Aduh mohon maaf banget ya buat agan-agan sekalian kalau sebelumnya si Justin request buat delete threadnya ke moderator SFTH tanpa pemberitahuan lebih dulu dengan alasan beberapa user ada yang kirim PM ke dia dengan nada yang mengancam dan terlalu mengusik real lifenya, bahkan sampai di bilang lagi delusi segala, soalnya aku juga dikasih tau nya telat sama dia, karena khawatir kehidupan realnya terganggu terutama sama kondisi aku, akhirnya dia memutuskan untuk mendelete dan tidak melanjutkan lagi ceritanya di kaskus. Di akun wattpadnya sendiri juga malah jarang diupdate. Padahal aku udah nulis POV aku sampai capek (10 part totalnya baru ke posting 4 part di kaskus) tapi malah main dihapus seenaknya gitu aja. Sempet berantem juga sih sama Justin gara-gara ini, tapi akhirnya kita berdua bisa baikan lagi kok.

Tadi sore sempet buka laptopnya dia yang lagi nganggur di kamar. Kebetulan aku tau password laptopnya jadi aku coba buka aja deh, terus aku coba cek ke folder dokumen wordnya ternyata masih ada beberapa part yang belum dihapus sama dia, sebenernya dia udah nulis part cerita ini lumayan banyak tapi belum sempet di posting di kaskus. Makanya tujuan aku membuat thread ini adalah melanjutkan postingan yang masih tersimpan dengan rapi di folder dokumen di laptopnya.

Peringatan ... sebelum membaca lanjutan cerita ini, aku kasih tau dulu nih ke para pembaca, cerita ini sangat mengandung bumbu drama yang sangat kental layaknya sinetron, gatau aku juga kenapa bisa kaya begitu ... mungkin udah ciri khas tulisan tangan nya si Justin kali, tapi kalo menurut aku sih masih menarik untuk dibaca kok, untuk yang mengganggap ini cerita hanya fiksi belaka silahkan saja, Justin kan gak pernah memaksa kalian buat percaya sama isi ceritanya selama ini, semua dikembalikan ke pendapat masing-masing pembaca ceritanya, satu lagi ... Bagi yang gak suka baca ceritanya lebih baik gak usah dibaca ceritanya dari awal, di skip aja ... masih banyak kan cerita keren layak untuk dibaca lainnya yang bertebaran di forum SFTH ini, Justin welcome banget kok sama kritik dan saran dari kalian semua, tapi dia merasa gak nyaman kalau sampai diancem lewat PM kaya kemarin. Dia juga punya kehidupan diluar sana yang harus dijalani, semua cerita ini mengalir apa adanya tanpa rekaan apapun, mungkin gaya tulisannya aja yang berlebihan, tapi ya mau gimana lagi? Setiap penulis kan punya ciri khasnya masing-masing. Mereka gak bisa dipaksa buat mengubah cara penulisannya, nanti malah membuat mood mereka buat menulis jadi hilang atau bahkan malas buat ngelanjutin nulis.

Baiklah ... sebelum dilanjut, aku ceritain dulu sinopsis part sebelumnya bagi yang belum sempet baca, di part sebelumnya Aku memutuskan break dulu sama Justin untuk mengubah sikapnya yang terlalu gampangan sama cewe, terutama sama Reni, temen kampus aku sendiri, gak nyangka aja sama dia bisa berbuat kaya gitu waktu itu, akhirnya dia marah banget sama Robi yang udah dengan sengaja menjebak dia berduaan sama Reni, dia pun mengumpulkan temen-temen basecampnya buat menghajar abis-abisan si Robi pas pulang kuliah, di tengah jalan rombongan Justin berhasil mencegat mobilnya Robi di pinggir jalan dan memukulinya hingga hidungnya Robi mengeluarkan darah dan tergeletak gak berdaya, karena gamau dicurangin, akhirnya Robi meminta bertanding secara fair yaitu balapan motor di track lurus dengan taruhan jika Justin yang menang maka Robi bakal menjauh dari kehidupan aku dan gak akan gangguin aku lagi. Apakah Justin sanggup memenangkan balapannya melawan Robi?? Tetep stay tune yaa ... We are come back.

Part 38 - Pengakuan Reni
Part 39 - Malam Penentuan bag.1
Part 40 - Malam Penentuan bag.2
Part 41 - Kemenangan Yang Pahit
Part 42 - Hari Penuh CintaNew Update

Bagi pembaca yang belum sempet membaca dari awal cerita, aku disini akan mendeskripsikan karakter pemeran yang menyangkut dari cerita ini.

Justin : Tokoh utama dalam cerita ini, seorang lelaki yang mempunyai sifat agak playboy karena mudah dekat dengan para wanita disekitarnya, tapi di dalam hati nya sendiri sebenernya dia adalah seorang lelaki yang setia terhadap wanita yang dicintainya.(Katanya)

Reva : Aku sendiri, Kakak tirinya Justin, mahasiswi yang sedang menempuh kuliah jurusan Akutansi di Universitas xxx, mencintai Justin sejak tinggal satu rumah dengannya, walaupun pada awalnya sempet memendam perasaanku sendiri, tetapi pada akhirnya aku tidak mau menjadi wanita yang munafik dean menerima kenyataan bahwa perasaanku ini padanya lebih dari sekedar Kakak tiri.

Somat : Sahabat dekat Justin di SMA xxx, orangnya konyol dan lawakannya cukup kocak walaupun terkadang agak garing tapi dia adalah sahabat yang terbaik buat Justin. Berbanding terbalik dengan karakter Justin yang playboy, Somat sendiri sangat susah untuk mendapatkan hati wanita yang ada disekitarnya.

Bella : Adik kelas Justin di SMA xxx , Wanita yang disukai oleh Somat tetapi dia sendiri malah menyukai Justin, Orangnya lumayan cantik dan wajahnya agak bule karena blasteran luar negeri, mungkin Nyokap kandungnya menikah dengan orang asing, sifatnya sendiri sangat enerjik dan juga percaya diri.

Robi : Rival utama Justin dalam cerita ini, dia sangat menyukai aku tetapi Justin selalu menentangnya karena dia gak suka dengan sikapnya Robi yang kasar. Sejak saat itu mereka menjadi musuh bebuyutan dan juga mereka berdua selalu bersaing untuk menarik perhatian dari aku.

Reni : Temen kampus aku yang ternyata diam diam juga menyukai Justin, karena dia sering memperhatikan Justin saat jemput aku di Kampus. Mulai saat itu dia bekerja sama dengan Robi untuk mencari informasi tentang aku dan menukarnya dengan informasi tentang kehidupan Justin.

Bongky : Ketua basecamp, dia yang mengatur semua rencana saat mencegat Robi di tengah Jalan, dengan siasat nya yang cerdik, sangat tepat mengangkat dia menjadi seorang Ketua basecamp.