- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Hati-Hati dengan Ucapan! Makin Banyak Pembunuhan karena Alasan Sakit Hati


TS
goezhila22
Hati-Hati dengan Ucapan! Makin Banyak Pembunuhan karena Alasan Sakit Hati
Kasus pembunuhan yang dilatarbelakangi sakit hati makin sering terjadi.

Quote:
Ucapan korban yang menyinggung dan merendahkan harga diri pelaku sering kali menjadi alasan pelaku melakukan pembunuhan.
Salah satu kasus yang dilatarbelakangi sakit hati adalah pembunuhan terhadap Farah Nikmah Ridallah (23), wanita yang mayatnya ditemukan dalam boks plastik di kolong Tol Jor, Kelurahan Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (12/7/2016).
Farah tewas di tangan teman kencannya, Calvin Soepargo (42), pengusaha sarang burung walet asal Surabaya. Calvin mengaku sakit hati akan ucapan Farah yang menyinggung soal keperkasaannya.
Selain dalam kasus Farah, alasan sakit hati juga disampaikan pelaku pembunuhan terhadap pekerja rumah tangga (PRT) bernama Jeni Nurzanah (25), di Apartemen Bellezza, Permata Hijau, Jakarta Selatan pada Juni lalu.
Jeni dibunuh oleh Ferdianto, petugas keamanan apartemen yang merupakan selingkuhan korban. Ferdianto membunuh Jeni karena wanita itu menyinggung soal istrinya.
Terkait kasus pembunuhan yang dilatarbelakangi sakit hati ini, Kriminolog Universitas Indonesia, Yogo Tri Hendiarto, mengatakan bahwa bahasa verbal memang menjadi pemicu utama seseorang menjadi pelaku pembunuhan.
Menurut dia, suatu ucapan dapat berdampak buruk terhadap psikologis pelaku.
"Jadi ada satu ucapan atau kalimat yang memiliki dampak buruk secara psikologi yang menurunkan harga diri pelaku sebagai manusia, dan itu bersifat situasional," ujar Yogo saat dihubungi Kompas.com, Kamis (14/7/2016).
Menurut Yogo, pembunuhan karena ucapan itu tidak akan terjadi jika korban menggunakan cara-cara yang lebih halus dalam menyampaikan hal yang tidak disukainya kepada pelaku.
"Itu hasil dari proses interaksi sosial dari mereka berdua, ada pola interaksi misalnya diskusi antara mereka cuma caranya tadi yang tidak baik. Coba kalau caranya si korban katakan 'Abang keteknya bau, kalau pakai deodoran dulu bagaimana?' Tapi kalau langsung dikatakan 'Ketek lu bau, bikin gua pusing mau mati' Ya cara mengungkapkan seperti itu akan berakibat pada efek kelanjutan, apa yang akan dilakukan," tutur Yogo.
Selain karena pernyataan menyinggung diri korban, tak jarang kasus pembunuhan juga dilatarbelakangi sakit hati karena korban menyinggung orang yang memiliki hubungan keluarga dengan pelaku, atau memiliki kedekatan dengan pelaku.
"Jadi polanya seperti itu. Ucapan verbal menjadi pemicu pembunuhan pada saat yang bersifat situasional," ujar Yogo.
Salah satu kasus yang dilatarbelakangi sakit hati adalah pembunuhan terhadap Farah Nikmah Ridallah (23), wanita yang mayatnya ditemukan dalam boks plastik di kolong Tol Jor, Kelurahan Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (12/7/2016).
Farah tewas di tangan teman kencannya, Calvin Soepargo (42), pengusaha sarang burung walet asal Surabaya. Calvin mengaku sakit hati akan ucapan Farah yang menyinggung soal keperkasaannya.
===========================
Selain dalam kasus Farah, alasan sakit hati juga disampaikan pelaku pembunuhan terhadap pekerja rumah tangga (PRT) bernama Jeni Nurzanah (25), di Apartemen Bellezza, Permata Hijau, Jakarta Selatan pada Juni lalu.
Jeni dibunuh oleh Ferdianto, petugas keamanan apartemen yang merupakan selingkuhan korban. Ferdianto membunuh Jeni karena wanita itu menyinggung soal istrinya.
===========================
Terkait kasus pembunuhan yang dilatarbelakangi sakit hati ini, Kriminolog Universitas Indonesia, Yogo Tri Hendiarto, mengatakan bahwa bahasa verbal memang menjadi pemicu utama seseorang menjadi pelaku pembunuhan.
Menurut dia, suatu ucapan dapat berdampak buruk terhadap psikologis pelaku.
"Jadi ada satu ucapan atau kalimat yang memiliki dampak buruk secara psikologi yang menurunkan harga diri pelaku sebagai manusia, dan itu bersifat situasional," ujar Yogo saat dihubungi Kompas.com, Kamis (14/7/2016).
Menurut Yogo, pembunuhan karena ucapan itu tidak akan terjadi jika korban menggunakan cara-cara yang lebih halus dalam menyampaikan hal yang tidak disukainya kepada pelaku.
"Itu hasil dari proses interaksi sosial dari mereka berdua, ada pola interaksi misalnya diskusi antara mereka cuma caranya tadi yang tidak baik. Coba kalau caranya si korban katakan 'Abang keteknya bau, kalau pakai deodoran dulu bagaimana?' Tapi kalau langsung dikatakan 'Ketek lu bau, bikin gua pusing mau mati' Ya cara mengungkapkan seperti itu akan berakibat pada efek kelanjutan, apa yang akan dilakukan," tutur Yogo.
Selain karena pernyataan menyinggung diri korban, tak jarang kasus pembunuhan juga dilatarbelakangi sakit hati karena korban menyinggung orang yang memiliki hubungan keluarga dengan pelaku, atau memiliki kedekatan dengan pelaku.
"Jadi polanya seperti itu. Ucapan verbal menjadi pemicu pembunuhan pada saat yang bersifat situasional," ujar Yogo.
sumber berita
0
4.5K
Kutip
44
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan