Kaskus

Story

beloved66Avatar border
TS
beloved66
Cerita pasca putus (Mantan Pengkhianat)
halloow para penghuni kaskuser
disini ane sedikit bercerita ttng kisah cinta pasca setelah putus...


Aku bisa sendiri.!! aku menghempaskan tangannya dengan kasar ketika ia mencoba membersihkan ice cream di bibirku.
Ia terdiam, aku sibuk menyesap benda manis yang sejak tadi menggodaku.
“Kita udah beda, gak sama, semua gak bisa diubah seperti dulu lagi.”
Tatapannya dingin, masih memojokkanku dengan raut wajahnya yang menyebalkan.
"Kenapa ngajak ketemuan lagi?” tanyaku panas dan sinis. “Belum cukup sama yang kamu lakukan selama ini?”

  Ia menatapku dengan tatapan memelas, aku menangkap sinyal kesalahan di matanya. Tapi, aku tak peduli, rasa kasihanku telah habis untuknya. Aku muak menatapnya, pertemuan ini tak akan terjadi jika dia tak bersungut-sungut seperti di telepon tadi.

  “Aku mau meminta maaf.” ucapnya lugu namun penuh rayu. “Aku bersalah.”
            “Baru sadar sekarang? Kemarin kemana aja, tolol!”
            “Aku menyesal. Aku menyesal. Aku menyesal.”

            “Tiga kali ada kata menyesal.”

            “Aku menyesal!”

            “Empat kali.”

            “chikaa…” ia memanggil namaku lembut, aku tak bisa menahan tatapanku agar tak menyorot matanya.

            “Apa?”

            “Maafin aku.”
            “Aku udah maafin kamu bahkan sebelum kamu minta maaf.”
            “Sungguh?”

            Aku mengangguk tanpa pikir panjang, tak ingin percakapan ini berlangsung dengan lamban. Aku ingin semuanya berakhir. Dan, semoga wajah busuk ini tak lagi kutatap.

            “Aku menyesal, Chika.”

            “Lima kali, cukup. Aku bosan dengar kata menyesal jika kamu sendiri tak pernah mencoba untuk berubah.”

            “Aku harus berbuat apa agar kamu benar-benar ikhlas memaafkanku?”

            “Tidak perlu, semuanya sudah lewat, aku enggak perlu ingat-ingat yang lalu. Semuanya sampah!”
            Nada bicaraku mendiamkan gerak bibirnya, ia menatapku dengan tatapan minta dikasihani.
            “Jangan menatapku dengan tatapan tolol seperti itu, rasa kasihanku sudah habis terhadapmu, bodoh!”

            Ia tak banyak bicara, hanya mendengarkan aku yang terus saja mengumpatnya dan memakinya. Tiba-tiba perasaan kesal itu muncul lagi, bayang-bayang pahit itu kembali berserakan. Aku tak bisa menahan diriku untuk tak memikirkan peristiwa itu. Saat aku mendapati dirinya berciuman dengan seorang gadis di sebuah prakiran mall center. Aku ingin semuanya berlalu dan hilang seperti angin. Sungguh, aku tak ingin mengingat cara dia menyakiti dan mengkhianatiku, tapi aku terlalu lemah.

            Aku tak bisa menyangkal diri, bahwa aku benar-benar mencintainya, dia sudah menjadi bagian dari napasku selama beberapa tahun terakhir. Aku tak mungkin bisa melupakan seseorang yang telah mengisi hari-hariku dengan begitu cepat. Aku butuh waktu. Tapi, semua di luar prediksiku, saat aku ingin melupakannya, dia malah hadir. Berkata maaf, mengucap kata menyesal, dan segala kalimat yang mampu mencairkan hatiku yang sudah sangat beku.

            Aku hanya bisa membohongi diriku sendiri. Memakinya, mencemoohnya, dan menghujaninya dengan kata-kata kasar, namun sebenarnya aku tersiksa. Aku tak bisa menyakiti seseorang yang kucintai, aku lelah terus-menerus menyangkal diri sendiri. Aku mencoba menyadarkan pikiranku yang sempat goyah, kembali meletakkan akal sehatku pada kenyataanyan yang ada. Aku tak mungkin lagi menerimanya kembali, sekeras apapun dia memintaa maaf padaku. Meskipun dia harus meradang, meronta, atau berlutut di hadapanku.

            Setelah lama kudiamkan, dia menangis. Seluruh mata pengunjung restoran bergeser ke arah kami. Ini air mata pertamanya yang pernah kulihat, bertahun-tahun ia tak pernah menangis di hadapanku. Apakah ini juga bagian dari kebohongan?

            “Sudahlah, . Aku bukan wanita tolol yang bisa kaupermainkan lagi. Jauh-jauh dari pandanganku, atau perlu menghilanglah dari muka bumi ini!”

            “Aku akan menghilang tanpa kauminta, Chika.”

            “Baguslah, sadar diri!”

            “Dan, tidak akan pernah kembali.”

            “Itu lebih bagus, selamanya kalau perlu!”

            “Iya, selamanya.”

            Dia mengulang kata ‘selamanya’ dengan tatapan yang bodoh disertai mata yang sembab. Aku tak ingin membuang-buang waktuku. Aku membayar ice cream dengan uangku sendiri, meninggalkan Evan yang masih menggigil karena perkataanku.

            Mampus kamu! Seruku dalam hati. Aku tertawa senang. Aku berhasil menyakitinya. Aku tak menyesal berpisah dengannya. Oh, Tuhan, jadi ini rasanya bahagia?

           Sempurna!
***

            Tak ada lagi komunikasi dengan Evan . Aku tak pernah mau tahu lagi kabarnya. Telingaku tak ingin lagi mendengar namanya.

            Aku menjalani hari-hari seperti biasa. Aku bahkan berprestasi dalam banyak hal, tak peduli pada masa lalu yang sempat membayangiku selama ini. Tapi, aku memang tak mampu menyangkal, wajah Evan masih saja hadir dalam malam-malam sepi ketika aku sedang mendengar lagu favorite kita dulu. always be My beiby, David cook , selalu pandai membawakan lagu ini dengan suara yang mendayu-dayu namun menggemaskan. Memang benar, sebuah lagu mampu melempar seseorang kembali ke masa lalunya, dan aku selalu mengalami hal itu, lagi dan lagi.

            Entah mengapa, hari-hariku memang terasa lebih sepi. Aku sering iri melihat teman-temanku berjalan dengan kekasihnya, dan aku hanya berjalan sendirian. Yaaaaah, belajar mandiri, itulah dua kata yang membuatku bertahan sampai saat ini. Evan ,dulu, adalah pria yang baik, namun setelah mengenal wanita jalang itu, dia berubah drastis. Aku membencinya dan sepertinya perasaanku padanya berangsur-angsur mulai hilang.

Dialah Sang Pengkhianat
Tertawa dalam tangis kelamku
Berjanji dalam sumpah palsunya
Padanya ku haturkan jiwaku
Ia tangkup, remukkan dalam sekejap pandang
Bibirnya merah merekah
Berisi racun kebohongan dan dusta
Wajah liciknya berbalut senyum penuh damai
Jatuhkanku dalam nyaman semunya
Kata – katanya lembut menentramkan
Namun menusuk, menghujat ke jantung
Sekejap ku rengkuh bahagia
Tapi Ia adalah Sang Pengkhianat
Ia porandakan bahagiaku
Alirkan semua isi kepalaku
Curahkan rasa dalam batin terdalam
Ia tersenyum diiringi cucur air mataku
Ah..... Ia memang Sang Pengkhianat
Perengkuh dalam damai semu dan derita tak bertepi


maaf kalo kepanjangan, maaf kalo berantakan ane nulisnya , ada yg mau berbagi pengalaman , ataupun yg senasib kaya ane..? bole kasih masukan ,kritik membangun, Komeng ,suport , apa aja yg penting bikin ane cpet move on ,!!

thanks before emoticon-Shakehand2
0
3.3K
21
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan