Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bersyukur punya karakter mudah marah. Berkat perangainya ini, percobaan manipulasi pembahasan kontribusi tambahan terhadap perusahaan pengembang reklamasi jadi terkuak.

"Saya bersyukur banget dikasih hati yang tempramental juga emosi," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (6/9/2016).

Ahok memilih tak bertutur sopan saat mengetahui DPRD menyodorkan usulan penghilangan besaran 15 persen tambahan kontribusi dalam Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta. Justru dia bertindak emosional, mendisposisi usulan itu dengan coretan 'Gila!'.

"Untung saya emosi, jadi langsung saya tulis 'Gila ini!' Kalau begini, ini tindakan pidana korupsi, balikin! Bilangin, brengsek orang itu semua!" ujar Ahok.

Dia juga bersyukur bisa mengutarakan ke KPK bahwa dia tak pernah menyetujui penghilangan atau penurunan besaran 15 persen menjadi 5 persen.

Belakangan, pengacara terdakwa kasus Raperda Mohamad Sanusi meminta Sekretaris Daerah Saefullah dan Ketua Balegda DPRD DKI Mohamad Taufik dihadirkan dalam sidang pengadilan Tindak Pidana Korupsi untuk bersaksi mengenai dinamika persetujuan penghilangan kontribusi. Namun Ahok tak setuju.

"Bisa enggak tiba-tiba Sekda dan Taufik di pengadilan berbicara kalau pengacaranya, 'Memang lu (Ahok) ngomong kok lu (Ahok) setuju menghilangkan (15 persen).' Coba," kata Ahok berandai-andai kekhawatirannya terjadi.

Ahok menduga Saefullah dan Taufik kompak menyatakan Ahok setuju besaran 15 persen itu dihilangkan. Padahal Ahok tak pernah setuju itu dihilangkan, malah memperjuangkannya.

"Untung juga semua rapat saya diunggah di YouTube. Saya terus tekan 15 persen semua," kata Ahok.


(dnu/fdn)

http://news.detik.com/berita/3292563...-cegah-korupsi

hmm gitu ya koh