- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kebangkitan sepak bola indonesia, harapan baru !!!!
TS
backghoose
Kebangkitan sepak bola indonesia, harapan baru !!!!
Spoiler for Sanksi FIFA:
Untuk pertama kalinya dalam sejarah negara kita dijatuhi hukuman oleh federasi sepakbola dunia. FIFA resmi menjatuhkan sanksi kepada PSSI (suspension) melalui surat tertangal 30 Mei 2015 yang ditandatangi langsung oleh Sekjen FIFA, Jerome Vackle. Dalam suratnya tertulis kronologis dan alasan mengapa FIFA sampai harus memberikan suspensi kepada PSSI. Berikut adalah intisari dari surat sanksi FIFA :
18 Februari 2015, PSSI menginformasikan kepada FIFA bahwa ISL ditunda karena adanya BOPI yang jelas telah melanggar statuta FIFA.
4 April 2015, ISL berjalan tetapi 12 April kembali terhenti setelah BOPI memberika surat peringatan (8 April) kepada PSSI tentang sanksi PSSI karena dianggap memasukan 2 klub Persebaya dan Arema yang menurut BOPI tidak direkomendasikan ikut kompetisi.
18 April 2015, La Nyalla Matalliti terpilih sebagai ketua PSSI dalam kongres PSSI.
22 April 2015, Menpora menerbitkan SK Pembekuan PSSI
4 Mei 2015, FIFA memperingatkan PSSI untuk membereskan segala permasalahan karena telah melanggar statuta dan diberi batas waktu 29 Mei 2015.
22 Mei 2015, FIFA kembali mengingatkan Kemenpora tentang deadline keputusan FIFA.
30 Mei 2015, dari kronologis tersebut FIFA menjatuhkan sanksi (suspension) kepada PSSI sehingga efeknya adalah sebagai berikut
Klub dan tim nasional dilarang untuk mengikuti ajang internasional baik kalender AFC maupun FIFA.
Tidak bisa mengikuti program pengembangan, pelatihan, kursus oleh AFC maupun FIFA selama masa sanksi.
Pengecualian, timnas U-23 Sea Games masih bisa berlaga di Singapura.
4 syarat sanksi bisa dicabut jika
Komite Eksekutif PSSI yang terpilih mampu mengelola urusan PSSI secara independen dan tanpa pengaruh dari pihak ketiga, termasuk Menteri (atau lembaganya).
Tanggung jawab untuk tim nasional Indonesia wewenangnya dikembalikan kepada PSSI.
Tanggung jawab semua kompetisi PSSI dikembalikan wewenangnya kepada PSSI atau Liga yang berada di bawahnya.
Semua klub yang mendapatkan lisensi dari PSSI diperbolehkan bermain di kompetisi PSSI.
Kami ucapkan terima kasih dan meminta Anda untuk mengirimkan keputusan ini kepada pihak terkait dan berharap bahwa masalah ini dapat diselesaikan secepatnya sehingga suspensi dapat dicabut.
Itulah isi surat yang tulis oleh FIFA untuk PSSI.
Pemerintah menyikapi sanksi Federation Internationale de Football Association (FIFA) dengan rileks “demi perbaikan sepak bola nasional”. Padahal dampak dari sanksi itu sangat besar dan berefek merusak ketimbang memberi manfaat.
Indonesia pun menanggung kerugian berlapis setelah Komite Eksekutif FIFA menangguhkan kegiatan PSSI atas pelanggaran Pasal 13 dan 17 Statuta FIFA terkait campur tangan pemerintah dalam urusan asosiasi.
Semua klub Indonesia dan tim nasional dilarang ambil bagian dalam agenda kompetisi yang diselenggarakan Asia (AFC) dan dunia (FIFA). Namun Timnas U-23 masih diizinkan berpartisipasi dalam Sea Games 2015 di Singapura.
Kasus ini tentunya menggemparkan jagat sepak bola dunia khususnya Asia. AFC selaku induk organisasi sepak bola kawasan Asia menyebut Indonesia mengalami banyak kerugian akibat sanksi ini.
18 Februari 2015, PSSI menginformasikan kepada FIFA bahwa ISL ditunda karena adanya BOPI yang jelas telah melanggar statuta FIFA.
4 April 2015, ISL berjalan tetapi 12 April kembali terhenti setelah BOPI memberika surat peringatan (8 April) kepada PSSI tentang sanksi PSSI karena dianggap memasukan 2 klub Persebaya dan Arema yang menurut BOPI tidak direkomendasikan ikut kompetisi.
18 April 2015, La Nyalla Matalliti terpilih sebagai ketua PSSI dalam kongres PSSI.
22 April 2015, Menpora menerbitkan SK Pembekuan PSSI
4 Mei 2015, FIFA memperingatkan PSSI untuk membereskan segala permasalahan karena telah melanggar statuta dan diberi batas waktu 29 Mei 2015.
22 Mei 2015, FIFA kembali mengingatkan Kemenpora tentang deadline keputusan FIFA.
30 Mei 2015, dari kronologis tersebut FIFA menjatuhkan sanksi (suspension) kepada PSSI sehingga efeknya adalah sebagai berikut
Klub dan tim nasional dilarang untuk mengikuti ajang internasional baik kalender AFC maupun FIFA.
Tidak bisa mengikuti program pengembangan, pelatihan, kursus oleh AFC maupun FIFA selama masa sanksi.
Pengecualian, timnas U-23 Sea Games masih bisa berlaga di Singapura.
4 syarat sanksi bisa dicabut jika
Komite Eksekutif PSSI yang terpilih mampu mengelola urusan PSSI secara independen dan tanpa pengaruh dari pihak ketiga, termasuk Menteri (atau lembaganya).
Tanggung jawab untuk tim nasional Indonesia wewenangnya dikembalikan kepada PSSI.
Tanggung jawab semua kompetisi PSSI dikembalikan wewenangnya kepada PSSI atau Liga yang berada di bawahnya.
Semua klub yang mendapatkan lisensi dari PSSI diperbolehkan bermain di kompetisi PSSI.
Kami ucapkan terima kasih dan meminta Anda untuk mengirimkan keputusan ini kepada pihak terkait dan berharap bahwa masalah ini dapat diselesaikan secepatnya sehingga suspensi dapat dicabut.
Itulah isi surat yang tulis oleh FIFA untuk PSSI.
Pemerintah menyikapi sanksi Federation Internationale de Football Association (FIFA) dengan rileks “demi perbaikan sepak bola nasional”. Padahal dampak dari sanksi itu sangat besar dan berefek merusak ketimbang memberi manfaat.
Indonesia pun menanggung kerugian berlapis setelah Komite Eksekutif FIFA menangguhkan kegiatan PSSI atas pelanggaran Pasal 13 dan 17 Statuta FIFA terkait campur tangan pemerintah dalam urusan asosiasi.
Semua klub Indonesia dan tim nasional dilarang ambil bagian dalam agenda kompetisi yang diselenggarakan Asia (AFC) dan dunia (FIFA). Namun Timnas U-23 masih diizinkan berpartisipasi dalam Sea Games 2015 di Singapura.
Kasus ini tentunya menggemparkan jagat sepak bola dunia khususnya Asia. AFC selaku induk organisasi sepak bola kawasan Asia menyebut Indonesia mengalami banyak kerugian akibat sanksi ini.
Spoiler for Kondisi Sekarang:
Spoiler for Video Vs Malaysia:
kita menang cuy
Spoiler for skill pemain indo:
Spoiler for Harapan:
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi membacakan pengumuman penting terkait pencabutan pembekuan PSSI, Rabu 11 Mei siang WIB. Akan tetapi, menteri dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengaku, pemerintah akan tetap mengawasi setiap gerak-gerik persebakbolaan nasional.
Pengumuman bahwa sanksi PSSI dicabut sudah diumumkan kemarin, Selasa 10 Mei. Hari ini, Imam kembali menegaskan bahwa pencabutan resmi dicabut dan sudah ditandatangani serta dikirim ke FIFA untuk segera ada tindak lanjutnya.
BACA JUGAFilosofi Batu Akik dan Visi-Misi Kurniawan Maju Ketum PSSISihar Sitorus Dapat Dukungan untuk Jadi Waketum PSSIProfil: Mengenang Prestasi Kurniawan Sejak di Sampdoria Hingga ke Timnas Indonesia
Brandconnect
Selfie Bersama Buaya Air Asin Terbesar di Dunia "Pemerintah sesegera mungkin mencabut keputusan yang pernah dikeluarkan terkait sanksi tidak diakui secara administratif kepada PSSI," ujar Imam kepada wartawan di Kantor Kemenpora, Jakarta pada Rabu (11/5/2016).
"Kita juga menghargai surat-surat yang disampaikan oleh FIFA, baik yang langsung kepada Menpora atau kepada Mensesneg di mana salah satu isinya adalah FIFA akan mengawal perubahan sepak bola di Indonesia. Oleh karena itu, ini harus kita kawal bersama-sama dan pemerintah sangat menghargai usaha FIFA dan AFC untuk mengawal perubahan itu," lanjutnya.
"Kita menghargai sekaligus menghormati harapan, niat, dan kehendak dari pencinta sepak bola tanah air untuk segera dilakukan perubahan yang lebih baik demi tata kelola sepak bola tanah air, baik yang berasal dari masyrakat, suporter, pencinta sepak bola, media massa, maupun pemilik suara. Seperti kabar yang saya terima dari teman-teman wartawan bahwa ada 85 klub, bahkan ada 90 klub yang telah mengajukan surat kepada PSSI dan FIFA (masalah KLB)."
"Semalam, saya sudah menandatangani surat (pencabutan pembekuan) ini dan kami langsung mengirimkan surat ini kepada FIFA, semoga ini menjadi perhatian penting bahwa pemerintah ingin kepercayaan ini harus kita jaga bersama-sama. Kepercayaan pemerintah kepada FIFA, lalu FIFA kepada pemerintah, FIFA juga percaya kepada PSSI, FIFA percaya kepada pemilik suara. Ini menjadi komitmen untuk dijaga bersama-sama agar perubahan tak berhenti di sini, bahkan sebaliknya harus kita kawal bersama-sama," pungkasnya.
Setelah ditandatanganinya surat pencabutan pembekuan, maka otomatis kegiatan PSSI kembali berjalan. Baik PSSI pusat, Asprov, dan semua asosiasi kabupten dan kota juga sudah bisa berjalan.
(ACF)
Pengumuman bahwa sanksi PSSI dicabut sudah diumumkan kemarin, Selasa 10 Mei. Hari ini, Imam kembali menegaskan bahwa pencabutan resmi dicabut dan sudah ditandatangani serta dikirim ke FIFA untuk segera ada tindak lanjutnya.
BACA JUGAFilosofi Batu Akik dan Visi-Misi Kurniawan Maju Ketum PSSISihar Sitorus Dapat Dukungan untuk Jadi Waketum PSSIProfil: Mengenang Prestasi Kurniawan Sejak di Sampdoria Hingga ke Timnas Indonesia
Brandconnect
Selfie Bersama Buaya Air Asin Terbesar di Dunia "Pemerintah sesegera mungkin mencabut keputusan yang pernah dikeluarkan terkait sanksi tidak diakui secara administratif kepada PSSI," ujar Imam kepada wartawan di Kantor Kemenpora, Jakarta pada Rabu (11/5/2016).
"Kita juga menghargai surat-surat yang disampaikan oleh FIFA, baik yang langsung kepada Menpora atau kepada Mensesneg di mana salah satu isinya adalah FIFA akan mengawal perubahan sepak bola di Indonesia. Oleh karena itu, ini harus kita kawal bersama-sama dan pemerintah sangat menghargai usaha FIFA dan AFC untuk mengawal perubahan itu," lanjutnya.
"Kita menghargai sekaligus menghormati harapan, niat, dan kehendak dari pencinta sepak bola tanah air untuk segera dilakukan perubahan yang lebih baik demi tata kelola sepak bola tanah air, baik yang berasal dari masyrakat, suporter, pencinta sepak bola, media massa, maupun pemilik suara. Seperti kabar yang saya terima dari teman-teman wartawan bahwa ada 85 klub, bahkan ada 90 klub yang telah mengajukan surat kepada PSSI dan FIFA (masalah KLB)."
"Semalam, saya sudah menandatangani surat (pencabutan pembekuan) ini dan kami langsung mengirimkan surat ini kepada FIFA, semoga ini menjadi perhatian penting bahwa pemerintah ingin kepercayaan ini harus kita jaga bersama-sama. Kepercayaan pemerintah kepada FIFA, lalu FIFA kepada pemerintah, FIFA juga percaya kepada PSSI, FIFA percaya kepada pemilik suara. Ini menjadi komitmen untuk dijaga bersama-sama agar perubahan tak berhenti di sini, bahkan sebaliknya harus kita kawal bersama-sama," pungkasnya.
Setelah ditandatanganinya surat pencabutan pembekuan, maka otomatis kegiatan PSSI kembali berjalan. Baik PSSI pusat, Asprov, dan semua asosiasi kabupten dan kota juga sudah bisa berjalan.
(ACF)
0
4K
Kutip
54
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan