RMOL. Gubenur DKI Basuki Tjahja Purnama sepertinya harus mengubah strateginya untuk memenangkan Pilgub Jakarta. 

Posisi Ahok sebagai petahana rupanya tak menjamin elektabilitasnya bakal terus merangkak naik malah sebaliknya. 

Dari hasil survei yang dirilis sejumlah lembaga survei, tingkat keterpilihan Ahok justru mengalami penuranan. 

Bakal calon Gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra, fenomena turunnya elektabilitas Ahok sesuatu yang aneh dan tidak lazim. 

"Karena biasanya petahana harusnya tinggi, bukan terus turun," kata Yusril pada rmoljakarta di Jakarta, Jumat (16/9).  

Bahkan Yusril menyebut elektabilitas Ahok yang kini berada dikisaran 40 hingga 60 persen membuat peluangnya menang di Pilgub Jakarta sangat kecil. 

"Ini agak berat (menang), buat petahana," ujar Yusril. 

Terlebih kata Yusril, hasil lembaga survei dengan kenyataan bisa sangat berbeda. 

"Misalnya sekarang dia (Ahok), elektabilitasnya cuma 60 persen artinya di lapangan bisa setengah cuma 30 persen atau kurang," kata Yusril. 

Menurut Yusril, terus menurunnya elektabilitas Ahok dikarena kebijakan serta prilakunya telah membuat warga Jakarta kecewa. 

"Ini menandakan masyarakat ingin perubahan dan pemimpin baru," pungkas Yusril. 

Berdasarkan hasil Lembaga Survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia), elektabilitas Ahok saat ini tercatat 41,6 persen.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini naik menjadi 30 persen, dan calon penantang Ahok lainnya yakni Rizal Ramli naik 8 persen diatas Sandiaga Uno yang tercatat 7 persen.

Sedangkan hasil survei yang dilakukan Lembaga Survei Politik Indonesia (LSPI) mencatat, elektabilitas Ahok menurun sekitar 1 persen dibanding pada Mei 2016 yang mencatat angka 36,2 persen.

Penurunan dilatarbelakangi oleh beberapa alasan yang diungkapkan responden terkait banyaknya persoalan di DKI yang belum diselesaikan dengan baik seperti masalah banjir dan kemacetan. [dka]

http://www.rmoljakarta.com/read/2016...gin-Perubahan-