Cegah Kemang Tenggelam, Kali Krukut Mulai Dikeruk

Liputan6.com, Jakarta - Akhir-akhir ini wilayah Jakarta kerap dilanda hujan dengan intensitas cukup tinggi. Akibatnya, beberapa sungai di wilayah Jakarta meluap. Bahkan pada Sabtu, 27 Agustus 2016 kemarin, wilayah Kemang, Mampang Prapatan, dilanda banjir dan nyaris tenggelam.

Untuk mencegah banjir kembali terulang, petugas Suku Dinas Tata Air Jakarta Selatan hari ini mulai mengeruk Kali Krukut yang dangkal di Jalan Taman Kemang I, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. ‎Pendangkalan ini terjadi lantaran sungai di kawasan ini belum tersentuh program normalisasi kali.

Kepala Seksi Dinas Tata Air Kecamatan Mampang Prapatan, Torkis Tambunan mengatakan, alat berat baru datang sekitar pukul 05.00 WIB. Saat ini, alat berat tengah bersiap-siap untuk melakukan pengerukan.

"Di sini baru satu alat berat yang dikerahkan. Ada juga di Jalan Kemang Selatan 12," ujar Torkis di lokasi, Jalan Taman Kemang I, Jakarta Selatan, Selasa (30/8/2016).

Menurutnya, proses pengerukan harus terus dikerjakan akibat pendangkalan sungai. Sesuai rapat pimpinan bersama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen-PU Pera), Kali Krukut harus segera dinormalisasi.

"Telah disepakati, kemarin trase kali harus 20 meter," ucap dia.

‎Pengerukan ini bersifat darurat sambil menunggu keputusan normalisasi di Kali Krukut. Berdasarkan pantauan Liputan6.com, baru ada satu alat berat yang diterjunkan di Kali Krukut di Jalan Taman Kemang I, Jakarta Selatan.

Alat berat tersebut masih disiapkan untuk melakukan pengerukan. Sementara belasan petugas dari Dinas Tata Air DKI tengah membuat tanggul darurat dengan bronjong berupa kawat dan batu.

Bronjong tersebut dibuat di lokasi tembok milik warga sepanjang 30 meter yang jebol akibat luapan sungai Sabtu kemarin. Selama ini, Kali Krukut ‎memang belum memiliki pembatas atau sheet pile. Hanya ada tembok-tembok warga yang diharapkan mampu menahan air masuk ke permukiman saat Kali Krukut mulai meluap.
http://news.liputan6.com/read/258964...-mulai-dikeruk
Berita terkait :

Pola Banjir Berubah, DKI Akan Lakukan Normalisasi Kali Menyeluruh

Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat mengatakan pola banjir di Jakarta telah berubah. Bila dulu banjir kerap kali melanda kawasan yang berada di sepanjang Kali Ciliwung.

Seiring dengan dilakukannya normalisasi Kali Ciliwung oleh Pemerintah Pusat bekerja sama dengan Pemprov DKI, maka arah banjir berubah terjadi di kawasan yang berada disekitar Kali Krukut. Terbukti dengan banjirnya kawasan Kemang, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu sebagai tanda Kali Krukut tak lagi bisa menampung air hujan atau aliran air dari hulu.

“Sekarang pola banjir di Jakarta sudah berubah. Kalau dulu sering kali ada banjir di sepanjang bantaran Kali Ciliwung. Sekarang bergeser ke kali-kali yang ang lain. Kemarin banjir di Kemang karena Kali Krukut tak mampu tahan aliran air atau air hujan,” kata Djarot, Sabtu (3/9).

Setelah melakukan investigasi terhadap banjir di kawasan Kemang dan sekitarnya, Pemprov DKI menemukan lagi-lagi adanya penyempitan badan sungai yang cukup fantastis. Dari awalnya sekitar 20 meter manjadi 4-5 meter.

“Kenapa? Karena ada okupasi bangunan yang sudah masuk ke kawasan daerah sepadan sungai. Maka salah satu caranya adalah kita tertibkan. Kita akan normalisasi Kali Krukut. Terus merelokasi beberapa warga yang menyebabkan penyempitan tersebut. Kita tidak peduli,” ujarnya.

Mantan Wali Kota Blitar ini menegaskan Pemprov DKI tidak akan pandang bulu dalam melakukan penertiban bangunan liar di bantaran kali, tidak hanya di Kali Krukut dan Kali Ciliwung, tetapi juga di 11 kali lainnya yang ada di Jakarta.

“Sehingga program ke depan, kita bukan hanya lagi menormalisasi Kali Ciliwung, tetapi juga kali-kali yang lain juga. Kita nggak mau lakukan normalisasi sepotong-potong lagi. Kalau sepotong, yang ini berjalan, besok banjir di kawasan kali lainnya. Makanya kita akan lakukan normalisasi kali 13 sungai secara serentak, konsisten dan terus menerus,” terangnya.

Tidak hanya itu, Pemprov DKI pun sudah membuat pemetaan daerah rawan banjir yang dibagi menjadi tiga kategori. Yakni kategori merah, sedang dan rendah.

“Kita antisipasi sekarang yang warna merah ini. Ketinggian air banjir bisa diatas 80 sentimeter. Kemarin yang berwarna merah itu berada di wilayah Cakung dan Kelapa gading. Sekarang sudah enggak disana. Sudah berpindah di kali krukut. Di Kemang, kemang itu sampai satu meter itu, yang dulunya itu tidak terdata sebagai rawan dengan tingkat ketinggian air yang sangat tinggi,” paparnya.
Lenny Tristia Tambun/CAH

http://www.beritasatu.com/megapolitan/383322-pola-banjir-berubah-dki-akan-lakukan-normalisasi-kali-menyeluruh.html

Karena banyak orang termasuk nasbung yang taunya cuma Kemang, maka Kemanglah yang disorot menjadi berita, seolah-olah kasus mobil tenggelam di basement itu hal yang sangat luar biasa.

Normalisasi Kali Krukut sudah dicanangkan sejak era Gubernur Ali Sadikin. Sampai pada era Gubernur Sutiyoso, berita normalisasi Kali Krukut sangat gencar, namun entah karena apa, selalu urung dilakukan. Nah jika menilai dari kejadian-kejadian luar biasa dimana banyak berdiri apartemen, gedung-dan rumah-rumah mewah disepanjang sisi Kali Krukut, patutlah diduga adanya permainan dibawah meja pada era Gubernur-gubernur sebelum Jokowi-Ahok, seba selama Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta, semua pendirian apartemen, mall, dan lain-lain di wlayah Kemang, ditolak mentah-mentah, begitu juga di era Gubernur Ahok.

Pembangunan jembatan penghubung yang menghubungkan 2 buah bangunan disisi kiri-kanan kali Krukut adalah pelanggaran IMB dan pelanggaran tata ruang, namun nyatanya dilakukan juga oleh segelintir manusia tak tahu diri buat memperlancar roda bisnisnya seperti Kemang Village maupun memobilitas rumahnya bagi pemilik rumah yang tau mau repot memutar melalui jalan wijaya Timur/SMP Tarakanita.

Dan STOP PRESS!!