Kaskus

News

aghilfathAvatar border
TS
aghilfath
Akankah September Slump Terjadi?
Spoiler for Akankah September Slump Terjadi?:

Jakarta - Great Morning,

Di pagi yang cerah ini, saya sedang dalam persiapan untuk memberikan edukasi saham buat peserta pelatihan Super Performance Trader Workshop hari ketiga, dan senang sekali saya masih bisa menulis kopi pagi yang terbaik untuk Anda.

Bagaimana pergerakan pasar saham hari ini?

Pada perdagangan Jumat pekan lalu, bursa Amerika bergerak menguat. Indeks Dow Jones ditutup pada level 18.491,96 atau menguat 72,66 poin (+0,39%). Penguatan ini mendapat sentimen dari laporan data tenaga kerja Amerika yang dirilis pada Jumat lalu. Perusahaan AS menambahkan 151.000 pekerjaan baru pada bulan Agustus, yakni lebih rendah dari perkiraan pasar yang diperkirakan jumlahnya sebesar 186.000.

Menurut pelaku pasar, rilisan data tenaga kerja itu akan membuat The Fed menunda kebijakannya untuk menaikkan suku bunga pada September ini.

Sedangkan di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat lalu di tutup pada level 5.353,46 atau menguat 18,91 poin (+0,35%).
Dengan sektor yang menjadi pendorong terbesar adalah sektor properti (+1,33%).

IHSG hari ini masih berpotensi untuk menguji area support 5.300.

Hari ini saya melihat sektor industri dasar terutama saham semen berpotensi untuk mengalami teknikal rebound, kecuali SMBR.

Ngomong-ngomong tentang bulan September, tahukah Anda bahwa di bulan September secara historis sering terjadi sebuah fenomena yang disebut September Slump yang bahkan terjadi di pasar saham dunia. Bagaimana statistik/histori pergerakan bulan September selama beberapa tahun di Indonesia dan Amerika?

Bagaimana kondisi pasar saat ini?

Tapi apa sih sebenarnya September Slump itu? Apakah berdampak juga terhadap pasar saham Indonesia?

Akankah bulan September ini menjadi September Ceria atau sebaliknya? Yuk simak di bit.ly/septemberslump

September slump adalah sebuah fenomena yang terjadi pada bulan September dengan adanya penurunan signifikan pada pasar saham.

Seperti yang sudah pernah saya ulas bahwa bulan Agustus merupakan bulan yang perlu diwaspadai karena biasanya terjadi penurunan pada pasar saham. Ternyata penurunan ini tidak berakhir seiring dengan berakhirnya bulan Agustus itu.

Penurunan pada pasar saham bisa berlanjut pada bulan September hingga Oktober.

Lalu benarkah September bulan yang kelabu di pasar saham? Bagaimana statistiknya?

Di kalangan investor, September memang dikenal sebagai bulan yang seringkali mengalami pelemahan untuk bursa saham. Di bursa Amerika, bulan September memang menjadi bulan yang patut diwaspadai.

Begitu juga dengan Indeks Dow Jones Industrial Average diperdagangkan di tahun 1896, indeks tersebut rata-rata turun sebesar 1,07% pada bulan September.

Contohnya pada tanggal 29 September 2008, terjadi pelemahan sebesar 777.68 poin, ini merupakan kejatuhan terbesar yang pernah terjadi dalam sehari.

Penurunan tersebut juga menghilangkan kekayaan pemegang saham senilai lebih dari US$ 1,2 triliun, sekaligus membuat sejarah untuk pertama kalinya mengalami kerugian dalam satu hari perdagangan lebih dari US$ 1 triliun.

Bagaimana dengan Kondisi bursa Amerika terkini?

Pergerakan Bursa Amerika saat ini (September 2016) sedang mendapat sentimen dari Bank Sentral The Fed yang akan meningkatkan suku bunganya pada bulan September ini.

Alasan kenaikan suku bunga tersebut adalah karena kondisi ekonomi Amerika sedang terus membaik (indikatornya adalah data konsumer yang telah di laporkan positif) sehingga Bank Sentral menilai kenaikan suku bunga ini layak untuk dilakukan.

Indikator lainnya adalah data tenaga kerja AS. Laporan data tenaga kerja AS pada 2 September 2016 ini sebesar 151.000 yang tidak sesuai dengan prediksi pelaku pasar yakni 186.000.

Hal ini membuat pelaku pasar berpendapat bahwa The Fed akan menunda kebijakan untuk menaikkan suku bunganya hingga data eknomi menunjukkan ekonomi Amerika membaik.

Namun tahukah Anda bahwa kenaikan suku bunga suatu negara secara langsung juga akan berdampak terhadap pasar modal negara itu sendiri?

Yang biasanya terjadi adalah jika suku bunga mengalami kenaikan, pasar modal cenderung bergerak sebaliknya. Hal ini dikarenakan pemodal memindahkan sebagian dananya ke investasi jenis lain.

Sehingga kenaikan suku bunga The Fed pada September ini bisa menjadi sentimen negatif untuk pergerakan bursa Amerika. Lain hal nya dengan suku bunga, Pergerakan bursa Amerika biasanya juga mendapat sentimen dari harga minyak dunia. Ketika harga minyak dunia mengalami peningkatan, ini merupakan sentimen positif untuk bursa Amerika. Demikian juga sebaliknya jika harga minyak turun, bursa Amerika mengalami pelemahan.

Pada September 2016 akan diadakan pertemuan antara negara penghasil minyak di dunia. Dalam pertemuan ini ada kemungkinan akan menghasilkan kesepakatan mengenai pengendalian produksi.

Jika kesepakatan yang diperoleh adalah membatasi produksi minyak, hal ini akan menstabilkan harga minyak ke depannya. Karena sejumlah negara penghasil minyak sedang menghadapi masalah kelebihan pasokan minyak (over supply) sehingga menyebabkan harga minyak turun.

Pelemahan Bursa Amerika saat bulan September biasanya ditandai dengan adanya peningkatan harga saham secara signifikan namun tidak diiringi dengan fundamental perusahaan yang baik. Sehingga kenaikan harga saham ini suatu saat bisa "meletus".

Tapi kapan biasanya letusan itu terjadi? Biasanya hal itu terjadi ketika ada sebuah sentimen yang membuat pelaku pasar pesimistis terhadap pasar saham.

Bagaimana dengan pergerakan saham dalam negeri? Bagaimana dengan IHSG?

Kenaikan suku bunga The Fed memberikan dampak terhadap pasar modal Indonesia. Kenaikan tersebut dikhawatirkan membuat aliran dana investor asing keluar dari Indonesia.

Selain sentimen dari kenaikan suku bunga The Fed, pergerakan IHSG juga dipengaruhi oleh harga minyak dunia. Apa alasannya?

Indonesia merupakan negara importir minyak, selain itu Indonesia juga merupakan eksportir berbagai komoditas lainnya, yang harganya sangat bergantung pada minyak dunia antara lain batu bara.

Batu bara merupakan barang substitusi dari minyak ini. Sehingga ketika harga minyak turun, orang akan memilih menggunakan minyak dengan harga murah ketimbang batu bara. Ketika permintaan batu bara menurun namun persediaan tetap, akan membuat harga batu bara juga turun. Penurunan harga batu bara secara otomatis akan membuat perusahaan penghasil batu bara akan menghasilkan penurunan pendapatan.

Seringkali, bulan September-Oktober merupakan bulan "bottom", yang merupakan level terendah, sehingga menjadi kesempatan bagi trader/investor yang ingin melakukan buy on weakness.

Apa yang akan terjadi di bulan September 2016 ini dan strategi trading selengkapnya? Simak dalam Monthly Premium Insight pada 7 September 2016 nanti.

Salam Profit!!

Salam Profit!!

Sedikit banyak IHSG terpengaruh oleh isu2 global dan bukan mustahil bisa ikut2an jatuh, namun demikian fundamental ekonomi dalam negeri yg kokoh akan memilikidaya tahan terhadap fenomena September slump, semoga emoticon-I Love Indonesia
Diubah oleh aghilfath 05-09-2016 10:17
0
1.3K
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan