PENYEDAP rasakemasan dan mecin atau MSG (Monosodium Glutamat) merupakan jenis penyedap rasa yang sering digunakan masyarakat Indonesia. Namun, jika dilihat dari segi pembuatan dan kegunaannya, ternyata kaldu bubuk kemasan dan mecin itu berbeda.

Masih banyak yang menganggap kalau mecin dan kaldu bubuk kemasan itu adalah sama. Contohnya, saat seseorang memesan makanan tanpa mecin, lalu mereka mengartikan bahwa makanan yang dipesan juga tanpa penyedap rasa lainnya.

Anggapan itu ternyata tidak benar. Antara penyedap rasa, misalnya, kaldu bubuk kemasan dan mecin itu jelas berbeda. Gusti Ngurah Retjak, mantan chef yang sudah berpuluh-puluh tahun berkecimpung di dunia memasak membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan, masing-masing dari bumbu tambahan itu, punya karakter yang berbeda saat dipadukan dengan makanan.

“Jelas beda (antara mecin dengan penyedap rasa-red), kalau mecin itu sebenarnya tipe bumbu penguat rasa. Jadi kalau pakai mecin sedikit saja, rasa dari makanan itu akan keluar sempurna. Dan mecin itu dibuatnya dari bahan kimia,” kata Retjak kepada Okezone di Bekasi.

Pria berusia 73 tahun ini menambahkan, penyedap rasa seperti kaldu bubuk kemasan cenderung lebih aman. Karena terbuat dari kaldu yang diekstrak menjadi bubuk. Unsur kimianya juga lebih sedikit dibanding mecin .

“Menurut saya ya lebih bagus penyedap rasa. Soalnya memang terbuat dari kaldu yang diolah menjadi bubuk,” tutupnya.

Sumber okezone

Lidah orang Indonesia memang sangat peka akan rasa. Bagaimana tidak, Indonesia kaya akan rempah-rempah dan bumbu. Dari Sabang sampai Merauke, meski berbeda-beda, makanan khas tiap daerah pasti lekat dengan bumbu yang semakin menguatkan cita rasa.

Namun, di zaman yang serba praktis ini, masyarakat lebih memilih untuk menggunakan penyedap rasa maupun Monosodium Glutamat (MSG) untuk memperkaya rasa pada makanan. Tak perlu lagi menghabiskan waktu untuk mempersiapkan bumbu dan menguleknya. Apalagi di tengah harga bumbu dapur yang semakin melambung. MSG dan penyedap rasa yang berharga murah pun menjadi digandrungi.

Tapi sebenarnya, apa beda MSG dan penyedap rasa? Kapan kita harus menggunakannya dan dengan takaran yang seperti apa?

Gusti Ngurah Retjak, mantan chef yang sudah memiliki pengalaman selama berpuluh tahun dan telah mencetak banyak eksekutif chef, menjelaskan perbedaan antara MSG dan penyedap rasa. Menurutnya, dari fungsinya saja, kedua bahan itu memiliki perbedaan yang mendasar.

"Kalau penyedap rasa itu menambah cita rasa makanan karena terbuat dari kaldu. Kalau dikasih mecin (MSG) efeknya akan memperkuat rasa," kaya Retjak ketika ditemui dalam acara Chef Rendezvous di kawasan Bekasi, beberapa waktu lalu.

Ia pun menganjurkan penggunaan MSG pada setiap makanan seharusnya sedikit saja karena jika terlalu banyak, rasanya akan menyengat.

Hal senada juga disampaikan oleh Chef Ragil. Chef berbadan gempal ini menjelaskan selama pemakaiannya sesuai, penyedap rasa dan MSG tidak terlalu menimbulkan masalah. Bahkan untuk masakan Indonesia. Ia menilai sudah tak perlu lagi menggunakan penyedap rasa atau MSG. "Tapi kadang orang mau jalan pintas jadi enggak bisa dilarang juga," ujarnya.

Jika mau tetap menggunakan penyedap rasa, Anda harus bisa memerhatikan takarannya. Pasalnya, dua gram penyedap rasa sudah bisa digunakan untuk satu liter air.

Apalagi jika Anda sudah menggunakan kecap manis atau kecap asin, penggunaan penyedap rasa dinilai sudah tak perlu lagi. "Sebenarnya apa yang terkandung di penyebab rasa, kecap manis dan asin sudah mengandung itu," pungkasnya.