Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

margosaAvatar border
TS
margosa
Produsen minta dilindungi dari impor baja China
Jakarta. Produsen baja kembali terdesak produk impor khususnya dari China. Agar tak gulung tikar, produsen baja mengajukan petisi anti dumping ke Komite Anti Dumping Indonesia (KADI).

Perusahaan baja yang mengajukan petisi anti dumping kali ini adalah PT Ispat Indo dan PT The Master Steel MFc. Keduanya mengajukan petisi anti dumping produk kawat baja jenis steel wire rod (SWR) dari China. Perlu diketahui, SWR adalah baja kawat yang banyak digunakan untuk konstruksi.

Kedua perusahaan ini melaporkan penurunan penjualan SWR karena tergerus produk SWR impor dari China. Dalam satuan jumlah, impor SWR dari China pada 2015 mencapai 502.274 ton atau 85% dari total impor SWR.

Besarnya volume impor terindikasi karena adanya dumping, atau menjual dengan harga lebih murah di Indonesia ketimbang di pasaran lokal China. "KADI baru melakukan penyelidikan berdasarkan petisi yang diajukan industri dalam negeri," kata kata Ernawati, Ketua KADI kepada KONTAN, Rabu (31/8).

Saat ini KADI masih status persiapan melakukan penyelidikan. Untuk itu, pihaknya belum bisa membuat kesimpulan apapun. “Kami belum mengetahui seberapa besar dumping dan kerugian yang dialami oleh industri dalam negeri," jelas Ernawati.

Petisi yang diajukan Ispat Indo dan The Master Steel mendapatkan dukungan dari industri baja lain seperti PT Krakatau Steel Tbk. Sebagai pemain besar baja, Krakatau Steel ikut terkena dampak impor SWR dari China.

"Kami juga dirugikan dengan membanjirnya impor SWR murah dari China," kata Iip Arief Budiman, Sekretaris Perusahaan PT Krakatau Steel Tbk kepada KONTAN, Rabu (31/8).

Akibat besarnya volume impor SWR dari China, penjualan produk SWR dari Krakatau Steel turun, dari 180.000 ton pada tahun 2014 menjadi 128.000 ton di 2015.

Penjualan SWR milik Krakatau Steel Perlu tersebut jauh di bawah kemampuan produksi pabrik SWR milik Krakatau Steel yang mencapai 450.000 ton per tahun. Kontribusi produksi SWR ke total produksi Krakatau Steel mencapai 10%.Selewengkan HS

Iip menduga, tak hanya melakukan dumping saja, banyak produk baja dari China masuk ke Indonesia dengan melakukan penyelewengan nomor tarif impor atau harmonized system (HS). Contoh; importir mendatangkan baja paduan dengan menambah tembaga dan krom sehingga menjadi baja alloy (HS: 7227) yang bebas bea masuk.

Jika SWR dari China masuk ke Indonesia tanpa bea masuk, maka harga produk SWR dari China tersebut bakal lebih murah ketimbang harga produk SWR lokal.

"Dampaknya besar, karena kami terpaksa menyesuaikan dengan harga impor baja murah tersebut," jelas Dadang Danusiri, Direktur Pemasaran PT Krakatau Steel Tbk kepada KONTAN, Rabu (31/8).

Dadang menambahkan, saat ini harga SWR di pasaran berkisar Rp 5.700-Rp6.300 per kilogram (Kg). Sementara, harga SWR dari China lebih murah 10% dari harga pasaran. "Untuk itu kami mendukung ada petisi anti dumping untuk SWR dari China tersebut," jelas Dadang.

Dukungan serupa juga datang dari Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA). "Kemungkinan injury produsen SWR terjadi karena China melakukan harga unfair," ujar Hidayat Triseputro, Executive Director IISIA kepada KONTAN, Rabu (31/8).

Sebagai informasi, konsumen SWR adalah industri kawat, paku, wire mesh, pagar, dan baja untuk keperluan konstruksi. Sampai berita ini diturunkan, KONTAN belum berhasil mewawancarai dua perusahaan yang mengajukan petisi dumping.


http://industri.kontan.co.id/news/pr...por-baja-china










Presiden Xi ingatkan 'titik krisis' perekonomian global

Presiden Cina, Xi Jinping, mendesak para pemimpin blok ekonomi terbesar dunia, G20, menghindari 'pembicaraan kosong' dalam pertemuan puncak di Hangzhou.
Hal tersebut disampaikan Presiden Xi di KTT G20, yang untuk pertama kalinya berlangsung di Cina.
"Melawan risiko dan tantangan yang dihadapi perekonomian dunia, masyarakat internasional memiliki pengharapan yang tinggi dari pertemuan puncak G20 di Hangzhou," jelasnya dalam pembukaan KTT.

Presiden Xi menambahkan bahwa perekonomian global sedang berada dalam 'titik kritis' karena pasar yang bergerak cepat dan perdagangan yang lemah.


Pada hari pertama, pembicaraan antara lain menyangkut tentang krisis baja dunia, hambatan-hambatan perdagangan, dan Brexit atau keputusan referendum Inggris untuk ke luar dari Uni Eropa.
Kanselir Jerman, Angela Merkel, mengatakan para pemimpin G20 sudah sepakat bahwa ada kebutuhan untuk bekerja sama dalam meningkatkan pertumbuhan ekononi.

Bagaimanapun kecil kemungkinan akan dicapai kesepakatan besar, khususnya karena pertermuan yang produktif terjadi secara bilateral antara satu pemimpin dengan satu pemimpin lain, seperti dilaporkan Redaktur BBC Asia Pasific, Celie Hatton.
Presiden Indonesia, Joko Widodo, juga ikut menghadiri KTT G20 di Hangzhou, yang merupakan terakhir kalinya bagi Presiden Barack Obama dan pertama bagi Perdana Menteri Inggris, Theresa May.

http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2...a_g20_hangzhou





krisis baja dunia tp bisa ekspor ke indonesia
0
2.1K
34
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan