tipe yang memilih gubernur seperti beli kucing dalam karung,” kata dia. (OL-2)
LEMBAGA Riset Media Research Center melansir pemetaan referensi politik masyarakat DKI. Hasil kajiannya menunjukkan opini masyarakat DKI tidak mudah termakan berbagai bentuk kampanye negatif untuk menjatuhkan elektabilitas petahana, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
“Masyarakat Jakarta tidak mudah terprovokasi dengan isu negatif yang ditiupkan oleh para pembenci Ahok,” ujar Kepala Media Research Center Asep Setiawan, Senin (19/9).
Asep menyatakan 88,3 persen masyarakat Jakarta menganggap isu berbau SARA sudah sepatutnya tidak dicampuradukan dengan sikap politik. Terlebih, hasil kajian juga menunjukan 81,3 persen pemilih di Jakarta cukup dewasa dalam menentukan pilihan politik. “Tidak ada lagi istilah pribumi dan non pribumi, yang penting kemampuan dalam memimpin.”
Publik tidak lagi menempatkan berbagai aspek normatif dalam mengidentifikasi figur calon gubernur pilihannya. Tapi, pemilih lebih mengapresiasi ketegasan dan kemampuan calon dalam memimpin masyarakat. Faktor tingkat kepuasan publik terhadap pencapaian kinerja Ahok juga menjadi faktor yang turut meningkatkan elektabilitas petahana.
Pengamat politik dari Pusat Kajian Politik dan Kebijakan Strategis Ahmad Nasuhi juga mengungkapkan populasi di ibukota cenderung tak begitu saja melahap isu negatif yang menerpa setiap calon. Masyarakat Jakarta juga ia bilang jauh lebih selektif dalam merespons berbagai isu positif dan negatif yang menerpa calon.
“Warga DKI bukan tipe yang memilih gubernur seperti beli kucing dalam karung,” kata dia. (OL-2)
http://mediaindonesia.com/news/read/...hok/2016-09-19
Ahok bagus, jujur, sopan, konsisten, gak pernah ngumpat, gak pernah memaki, gak pernah konsumsi makanan haram.
Diubah oleh mukidi.kita 19-09-2016 17:00
0
2.4K
23


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan