“Sebuah legenda berawal dari kisah sederhana, begitu pula dengan kisah yang satu ini. Dimana diceritakan ada sebuah sosok berzirah besi berkecepatan super menghabisi para penjahat”.

Aku membaca sebuah tagline dari novel semi-fiksi yang menceritakan sosok legenda di kota ini. Yang tak lain adalah aku sendiri. Aku merasa aneh ketika membaca nya, karena sebenarnya kehidupanku jauh dari yang mereka bayangkan.

Kurasa ada yang bergetar di saku celanaku, Smartphoneku memiliki beberapa pesan yang masuk.

“PERAMPOKAN DI JALAN PANJAITAN BANK BCA
SEGERA KESANA, PERAMPOK MENGGUNAKAN SENJATA API”

Kuberlari menuju tempat parkir, aku tak melihat satupun orang berjaga jadi aku langsung pergi tanpa membayar. Kukeluarkan AxiaPad dari saku kananku lalu menekan tombol “CALL THE ARMOR”, lalu 15 detik kemudian datanglah beberapa pasang armor besi ku yang terbang mengikuti kemana AxiaPad berada. Lalu aku menekan tombol “SET”, semua benda disekitar ku menjadi pelan dan aku memasangkan secara manual armor-armor itu.

“Semuanya tiarap!!” kata perampok itu sambil menembakan sekitar 7 peluru ke langit-langit gedung.

Mereka berpencar, 1 orang kearah brankas, 2 orang menjaga para Sandra, dan satu orang berjaga-jaga di pintu masuk.

“Kau dengar suara itu?” perampok yang menjaga pintu bertanya ke kedua teman-nya.

“Ini yang aku takutkan, D”

Salah satu dari mereka berbicara menggunakan Walkie Talkie. “Segera laksanakan rencana E!”

“Sudah terl—“ penjaga pintu itu tiba-tiba pingsan, dengan bekas jarum panjang yang menempel di leher nya.
Kedua perampok tadi diam membisu, saling bertatap muka. Wajah mereka menjadi pucat pasi, tangan mereka bergetar hebat, keringat mereka mengucur sangat deras.

Tiba-tiba terdengarlah suara pintu kaca yang dijebol diikuti dengan suara mesin motor yang digeber. Salah satu perampok yang sudah kalap menembakan pelurunya kesegala arah. Lalu keluarlah sosok berarmor tebal, menaiki motor lalu turun dan berdiri dengan gagah.

“Giliranku”

Mahluk berarmor itu mengeluarkan tinjuan yang sangat amat dahsyat, mampu melemparkan meja dan tepat mengenai perampok yang kalap. Teman nya tak berkutik, dia berusaha kabur dan nampaknya berhasil karena sang vigilante tadi berlapiskan armor yang sangat tebal.

Dia menekan suatu tombol di ikat pinggangnya, dan armor tebal itu berserakan disekitarnya lalu pergi terbang entah kemana.

“Kau tak akan bisa kabur dariku...”

Mahluk ini berlari dengan gesit dan dia menggunakan mini-jetpack dipunggunya untuk membalap perampok yang akan kabur. Dan dia menghajarnya tepat di bagian wajah hingga perampok itu pingsan.

Mahluk itu kembali menekan sesuati dipinggangnya, seketika seluruh dunia menjadi lambat. Dia berjalan menyusuri lorong yang menuju langsung ke brankas dan memeriksanya.

Dia mengeluarkan sebuah mic kecil yang tersimpan di ikat pinggangnya dan sepertinya berbicara kepada seseorang.

“Aku gagal, uang nya berhasil mereka bawa”

Dia memperhatikan sekelilingnya, dan kembali berbicara;

“Aku punya petunjuk, percayakan padaku”

Dia menaruh mic itu kembali di ikat pinggangnya, lalu menekan satu tombol kecil di bagian kanan ikat pinggangnya. Dalam hitungan detik motor yang ia bawa telah ada dihadapan nya dan siap untuk dipakai.

Dunia kembali normal, tak lagi berjalan lambat. Aku mengejar perampok itu berdasarkan dari system tracking AxiLens yang kubuat, mereka pasti kutemukan. Ternyata tracking nya berakhir di sebuah rumah sederhana didalam komplek perumahan.

Ku aktifkan system X-Ray untuk melihat kedalam rumah dan aku temukan satu orang baru datang dan membawa barang yang aneh, kutebak itu adalah uang.

“Kau ditangkap!” aku berteriak.

KEESOKAN HARI NYA.

“BREAKING NEWS! PERAMPOK BANK BCA DITEMUKAN DALAM KONDISI DIBORGOL DIDEPAN POLRES”

Membaca Koran sambil meminum segelas kopi memanglah nikmat, apalagi dilakukan saat pagi hari. Usahaku kemarin sore membuahkan hasil yang cukup memuaskan.

“Kamu emang selalu suka cari gara-gara ya...”

Aku tersenyum kecil.

“Kamu menggunakan ‘mainan-mainan’ itu dengan baik, kecerdasanmu tidaklah sia-sia”

Aku menghabiskan segelas kopiku dan bersiap untuk berangkat kerja.

“Ah ayah, jangan muji gitu dong. Nanti aku bisa menjadi malas”

Aku menunggangi motor yang kemarin ku gunakan untuk menangkap para perampok, bedanya saat kemari aku tak menggunakan plat nomor, dan sekarang ku gunakan. Hehe.

Saat aku sampai dikantor, aku segera menghampiri ruangan D&Spanduk.

“Oh yeah mari kita rayakan sesuatu, karena kita berhasil menjadi Headline di Koran pagi ini”

Kulemparkan kacang kearah kepalanya, dia tertawa kecil.

“Baiklah jadi bagaimana pengalamanmu? Dengan armor tebal itu? Nyaman?”

Aku menganggukan kepala.

“Ya walau agak berat, tapi itu sukses mengintimidasi lawan. Mereka takut terhadapku, apalagi tersebar berita kalau ‘mahluk berzirah’ hanyalah sebuah mitos”.

Fadh kembali tertawa kecil, dia mengambil Koran dan menunjukkan headline nya ke arah ku.

“Oh Rifqi ayolah, kamu ingin terlihat heroik kan dengan ‘menaruh’ perampok itu didepan Polres?”

Dia kembali tertawa, tapi kali ini aku aku membalasnya dengan melemparkan nya semangkuk kacang tepat ke arah kepala.


“Wow, mahluk macam apa dia itu. Berarmor dan menaklukan para penjahat dengan sekilas...”

Boss ku sedang melihat tayangan tv local yang menyiarkan aksiku kemarin, aku menghiraukan nya dan segera duduk di kursi ku. Ku tak sabar untuk mulai nya rapat ini.
“Dia bisa menghancurkan rantai bisnis kita...”

Boss ku berpaling dari tv, menegakkan diri nya dengan menyangga tangan nya. Lalu mulut nya berkata, suatu yang tak pernah kuduga sebelumnya;

“Materi rapat kali ini diganti dengan; Dampak Orang Berzirah bagi dunia bisnis. Kuberi kalian waktu 15 menit untuk berpikir dampak-dampak apa saja yang bisa menyebabkan rusaknya rantai bisnis kita.”

Aku kaget, karena aku secara tidak langsung disuruh untuk memikirkan dampak-dampak atas hal yang kulakukan kemarin dan harus mengucapkan nya sekarang juga.

“Boss, mengapa tiba-tiba seperti ini?”

Dia menatapku tajam, sekaligus dingin. Nyaliku ciut, aku hanya diam dan terus berpikir apa yang harus kukatakan.

15 MENIT KEMUDIAN

“Baiklah, waktu kalian sudah habis. Mari kita mulai berdiskusi.”

Dari ujung kursi hingga sekarang tiba ke orang disampingku, pikiranku masih kosong. Apakah pantas mengeluarkan sebuah dampak negatif dari hal yang kulakukan sendiri. Kurasa aku mungkin orang termunafik didunia sekarang.

Kini giliranku untuk bicara.

“Boss, kurasa tak ada dampak negatif. Kita sebagai perusahaan advertising pasti akan diuntungkan karena pemerintah setempat akan mengiklankan betapa berbahaya nya mahluk ini.”

Arrrghh, pendapatku gak nyambung dengan materi yang boss berikan!

“Hmmm, benar juga katamu Qi.”

Boss ku menggaruk-garuk kepalanya, dia tampak gelisah. Dan dengan segera dia mengakhiri rapat singkat ini, dia pergi dari kantor.

“Berani beda itu hebat kawan, aku suka dengan gayamu. Hahaha” Fadh kampret tertawa, aku hanya memberikan senyum kepadanya.

“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!”

Kami diruangan itu mendengar teriakan dari rumah sebelah kami. Aku sontak dengan reflek berlari ke arah sumber suara.

Saat aku sampai di depan rumah nya, aku melihat orang memakai topeng gas dan berlari ke arah samping. Aku hiraukan dia karena orang didalam rumah lebih penting, ketika aku masuk.... ugghh... kepalaku pu¬---
==========
The Legends not end in here...