Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kata.nalarAvatar border
TS
kata.nalar
Ada Operasi Intelejen Mematahkan Massa Tolak Ahok dan Melemahkan Yusril
Membaca situasi menjelang dibukanya pendaftaran Pilgub DKI, ada indikasi operasi intelejen untuk meredam massa penolakan Ahok yang menggelembung. Penggembosan itu juga termasuk melemahkan kekuatan politik Yusril Ihza Mahendra.

Strategi yang sangat ditakuti oleh kubu Ahok dan Jokowi adalah terbentuknya pertarungan head to head antara Ahok melawan Yusril Ihza Mahendra.

Karena jika terjadinya peta pertarungan seperti ini, maka ekskalasi antara kubu pendukung yang pro dan kontra memiliki tempatnya masing-masing.

Dan dari catatan kualitatif maupun kuantitatif, perhitungan untuk Ahok paling maksimal mendapatkan suara hanya sekitar 30%. Inipun sudah dihitung dari intimidasi yang dilakukan penguasaha-pengusaha pendukung Ahok ke para pegawainya untuk mendukung jagonya.

Yusril Ihza Mahendra dipandang figur yang potensial mengalahkan Ahok dan mampu menyalurkan aspirasi para massa yang selama ini tolak Ahok.

Jika Yusril Ihza Mahendra telah ditetapkan oleh KPUD, sebagai Cagub, maka dipastikan arus massa penolak Ahok akan mengerucut menjadi satu front perlawanan.

Hal ini, karena massa penolak Ahok akan merasa aman bersama Yusril, yang mampu memberikan perlindungan hukum dalam garis-garis perlawanan dan perubahan. Selain itu Yusril juga dipandang figur pelawan dan mampu membesarkan perlawanan pada rezim kekuasaan Ahok yang menindas. Hal ini, karena Yusril memiliki karakter kuat dan basis dukungan kelompok tolak Ahok, khususnya dari kelompok Islam.

Sementara untuk kelompok tolak Ahok yang berhaluan nasionalis, saat ini sudah siap mendukung Yusril. Namun membutuhkan kepastian partai-partai politik yang akan mengusung.

Dengan situasi seperti ini, terjadilah indikasi operasi intelejen yang sepertinya diintervensi istana. Selain diintervensi istana juga diperkuat dukungan para pemodal dari konglomerat hitam.

Strategi yang dilakukan dalam operasi ini adalah memecah setting kekuatan head to head antara Yusril melawan Ahok.

Dipecahlah koalisi partai politik untuk melawan Ahok, dengan memunculkan pasangan calon lemah, namun berkekuatan kapital besar.

Ini adalah operasi intelejen agar tidak mengerucutnya kekuatan tolak Ahok, sehingga konsentrasi dua kutub tidak terjadi.

Namun, meskipun operasi ini berhasil, apapun yang terjadi, kerja penggabungan kekuatan massa Nasionalis dan Islam untuk memperkuat Yusril Ihza Mahendra sudah terjahit lama. Sehingga kekuatan massa perlawanan atas kekuasaan jahat Ahok telah siap bekerja.

Ketika partai-partai pengusung Yusril Ihza Mahendra menetapkan keputusan politiknya, maka sudah dipastikan, kekuatan rakyat besar berada dibelakangnya. Dan kekuasaan Ahok tinggal kenangan.

http://www.repelita.com/ada-operasi-...ihza-mahendra/
0
10.1K
159
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan