Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah menilai media telah menghukum dirinya terkait kasus yang kini sedang dialami adiknya, Tubagus Chaeri Wardana dalam kasus suap mantan Ketua MK Akil Mochtar. Atut meminta media menghentikan berbagai fitnah terhadap dirinya.
"Saya menghormati proses hukum dan aparat penegak hukum melakukan tugasnya. Tetapi sayapun memiliki hak sebagai warga negara, yaitu hak asasi manusia untuk tidak diri saya secara pribadi dihukum oleh oknum media," ucap Ratu Atut saat memberikan sambutan dalam acara peringatan 1 Muharam 1435 H di Alun-alun Masjid Raya Al Bantani, di KP3B, Serang, Rabu (6/11).
Acara itu dihadiri oleh PNS dan kepala SKPD serta ratusan masyarakat Banten, termasuk Kapolda Banten dan pejabat lainnya. Hadir juga mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi.
"Saya berharap, sekali lagi, teman-teman media untuk berintrospeksi. Saya mendukung kebebasan pers, sangat mendukung. Tetapi kita umat yang beragama. Walaupun UU membebaskan, tapi agama kita, apakah memperbolehkan orang melakukan ghibah ataupun fitnah?" imbuh Atut yang mengenakan gamis putih dengan kerudung bermotif warna hitam.
Dari nada bicara dan mimiknya, terlihat jelas Ratu Atut memendam kekesalan atas berbagai pemberitaan yang menyerang dirinya belakangan ini.
"Lakukan profesi media dengan fakta dan kebenaran, terlebih terhadap diri saya. Saya telah dihukum oleh media, seolah-olah saya telah menjadi orang yang sangat bersalah. Sekali lagi, saya hanya ingin menyampaikan hak asasi saya sebagai manusia yang memiliki hak untuk meluruskan. Tetapi terhadap proses hukum saya dukung untuk ditegakkan dengan seadil-adilnya," pungkas Atut.
