Kaskus

Entertainment

AkbarSayangNoviAvatar border
TS
AkbarSayangNovi
Mahasiswa Unbraw Ciptakan Pohon Elektrik
Mahasiswa Unbraw Ciptakan Pohon Elektrik

Lima mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (UB) Malang menciptakan pohon elektrik (electronic tress), yakni prototype perangkat pohon elektrik tenaga surya sebagai solusi penyerapan udara menggunakan silica aerogel.

"Penemuan pohon elektrik ini berawal dari keprihatinan kami terhadap polusi udara yang disebabkan kebakaran hutan di sejumlah daerah di Tanah Air," kata Ketua Tim Peneliti Pohon Elektrik Muhammad Fatahilah di Malang, Jawa Timur, Minggu (5/6).

Selain Fatahillah, empat mahasiswa Fakultas Teknik (FT) lainnya yang bergabung dalam tim tersebut adalah Hasan (Teknik Elektro), Rosihan Arby Harahap (Teknik Elektro), Lutfiyatul Maftukhah (Teknik Industri), dan Hafiz Tandiyanto Putra (Teknik Kimia).

Tim Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) yang menciptakan pohon elektrik tersebut didanai Kemristekdikti. "Prinsip kerja alat ini terdiri dari dua sistem. Sistem pertama adalah fotosintesis untuk menghasilkan energi listrik secara mandiri, sedangkan kedua sistem respirasi yang berfungsi mengisap polusi udara berupa CO2 ataupun CO," kata Fatahillah.

Sistem fotosintesis ini, lanjutnya, terdiri dari panel surya yang berfungsi mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Energi listrik inilah yang digunakan untuk memberikan tenaga kepada perangkat. Daya keluaran yang dihasilkan oleh alat ini sekitar 30 Watt.

Electrees yang juga dilengkapi dengan lampu ini berfungsi sebagai penerangan di malam hari. Sementara sistem kedua adalah sistem respirasi yang terdiri dari silica aerogel berbentuk granul sebagai media absorbsinya. Fungsinya untuk menyerap dan mengendapkan CO2 ataupun polusi udara lainnya dan membiarkan udara bebas keluar melewatinya.

Lebih lanjut, Hafidz mengatakan kelebihan lainnya adalah, ketika silica aerogel telah menyerap CO2 sampai titik jenuh, pengguna hanya perlu memanaskan kembali dan siap dipergunakan kembali.

Saat ini, katanya, tim sedang bekerja keras untuk mengembangkan tracking system perangkat agar energi yang ditangkap dari sinar matahari lebih efektif. Dan tim itu optimistis bahwa dalam waktu dekat "tracking system" dapat difungsikan.

Untuk pengembangan prototype, kata Hasan, sejauh ini tim telah menghabiskan dana Rp 4 juta. "Untuk aplikasi di lapangan kemungkinan dibutuhkan ukuran yang lebih besar lagi," ujar anggota tim lainnya, Rosihan.

Tim bimbingan dosen Nurusa'adah ini berharap bisa bekerja sama dengan pemerintah dan mengaplikasikan electrees di jalan raya atau pusat industri untuk mengurangi kadar polusi udara, disamping sebagai penerangan jalan raya. "Terlebih dengan melimpahnya kendaraan bermotor seperti sekarang ini, bisa dipastikan polusi udara semakin meningkat," kata anggota tim Lutfiyatul.

sumber http://www.palingutama.com/2016/06/m...-elektrik.html
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
2.9K
37
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan