Metrotvnews.com, Jakarta: Bersih. Itu kata pertama yang terlontar dari mulut Khalimi, 49, salah seorang warga Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Khalimi kecil menghabiskan masa bermain di kali yang berhulu di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, itu.


Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai wiraswasta itu mengatakan, dahulu Kali Ciliwung tak sesempit saat ini. Untuk menyeberangi ke wilayah seberang di Kampung Pulo membutuhkan tenaga ekstra.


"Dulu naik getek sampai rangkap tiga, kita sampai capek mendayungnya. Saking lebarnya sungai," kata Khalimi kepada Metrotvnews.com, di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (13/9/2016).


Masih lekat dibenaknya, dahulu mudah mencari ikan-ikan berukuran besar di Kali Ciliwung. Pria yang sudah tinggal di Bukit Duri selama 40 tahun itu biasa mendapatkan ikan sebesar betis orang dewasa di Kali Ciliwung.

"Ikan-ikan gabus dan emas seukuran betis masih bisa kita dapat. Sekarang kalau pun ada, kita pikir-pikir makannya. Kalinya sudah kotor," jelas Khalimi.




Suasana permukiman di Kawasan Bukit Duri--Metrotvnews.com/Whisnu Mardiansyah


Wajah Kali Ciliwung mulai berubah pada dekade 80-an. Menurut Khalimi, pendatang satu per satu mulai mencaplok lahan-lahan perairan di bibir sungai dengan mendirikan hunian tempat tinggal. "Dulu kali masih lebar. Kali kering dipatok, kasih sampah diuruk. Lama-lama warga buat pondasi," kata Khilmi.


Baca: Warga Bukit Duri Dipaksa Ikut Class Action


Mendengar rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menormalisasi Kali Ciliwung, ia sepenuhnya setuju. Karena, kata dia, lahan permukiman warga di bantaran Kali Ciliwung di Bukit Duri telah memasuki daerah aliran sungai.


"Mereka awalnya yang menempati lahan pemerintah. Sudah bertahun-tahun meraup untung dari usahanya di pinggir sungai. Ya kalau sekarang digusur jangan nuntut pemerintah," tegas Khilmi.


Rumah Khalimi sendiri terletak di RT 08. Tidak terkena proyek normalisasi Kali Ciliwung. Namun, ia sangat merindukan kebersihan, dan kemolekan Kali Ciliwung seperti sedia kala.


Rencananya Pemprov DKI akan merelokasi 341 bidang bangunan. Tepatnya di RW 10, 11, dan 12 Bukit Duri. Dari 341 bidang, sudah ada 241 bidang yang pindah ke rusun Rawa Bebek, Jakarta Timur.


Sementara sisanya, sekitar 100 bidang atau KK, akan ditertibkan setelah Surat Peringatan (SP) 3 dilayangkan. SP3 tetap diberikan oleh Pemkot Jaksel, meski masih ada gugatan class action yang sedang berporses. Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi menyatakan belum ada putusan yang bisa menunda penggusuran.


Sebelumnya, majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat meminta Gubernur DKI Jakarta Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama dan Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi menghadiri proses mediasi sidang class action warga Bukit Duri, Jakarta Selatan. Keduanya merupakan pemberi kuasa penertiban kawasan Bukit Duri.


Menurut Ketua Majelis Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memimpin sidang class action warga Bukit Duri, Didik Riyono Putro, Ahok dan Tri mesti menghargai upaya proses hukum warga Bukit Duri.


Meski pengadilan tidak bisa melakukan upaya hukum apapun terkait penertiban oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Menurutnya, permohonan penghentian tersebut perlu melalui putusan sela. Sedangkan persidangan baru sampai proses mediasi.


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera merealisasikan normalisasi Sungai Ciliwung. Warga Bukit Duri, Jakarta Selatan, yang terkena normalisasi akan direlokasi ke Rumah Susun Rawa Bebek.

Sumber : http://news.metrotvnews.com/read/201...lekan-ciliwung

---

Kumpulan Berita Terkait PENGGUSURAN BUKIT DURI :

- Warga Bukit Duri Rindu Kemolekan Ciliwung

- Warga Bukit Duri Dipaksa Ikut Class Action

- Pengaju Class Action Bukan Warga Asli Bukit Duri