Jakarta, 6 Juni 2016. Salah satu permasalahan yang umumnya dihadapi oleh seseorang yang ingin berwirausaha adalah betapa sulitnya mencari vendor (jasa manufaktur atau pemasok material) yang tepat untuk membawa ide produk menjadi kenyataan. Seringnya, proses pencarian vendor ini masih dilakukan dengan cara door-to-door dan dapat memakan waktu hingga berbulan-bulan. Tidak lama belakangan telah diluncurkan situs Factoire.com (Factoire) yang memiliki misi untuk memecahkan masalah ini.

Factoire, situs yang berdiri pada Mei 2016, merupakan online platform yang berfungsi sebagai wadah penghubung antara klien (brand dan entrepreneur) dengan vendor-vendor produksi seperti konveksi, pemasok kain batik, pengerajin sepatu kulit, dan pengerajin furnitur. Melalui situs ini, pengguna bisa dengan mudah mencari dan menemukan kontak vendor yang dibutuhkan untuk menciptakan produk yang diinginkan.

Factoire didirikan oleh Ade Harnusa Azril, Alif Nugroho, dan Alvin Desfiandi. Tiga sekawan ini memutuskan untuk memulai Factoire karena sempat kesulitan menemukan vendor ketika memulai bisnis sampingannya. Mereka pun kerap kali mendengar keluhan yang sama dari teman-temannya yang lain.

Saat ini Factoire masih berstatus beta, namun pengunjung sudah bisa melihat profil vendor-vendor di dalamnya. Pemilik jasa manufaktur atau pemasok material produksi juga dapat mendaftarkan usaha mereka sebagai salah satu vendor. “Pada fase beta ini kami ingin mendapatkan feedback dari para pengguna. Sehingga kami bisa membangun fitur-fitur baru yang relevan dengan kebutuhan para user,” ujar Alif Nugroho, salah satu co-founder Factoire.

“Factoire memiliki visi untuk membuat proses produksi lebih efisien dan aksesibel bagi semua. Kami juga ingin menciptakan ekosistem usaha yang bersifat mutualisme antara klien dengan vendor. Ekosistem usaha yang lebih baik dan aksesibel ini pada akhirnya dapat mendorong lahirnya entrepreneur-entrepreneur baru,” kata Alif Nugroho. ”Harapan kami adalah agar situs ini dapat di terima oleh masyarakat Indonesia dan dapat memberi manfaat bagi kemajuan industri di Indonesia,” tutupnya.
(Koran Tempo, 8 Juni 2016)