Kesalahan besar Firaun itu cuma dua, yaitu mendaku diri sebagai tuhan dan menindas bangsa-bangsa lain untuk dijadikan budak kekuasaannya dalam memakmurkan Mesir. Jasa-jasanya untuk bangsa Mesir sangat menyejarah dan masih berlaku hingga hari ini. Firaun amat mencintai bangsanya dan bangsanya juga amat mencintai Firaun hingga menuhankannya.
Spirit Firaun inilah yang digalakkan dalam semangat nasionalisme menjelang perang dunia untuk membentuk negara bangsa. Dan hari ini, kita saksikan bagaimana pemerintahan Firaun berlaku di semua negara, kecuali di sini. Karena di sini level pemerintahannya setingkat lebih sadis di atas Firaun, karena rakyat Indonesia itu juga setingkat lebih hebat dari bani Israel, yang ditindas kayak apa pun tetep mrenges.



Karena kita bangsa tua, bangsa yang sudah memiliki pondasi tauhid dengan agama kapitayan, bangsa yang mampu mengemas setiap ajaran politeisme menjadi konsep kapitayan, sampai akhirnya ajaran Islam menemukan rumahnya di negeri ini. Di negeri inilah sisa-sisa kebudayaan Islam tingkat tinggi masih dapat dijumpai ketika dunia terus diaduk dalam isu dan adu domba. Di negeri ini berlaku universalisme, kita membuktikan diri sebagai kumpulan bangsa-bangsa yang bersedia melebur menjadi Indonesia, itu pun kita tetap welcome dengan seluruh dunia. Tapi keterbukaan kita sering dicederai mereka yang ingin merampok.
Yang kuat, yang kokoh, yang sabar. Semoga kita selamat dari provokasi dan amuk perang yang sekarang dilancarkan ke seluruh penjuru dunia di berbagai bidang. Tetep adem ayem. Rahayu rahayu rahayu.