Jakarta - Bung karno dulu telah berhasil memberikan warisan yang baik dengan memberikan Jakarta seorang gubernur sekelas Ali Sadikin. Di bawah pimpinan Ali Sadikin, Jakarta penuh dengan pembangunan. Ia juga dicintai rakyat karena caranya memimpin memegang teguh etika kemanusiaan. Kisah kepemimpinan Ali Sadikin hanya tinggal kenangan. Jakarta di bawah kepemimpinan Ahok saat ini sudah kehilangan ide proklamasinya. Rakyat hanya dianggap sebagai hama, tidak memiliki tempat yang tepat di Jakarta karena pembangunan sudah totalitas untuk kepentingan pengembang. "Jakarta saat ini bukan ide kota proklamasi, tetapi sudah menjadi ide kota kompeni, karena sekarang pembangunan Jakarta dikelola oleh pemimpin bermental kompeni," kata Rizal. Antara Ali Sadikin dan Ahok, lanjut Rizal, adalah dua sosok yang sangat berbeda jauh. Jika Ali Sadikin dulu makan siangnya saja bareng masyarakat, tokoh masyarakat, atau jawara Betawi. "Sedangkan Ahok makan siangnya saja sama Aguan. Ada apa ini?" tanya Rizal ketus. Pemimpin Jakarta saat ini, menurut Rizal, sudah sangat mengerikan. Mereka cara berpikirnya hanya mengembalikan modal dan mengembangkan kompeni, karena ia berpikir, ini bukan kampung gue. Kalo Jokowi ingin membangun kota proklamasi, maka gubernurnya harus berpikir kota ide. Rizal melihat apa yang telah terjadi di Jakarta sekarang sangat bertentangan dengan ide-ide yang pernah dibawa oleh Bung Karno maupun ALi Sadikin. Jakarta dibangun layaknya kota kompeni yang mengedepankan keberingasan tanpa melihat kultur dan budaya serta sosiologis masyarakat. "Kalo Ahok ngomong yang tinggal di bantaran sungai itu orang baik, berarti dia sama saja menghina nenek moyang saya dong. Saya engga terima ini, masa nenek moyang saya dibilang baik," ucap Rizal.

Sumber


JJ Rizal ini Tokoh politik apa Sejarawan?