- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
‘Action Speaks Louder than Words’ Jadi Alasan Ahok dan Risma Teratas
TS
f41lure
‘Action Speaks Louder than Words’ Jadi Alasan Ahok dan Risma Teratas
http://kriminalitas.com/action-speaks-louder-words-jadi-alasan-ahok-dan-risma-teratas/
Dua nama besar memiliki elektabilitas tinggi dalam survey Pilgub DKI Jakarta 2017 mendatang. Pengamat politik, Ansy Lema mengatakan, dua nama ini moncer karena ‘Action Speaks Louder Than Words’.
Kedua nama yang dimaksud adalah Gubernur DKI Jakarta saat ini, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Wali Kota Surabaya, Tri Risma Harini.
“Ibu Risma adalah figur pemimpin pekerja keras dan bekerja dengan target yang jelas, sama halnya seperti Pak Ahok. Ibu Risma telah berhasil membawa perubahan bagi tata kota Surabaya. Surabaya menjadi kota asri dengan banyak taman,” ujarnya kepada Kriminalitas.com, Minggu (4/9).
“Jika ada hal yang baik dari Surabaya, Jakarta harus berani belajar dari kesuksesan Surabaya. Bicara Risma, juga Ahok adalah bicara soal ‘action speaks louder than words’. Yang mana fenomena ini terjadi pada Ahok, Ridwan Kamil di Bandung, Risma di Surabaya dan Nurdin Abdullah di Bantaeng,” lanjutnya.
Ansy melanjutkan, kesuksesan ini adalah representasi bangkitnya generasi baru kepemimpinan publik yang dicirikan oleh sikap bersahaja, berani, kerja keras, berintegritas, berorientasi pelayanan publik, serta tanpa kompromi terhadap perilaku korupsi.
“Baik Ahok maupun Risma adalah pemimpin daerah dengan rekam jejak (track record) mengagumkan. Sehingga menurut saya Ahok maupun Risma punya keunggulan keunggulan yang patut diapresiasi,” imbuhnya.
Enaknya Jadi Warga Jakarta Sekarang
http://www.qureta.com/post/enaknya-jadi-warga-jakarta-sekarang?utm_campaign=shareaholic&utm_medium=twitter&utm_source=socialnetwork
Enaknya sekarang jadi warga Jakarta. Jakarta lebih rapi, banjir mulai berkurang, macet pun tidak seperti dulu yang sering kali membuat kita harus berjam-jam di jalanan.
Monas pun kini menjadi tempat yang seharusnya. Di mana sekarang Monas sudah tidak kotor oleh sampah dari para pedagang. Monas kini benar-benar Monumen Nasional yang menjadi ikon Jakarta yang bersih dan rapi. Sehingga, masyarakat yang datang ke sana pun tak berani membuang sampah sembarangan.
Begitu juga dengan Waduk Pluit. Waduk yang dulu menjadi tumpukan sampah itu pun sekarang menjadi tempat yang indah untuk dikunjungi. Di sana sudah dibangun taman yang indah dan bisa dijadikan sebagai tempat wisata alternatif.
Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) yang kini sudah berada hampir di setiap kelurahan juga menjadi ruang kreasi untuk anak-anak di Jakarta yang menyuguhkan fasilitas bermain yang lengkap, seperti permainan anak-anak, perpustakaan, lapangan olahraga, PKK Mart, tanaman obat dan tanaman hidroponik. Selain itu, ruang laktasi ibu menyusui, gedung serba guna untuk berbagai kegiatan warga pun sudah disediakan gratis.
Lalu untuk pendidikan dan kesehatan, jadi warga Jakarta gak perlu pusing lagi memikirkan itu, karena sudah ada KJP (Kartu Jakarta Pintar) yang sudah berlaku untuk sekolah swasta, madrasah dan untuk membeli perlengkapan sekolah. Bahkan KJP pun sudah bisa ditukarkan dengan daging sekarang.
Untuk kesehatan sudah disediakan KJS (Kartu Jakarta Sehat) yang bisa digunakan untuk berobat di rumah sakit dan Puskesmas. Bahkan jika warga Jakarta berada di luar kota pun KJS masih bisa digunakan untuk berobat.
Sekarang tidak ada lagi gubuk-gubuk kecil yang tak layak untuk menjadi tempat tinggal. Karena sekarang sudah disiapkan Rusun modern yang fasilitasnya sekelas apartemen. Setiap rusun tersebut sudah diberi kelengkapan lift, di masing-masing kamarnya terdapat tempat tidur, lemari, dapur, kamar mandi, hingga AC/hexos. Fasilitas di luarnya pun sudah disediakan Puskesmas, Bus Transjakarta gratis, RPTRA, sekolah TK dan Madrasah.
Saat ini sekitar 14.900 jiwa dari 6.000 keluarga telah direlokasi ke rumah susun. Mereka berasal antara lain dari Waduk Pluit, Waduk Ria Rio, Kali Sekretaris, Kali Mookervart, Kampung Pulo, Pulomas, Kalijodo, dan Pasar Ikan
Sekarang berkerja menjadi petugas PPSU, Pengelola RPTRA, dan karyawan Transjakarta pun mendapatkan gaji yang sesuai dengan UMP di Jakarta. Dengan adanya sarana publik yang lengkap tersebut, tingkat pengangguran di Jakarta pun menurun karena pembukaan sarana-sarana itu telah pula membuka lapangan kerja. Bahkan tempat ibadah kini sudah ada di balai kota, para marbot mesjid dan guru ngaji sekarang mendapatkan gaji dari Pemprov Jakarta.
Bukan hanya itu, kemacetan di ibu kota pun mulai berkurang karena peraturan tegas dari Pemprov Jakarta untuk pedagang yang berjualan di trotoar, adanya jalur jalan yang sudah teratur, dan juga warga Jakarta sekarang memilih Transjakarta untuk alat transportasi umum. Bus yang kini semakin memperluas trayeknya ini, selain murah hanya Rp.3500, juga mengutamakan kenyamanan penumpang.
Untuk pengaduan informasi, sekarang bisa melalui aplikasi Qlue yang bisa mengirimkan laporan dan foto jika terjadi yang tidak beres di Jakarta. Untuk kendaraan umun seperti angkot dan bajai semua sudah diremajakan, di mana bajai sekarang telah beralih pada bahan bakar gas sehingga tidak ada lagi asap kenalpot yang membuat polusi. Angkot juga sekarang sudah tidak ada lagi yang bobrok.
Kurang enak apa jadi warga Jakarta? Kita tinggal taat peraturan, bahu membahu membangun Jakarta biar semakin lebih baik.
Dalam beberapa periode zaman, kenaikan jumlah penduduk Jakarta semakin tak terbendung karena program urbanisasi Sejak zaman Orde baru. Lalu lintas yang tak teratur, pembangunan gedung-gedung pencakar langit semakin banyak, sehingga pemukiman untuk warga yang di Jakarta pun tergerus oleh laju pembangunan yang tidak merata. Banyak warga miskin yang tempat tinggalnya di gubuk, di pinggiran kali, kolong jembatan.
Sejak Jakarta sudah tidak dipimpin oleh Gubernur Ali sadikin, Jakarta semakin carut marut sampai era Reformasi Jakarta masih tak bisa di atur. Karena budaya korupsi birokrasi yang menjadi kebiasaan, keadilan sosial di Jakarta pun tak terpikirkan oleh pemimpin-pemimpin Jakarta di era Orde Baru.
Sekarang Jakarta menjadi Jakarta baru. Jakarta yang bersih dan rapi semenjak dipimpin oleh Jokowi, hingga kini dilanjutkan lagi oleh kepemimpinan Ahok. Gubernur Ahok membawa Jakarta menjadi lebih baik. Karena program Reformasi birokrasi yang dijalankan Ahok membuat tingkat ketidaksiplinan dan korupsi PNS DKI berkurang, Mereka takut dengan ketegasan Ahok.
Apalagi sekarang transparansi kerja di Balaikota juga sudah diberikan ruang informasi melalui Youtube, bahkan untuk warga yang ingin bertemu dan mengadu pada Ahok pun bisa datang ke Balaikota setiap pagi di hari kerja. Program Jakarta Smart City pun diluncurkan untuk mengawasi PNS-PNS yang nakal. Jadi, kurang enak apa jadi warga Jakarta sekarang? Ayo kita taat peraturan untuk sama-sama membangun Ibu kota Jakarta semakin lebih baik.
Dua nama besar memiliki elektabilitas tinggi dalam survey Pilgub DKI Jakarta 2017 mendatang. Pengamat politik, Ansy Lema mengatakan, dua nama ini moncer karena ‘Action Speaks Louder Than Words’.
Kedua nama yang dimaksud adalah Gubernur DKI Jakarta saat ini, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Wali Kota Surabaya, Tri Risma Harini.
“Ibu Risma adalah figur pemimpin pekerja keras dan bekerja dengan target yang jelas, sama halnya seperti Pak Ahok. Ibu Risma telah berhasil membawa perubahan bagi tata kota Surabaya. Surabaya menjadi kota asri dengan banyak taman,” ujarnya kepada Kriminalitas.com, Minggu (4/9).
“Jika ada hal yang baik dari Surabaya, Jakarta harus berani belajar dari kesuksesan Surabaya. Bicara Risma, juga Ahok adalah bicara soal ‘action speaks louder than words’. Yang mana fenomena ini terjadi pada Ahok, Ridwan Kamil di Bandung, Risma di Surabaya dan Nurdin Abdullah di Bantaeng,” lanjutnya.
Ansy melanjutkan, kesuksesan ini adalah representasi bangkitnya generasi baru kepemimpinan publik yang dicirikan oleh sikap bersahaja, berani, kerja keras, berintegritas, berorientasi pelayanan publik, serta tanpa kompromi terhadap perilaku korupsi.
“Baik Ahok maupun Risma adalah pemimpin daerah dengan rekam jejak (track record) mengagumkan. Sehingga menurut saya Ahok maupun Risma punya keunggulan keunggulan yang patut diapresiasi,” imbuhnya.
Enaknya Jadi Warga Jakarta Sekarang
http://www.qureta.com/post/enaknya-jadi-warga-jakarta-sekarang?utm_campaign=shareaholic&utm_medium=twitter&utm_source=socialnetwork
Enaknya sekarang jadi warga Jakarta. Jakarta lebih rapi, banjir mulai berkurang, macet pun tidak seperti dulu yang sering kali membuat kita harus berjam-jam di jalanan.
Monas pun kini menjadi tempat yang seharusnya. Di mana sekarang Monas sudah tidak kotor oleh sampah dari para pedagang. Monas kini benar-benar Monumen Nasional yang menjadi ikon Jakarta yang bersih dan rapi. Sehingga, masyarakat yang datang ke sana pun tak berani membuang sampah sembarangan.
Begitu juga dengan Waduk Pluit. Waduk yang dulu menjadi tumpukan sampah itu pun sekarang menjadi tempat yang indah untuk dikunjungi. Di sana sudah dibangun taman yang indah dan bisa dijadikan sebagai tempat wisata alternatif.
Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) yang kini sudah berada hampir di setiap kelurahan juga menjadi ruang kreasi untuk anak-anak di Jakarta yang menyuguhkan fasilitas bermain yang lengkap, seperti permainan anak-anak, perpustakaan, lapangan olahraga, PKK Mart, tanaman obat dan tanaman hidroponik. Selain itu, ruang laktasi ibu menyusui, gedung serba guna untuk berbagai kegiatan warga pun sudah disediakan gratis.
Lalu untuk pendidikan dan kesehatan, jadi warga Jakarta gak perlu pusing lagi memikirkan itu, karena sudah ada KJP (Kartu Jakarta Pintar) yang sudah berlaku untuk sekolah swasta, madrasah dan untuk membeli perlengkapan sekolah. Bahkan KJP pun sudah bisa ditukarkan dengan daging sekarang.
Untuk kesehatan sudah disediakan KJS (Kartu Jakarta Sehat) yang bisa digunakan untuk berobat di rumah sakit dan Puskesmas. Bahkan jika warga Jakarta berada di luar kota pun KJS masih bisa digunakan untuk berobat.
Sekarang tidak ada lagi gubuk-gubuk kecil yang tak layak untuk menjadi tempat tinggal. Karena sekarang sudah disiapkan Rusun modern yang fasilitasnya sekelas apartemen. Setiap rusun tersebut sudah diberi kelengkapan lift, di masing-masing kamarnya terdapat tempat tidur, lemari, dapur, kamar mandi, hingga AC/hexos. Fasilitas di luarnya pun sudah disediakan Puskesmas, Bus Transjakarta gratis, RPTRA, sekolah TK dan Madrasah.
Saat ini sekitar 14.900 jiwa dari 6.000 keluarga telah direlokasi ke rumah susun. Mereka berasal antara lain dari Waduk Pluit, Waduk Ria Rio, Kali Sekretaris, Kali Mookervart, Kampung Pulo, Pulomas, Kalijodo, dan Pasar Ikan
Sekarang berkerja menjadi petugas PPSU, Pengelola RPTRA, dan karyawan Transjakarta pun mendapatkan gaji yang sesuai dengan UMP di Jakarta. Dengan adanya sarana publik yang lengkap tersebut, tingkat pengangguran di Jakarta pun menurun karena pembukaan sarana-sarana itu telah pula membuka lapangan kerja. Bahkan tempat ibadah kini sudah ada di balai kota, para marbot mesjid dan guru ngaji sekarang mendapatkan gaji dari Pemprov Jakarta.
Bukan hanya itu, kemacetan di ibu kota pun mulai berkurang karena peraturan tegas dari Pemprov Jakarta untuk pedagang yang berjualan di trotoar, adanya jalur jalan yang sudah teratur, dan juga warga Jakarta sekarang memilih Transjakarta untuk alat transportasi umum. Bus yang kini semakin memperluas trayeknya ini, selain murah hanya Rp.3500, juga mengutamakan kenyamanan penumpang.
Untuk pengaduan informasi, sekarang bisa melalui aplikasi Qlue yang bisa mengirimkan laporan dan foto jika terjadi yang tidak beres di Jakarta. Untuk kendaraan umun seperti angkot dan bajai semua sudah diremajakan, di mana bajai sekarang telah beralih pada bahan bakar gas sehingga tidak ada lagi asap kenalpot yang membuat polusi. Angkot juga sekarang sudah tidak ada lagi yang bobrok.
Kurang enak apa jadi warga Jakarta? Kita tinggal taat peraturan, bahu membahu membangun Jakarta biar semakin lebih baik.
Dalam beberapa periode zaman, kenaikan jumlah penduduk Jakarta semakin tak terbendung karena program urbanisasi Sejak zaman Orde baru. Lalu lintas yang tak teratur, pembangunan gedung-gedung pencakar langit semakin banyak, sehingga pemukiman untuk warga yang di Jakarta pun tergerus oleh laju pembangunan yang tidak merata. Banyak warga miskin yang tempat tinggalnya di gubuk, di pinggiran kali, kolong jembatan.
Sejak Jakarta sudah tidak dipimpin oleh Gubernur Ali sadikin, Jakarta semakin carut marut sampai era Reformasi Jakarta masih tak bisa di atur. Karena budaya korupsi birokrasi yang menjadi kebiasaan, keadilan sosial di Jakarta pun tak terpikirkan oleh pemimpin-pemimpin Jakarta di era Orde Baru.
Sekarang Jakarta menjadi Jakarta baru. Jakarta yang bersih dan rapi semenjak dipimpin oleh Jokowi, hingga kini dilanjutkan lagi oleh kepemimpinan Ahok. Gubernur Ahok membawa Jakarta menjadi lebih baik. Karena program Reformasi birokrasi yang dijalankan Ahok membuat tingkat ketidaksiplinan dan korupsi PNS DKI berkurang, Mereka takut dengan ketegasan Ahok.
Apalagi sekarang transparansi kerja di Balaikota juga sudah diberikan ruang informasi melalui Youtube, bahkan untuk warga yang ingin bertemu dan mengadu pada Ahok pun bisa datang ke Balaikota setiap pagi di hari kerja. Program Jakarta Smart City pun diluncurkan untuk mengawasi PNS-PNS yang nakal. Jadi, kurang enak apa jadi warga Jakarta sekarang? Ayo kita taat peraturan untuk sama-sama membangun Ibu kota Jakarta semakin lebih baik.
tien212700 memberi reputasi
1
1.4K
19
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan