- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jebakan Komunitas GAY


TS
tokopedia.1
Jebakan Komunitas GAY
Quote:

RRumah berlantai dua yang catnya mulai memudar itu kini tidak lagi berpenghuni. Rumah kos di Desa Harjasari, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tersebut sejak enam bulan lalu ditempati Arief alias Aryo, germo prostitusi gay yang kini meringkuk di ruang tahanan Markas Besar Polri.
Berdasarkan penuturan warga setempat, sejak Arief tinggal di situ, banyak remaja pria yang datang. Kebanyakan pelajar SMP dan SMA. Mereka kongko di rumah itu bahkan hingga larut malam.
Warga tidak mengetahui apa saja yang mereka lakukan di dalam rumah itu. Sebab, Arief dikenal sangat tertutup. Warga hanya sering melihat pria berkepala botak itu menggenggam komputer tablet ketika keluar-masuk kos.
“Keluar kamar bawa tablet. Jalan ke depan bawa tablet. Bolak-balik paling begitu,” ujar Sumantri, warga Harjasari, saat berbincang dengan detikX.
Dikatakan Sumantri, remaja yang datang ke tempat kos Arief bukan warga Harjasari. Mereka dari luar desa itu. Bahkan banyak di antaranya yang datang dari Cianjur, Jawa Barat.
Sedangkan Sukanto, warga Harjasari lainnya, menuturkan, pria bertubuh kecil itu memang agak kemayu. Gaya bicara Arief mirip perempuan.

Arief beberapa kali minta nomor telepon seluler anak-anak muda Kampung Harjasari, tapi tak ada yang mau memberikan.
“Aryo orangnya agak aneh. Nongkrong di gang cuma minta nomor handphone anak remaja," ujar Sukamto, yang juga Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa Harjasari.
Saat warga menanyakan pekerjaannya, Arief mengaku sebagai orang yang biasa membantu siswa SMA mengikuti praktek kerja lapangan.
Siapa sangka, Arief ternyata seorang germo alias muncikari. Ia menawari anak-anak remaja yang jadi “binaan”-nya untuk melayani nafsu berahi kalangan gay atau homoseksual.
Warga baru mengetahui hal itu saat personel Badan Reserse Kriminal Mabes Polri menggeledah rumah kos tersebut pekan lalu. Yang mengejutkan lagi, saat melakukan penggeledahan, polisi menemukan puluhan kondom di dalam kardus.
Dari pemeriksaan polisi, diketahui Arief membentuk sebuah klub yang bernama Rico Ceper Manajemen (RCM). Jumlah anggota RCM lebih dari seratus orang, 27 orang di antaranya masih di bawah umur.
Terbongkarnya prostitusi gay online ini menjadi sorotan serius Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Dari temuan lembaga tersebut, diketahui ada anak-anak binaan Arief yang diperjualbelikan dengan tarif jutaan rupiah.
Temuan tersebut, kata Asrorun Ni’am, akan dikembangkan untuk keperluan penanganan dan pencegahan anak jadi korban. Di Bogor sendiri, KPAI mencatat ada 36 kasus perdagangan anak dan eksploitasi pada kurun 2011-2016.
Anak-anak itu antara lain dikorbankan untuk prostitusi online, eksploitasi seks secara komersial, serta pekerja anak. Namun tidak disebutkan secara terperinci berapa jumlah kasus yang korbannya untuk prostitusi kalangan gay.
Bogor masih jauh lebih rendah dibanding daerah lain untuk kejadian trafficking dan eksploitasi anak. Lima daerah tertinggi masing-masing ditempati Jakarta Barat (97 kasus), Sumatera Utara (91 kasus), Jakarta Timur (85 kasus), Bandung (85 kasus), dan Jakarta Selatan (84 kasus).
Yang jelas, menurut Asrorun, pelaku prostitusi gay selalu menggunakan media komunitas untuk melancarkan bisnisnya. Kelompok itu dibangun untuk sosialisasi aktivitas seks menyimpang. Selain di Bogor, komunitas seperti itu tersebar di banyak daerah.
“Ini harus dijadikan semacam alarm bagi kita untuk membangunkan kondisi tertidur kita. Permisivitas-lah yang memungkinkan perilaku seks sesama jenis tanpa malu-malu. Apalagi jika menyasar kelompok rentan seperti anak-anak,” katanya kepada detikX.
Sementara itu, Euis Sunarti, dosen ilmu keluarga dan konsumen Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor, menyebutkan daerah Ciawi masuk di urutan pertama sebaran komunitas gay di Bogor. “Ciawi termasuk urutan pertama. Ciomas itu tinggi, mungkin kedua,” ujar Sunarti.
Komunitas gay di Ciawi besar lantaran daerah itu menjadi jalur lintasan menuju kawasan wisata Puncak. Mobilitas orang-orang yang melewati daerah itu memungkinkan terjadinya penyebaran yang cepat.

Berdasarkan penelitian sementara yang dilakukan Sunarti terhadap kalangan gay, untuk seperempat wilayah Bogor, setidaknya ada 8.000 orang. Sebagian di antara mereka masih anak-anak. Data tersebut diperoleh Sunarti dari lembaga-lembaga yang menangani HIV/AIDS.
Budaya seks menyimpang tersebut berkembang hingga menjangkau anak di bawah umur lantaran ada teori yang menyebutkan, perilaku seks pasangan homoseks tidak bisa setia. Karena itu, kalangan gay berupaya mencari yang muda.
“Penyebarannya memang ke yang lebih muda, bisa mahasiswa yang ekonominya terbatas atau anak SMP. Bahkan temuan dari lapangan, anak-anak yang mulai belajar hubungan seksual karena pornografi dan yang kebutuhan seksnya muncul, ketika disalurkan, dia tidak mau dengan lawan jenis karena takut hamil. Akhirnya ia belajar seks ke lelaki,” ujar dia.
Ditambahkan dia, komunitas gay di Bogor bersifat on-off. "Kalau forum itu on-off. Begitu ada perhatian, langsung ditutup. Jadi di bawah permukaan," cetus dia.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Mabes Polri Brigadir Jenderal Agung Setya menekankan perlunya penanganan yang baik terhadap anak-anak atau remaja yang menjadi korban kejahatan seperti itu. Sebab, umumnya pelaku homoseks dan prostitusi yang mengiringi sebelumnya adalah korban.
“Ini satu jawaban atas premis-premis yang selama ini muncul, yaitu orang yang menjadi korban paedofil kemudian nanti juga akan menjadi predator. Ini kemudian juga perlu ditangani dengan baik, tidak hanya aspek hukumnya,” ujarnya kepada detikX

SUMBER
INDONESIA DARURAT GAY
MUSNAHKAN PARA GAY MAHO



0
5.7K
Kutip
21
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan