- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Konsumi Pertalite Meningkat, Premium Mulai Ditinggalkan


TS
fajarbupati
Konsumi Pertalite Meningkat, Premium Mulai Ditinggalkan
halo agan-agan, kembali bertemu dengan saya Fajar gan...

kembali dengan berita menarik gan soal BBM kita produksi Pertamina, yakni premium yang hari demi hari mulai ditinggalkan...
Masyarakat kini lebih tertarik untuk membeli BBm jenis Pertalite dan Pertamax, selain harganya gak beda jauh, gak nyampe go pek alias 500 rupiah, juga kualitasnya yang lebih yahud...

Premium cuma RON 88, jikia dikasih ke motor yang injeksi kayak motor masa kini, dijamin tarikannya ngempos, so bagi mereka yang sudah injection oriented, baik itu mobil dan motor, pasti sudah meninggalkan premium dan beralih ke Pertalite RON 90 atau pertamax Ron 92 dan kalo mau lebih ajib lagi bisa pake Pertamax Turbo Ron 98... jangan tanya Pertamax Plus Ron 95 ya karena sudah dihapus alias tak diproduksi lagi oleh Pertamina....
dijamin dengan BBm berkualitas, selain motor atau mobil lebih irit, tarikannnya so pasti ngacir.....

nah bagi yang mau konsumsi premium lebih baik mereka ini dipingiran kota aj, soalnya di tengah kota premium sudah mulai dikurangi gan... nozle di SPBU sudah jarang yang pake Premium (kata orang premium buat mereka yang kismin aja, krn masih ngarep bbm murah bersubsidi).

Premium gan, sudah pasti tidak diproduksi sama Pertamina tahun 2019... so skrg ini premium diusir perlahan-lahan setelah puluhan tahun menemani kita. Premium harus minggir karena dunia sudah berubah.... gitu maksudnya.... maklum premium sudah gak bisa masuk standar EURO4
bagi yang sudah mapan, kayak kita-kita harusnya mulai tinggalkan premium dan beralih ke Pertalite dan Pertamax... gitu aj gan sekilas info hari ini....
[URL="http://seputarenergi.com/?p=4865"]
sets.kompas.com/data/photo/2014/08/27/0034584bbmsubsidi021409067259-preview780x390.jpg[/img]
Semakin tinggi kecenderungan masyarakat untuk beralih menggunakan bahan bakar yang lebih berkualitas. Hal ini terjadi di banyak daerah. Di Jawa Tengah, misalnya. Konsumen pemilik kendaraan bermotor baik roda dua atau roda empat hingga angkutan umum mulai beralih ke bahan bakar khusus (BBK) nonsubsidi.
Kondisi itu mendongkrak konsumsi bahan bakar tersebut beberapa waktu belakangan ini. Berdasarkan pantauan di sejumlah SPBU di Kota Semarang, Selasa (13/9), terlihat antrian kendaraan di dispenser (nozzle) Pertalite ataupun Pertamax.
Hal itu terlihat baik di SPBU yang masih menjual Premium ataupun sudah tidak menjual Premium. Seperti di SPBU Krobokan 44.501.40, antrian sepeda motor mengular di dispenser Pertalite.
Hal itu membuktikan konsumen yang sebelumnya memakai Premium telah beralih ke Pertalite. Staf Logistik BBM SPBU Krobokan, Etha Ratnasari mengatakan, pihaknya telah melakukan ujicoba tidak menjual Premium sejak 1 September lalu. Sejumlah nozzle Premium yang ada di SPBU tersebut telah diganti Pertalite.
Kini SPBU Krobokan hanya menjual BBK yaitu Pertalite dan Pertamax. Adapun, konsumsi Pertalite mencapai 17 kiloliter (KL)/hari dan Pertamax 9 KL/- hari. Konsumsi Pertalite ini meningkat semenjak SPBU melakukan ujicoba tidak menjual Premium.
Kondisi serupa juga terjadi di SPBU Kalipancur 44.501.3, disana juga tidak lagi menjual Premium sejak 19 Agustus lalu. ’’Kami tidak menjual Premium seiring konsumen tidak melakukan permintaan pada BBM tersebut. Konsumen mulai sadar dengan kualitas yang dibutuhkan oleh kendaraan mereka. Adapun, sehari kami bisa menjual Pertalite 9 KL/hari,’’ kata Supervisor SPBU Kalipancur, Zulianto.
Tidak hanya di tingkat penjual BBM besar seperti SPBU, di tingkat pengecer mereka juga mulai menjual Pertalite. Pengecer BBM di Peterongan, Mona mengatakan, sejak sejumlah SPBU tidak melayani penjualan Premium dirinya jarang menyediakan BBM tersebut kepada pembeli. ’’Sudah jarang beli Premium, kalau adapun belinya harus jam 11 malam,’’ katanya.

kembali dengan berita menarik gan soal BBM kita produksi Pertamina, yakni premium yang hari demi hari mulai ditinggalkan...
Masyarakat kini lebih tertarik untuk membeli BBm jenis Pertalite dan Pertamax, selain harganya gak beda jauh, gak nyampe go pek alias 500 rupiah, juga kualitasnya yang lebih yahud...

Premium cuma RON 88, jikia dikasih ke motor yang injeksi kayak motor masa kini, dijamin tarikannya ngempos, so bagi mereka yang sudah injection oriented, baik itu mobil dan motor, pasti sudah meninggalkan premium dan beralih ke Pertalite RON 90 atau pertamax Ron 92 dan kalo mau lebih ajib lagi bisa pake Pertamax Turbo Ron 98... jangan tanya Pertamax Plus Ron 95 ya karena sudah dihapus alias tak diproduksi lagi oleh Pertamina....
dijamin dengan BBm berkualitas, selain motor atau mobil lebih irit, tarikannnya so pasti ngacir.....

nah bagi yang mau konsumsi premium lebih baik mereka ini dipingiran kota aj, soalnya di tengah kota premium sudah mulai dikurangi gan... nozle di SPBU sudah jarang yang pake Premium (kata orang premium buat mereka yang kismin aja, krn masih ngarep bbm murah bersubsidi).

Premium gan, sudah pasti tidak diproduksi sama Pertamina tahun 2019... so skrg ini premium diusir perlahan-lahan setelah puluhan tahun menemani kita. Premium harus minggir karena dunia sudah berubah.... gitu maksudnya.... maklum premium sudah gak bisa masuk standar EURO4
bagi yang sudah mapan, kayak kita-kita harusnya mulai tinggalkan premium dan beralih ke Pertalite dan Pertamax... gitu aj gan sekilas info hari ini....
[URL="http://seputarenergi.com/?p=4865"]

Semakin tinggi kecenderungan masyarakat untuk beralih menggunakan bahan bakar yang lebih berkualitas. Hal ini terjadi di banyak daerah. Di Jawa Tengah, misalnya. Konsumen pemilik kendaraan bermotor baik roda dua atau roda empat hingga angkutan umum mulai beralih ke bahan bakar khusus (BBK) nonsubsidi.
Kondisi itu mendongkrak konsumsi bahan bakar tersebut beberapa waktu belakangan ini. Berdasarkan pantauan di sejumlah SPBU di Kota Semarang, Selasa (13/9), terlihat antrian kendaraan di dispenser (nozzle) Pertalite ataupun Pertamax.
Hal itu terlihat baik di SPBU yang masih menjual Premium ataupun sudah tidak menjual Premium. Seperti di SPBU Krobokan 44.501.40, antrian sepeda motor mengular di dispenser Pertalite.
Hal itu membuktikan konsumen yang sebelumnya memakai Premium telah beralih ke Pertalite. Staf Logistik BBM SPBU Krobokan, Etha Ratnasari mengatakan, pihaknya telah melakukan ujicoba tidak menjual Premium sejak 1 September lalu. Sejumlah nozzle Premium yang ada di SPBU tersebut telah diganti Pertalite.
Kini SPBU Krobokan hanya menjual BBK yaitu Pertalite dan Pertamax. Adapun, konsumsi Pertalite mencapai 17 kiloliter (KL)/hari dan Pertamax 9 KL/- hari. Konsumsi Pertalite ini meningkat semenjak SPBU melakukan ujicoba tidak menjual Premium.
Kondisi serupa juga terjadi di SPBU Kalipancur 44.501.3, disana juga tidak lagi menjual Premium sejak 19 Agustus lalu. ’’Kami tidak menjual Premium seiring konsumen tidak melakukan permintaan pada BBM tersebut. Konsumen mulai sadar dengan kualitas yang dibutuhkan oleh kendaraan mereka. Adapun, sehari kami bisa menjual Pertalite 9 KL/hari,’’ kata Supervisor SPBU Kalipancur, Zulianto.
Tidak hanya di tingkat penjual BBM besar seperti SPBU, di tingkat pengecer mereka juga mulai menjual Pertalite. Pengecer BBM di Peterongan, Mona mengatakan, sejak sejumlah SPBU tidak melayani penjualan Premium dirinya jarang menyediakan BBM tersebut kepada pembeli. ’’Sudah jarang beli Premium, kalau adapun belinya harus jam 11 malam,’’ katanya.
0
3.4K
29


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan