- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Bawah Filipina dan Vietnam


TS
ibrahimsina
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Bawah Filipina dan Vietnam
TEMPO.CO, Jakarta - Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) Indonesia sebesar 5,1 persen. Kebijakan monitor yang kuat dan kenaikan investasi publik disebut sebagai pendukung ekonomi Indonesia.
Proyeksi pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lain, semisal Malaysia (4,4 persen) dan Thailand (2,5 persen). Namun angka itu lebih rendah bila dibandingkan dengan Filipina (6,4 persen) dan Vietnam (6,2 persen).
"Pemulihan ini bukan karena sumber daya alam, tapi reformasi kebijakan," ujar Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia, Rodrigo Chaves, dalam sambutan peluncuran di Indonesia Economic Quarterly (IEQ), ruang Auditorium Kementerian Perdagangan, Senin, 20 Juni 2016. Menurut Chaves, sejumlah kebijakan telah berkontribusi terhadap daya tahan Indonesia.
Pertama, kebijakan moneter dan kurs tukar valuta asing yang berhati-hati. Kebijakan moneter Indonesia ini bertepatan dengan kondisi keuangan internasional yang lebih baik dibandingkan tahun lalu. Selain itu, kebijakan tersebut berkontribusi terhadap penurunan inflasi dan menstabilkan nilai rupiah.
Kedua, belanja infrastruktur publik jadi prioritas bagi ruang fiskal Indonesia yang terbatas. Selain itu, peraturan-peraturan yang ditetapkan pada triwulan I 2016 tampak akan memberikan peningkatan jangka menengah dalam kebijakan perdagangan dan iklim investasi.
Adapun pertumbuhan PDB riil Indonesia mencapai 4,9 year-on-year pada kuartal I 2016, sedikit lebih lambat dari perkiraan karena konsumsi publik lebih rendah. Sedangkan pertumbuhan konsumsi swasta tetap bertahan pada 5 persen year-on-year.
Adapun pertumbuhan investasi melambat ke 5,6 persen year-on-year pada kuartal I 2016, dibanding 6,9 persen pada kuartal IV 2015. Ini akibat rendahnya belanja modal pemerintah pusat. Namun Bank Indonesia memprediksi, investasi pemerintah Indonesia akan meningkat pada kuartal-kuartal berikutnya, mengikuti tren historis.
https://bisnis.tempo.co/read/news/20...na-dan-vietnam
kita kalah ama pinoy bray
Proyeksi pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lain, semisal Malaysia (4,4 persen) dan Thailand (2,5 persen). Namun angka itu lebih rendah bila dibandingkan dengan Filipina (6,4 persen) dan Vietnam (6,2 persen).
"Pemulihan ini bukan karena sumber daya alam, tapi reformasi kebijakan," ujar Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia, Rodrigo Chaves, dalam sambutan peluncuran di Indonesia Economic Quarterly (IEQ), ruang Auditorium Kementerian Perdagangan, Senin, 20 Juni 2016. Menurut Chaves, sejumlah kebijakan telah berkontribusi terhadap daya tahan Indonesia.
Pertama, kebijakan moneter dan kurs tukar valuta asing yang berhati-hati. Kebijakan moneter Indonesia ini bertepatan dengan kondisi keuangan internasional yang lebih baik dibandingkan tahun lalu. Selain itu, kebijakan tersebut berkontribusi terhadap penurunan inflasi dan menstabilkan nilai rupiah.
Kedua, belanja infrastruktur publik jadi prioritas bagi ruang fiskal Indonesia yang terbatas. Selain itu, peraturan-peraturan yang ditetapkan pada triwulan I 2016 tampak akan memberikan peningkatan jangka menengah dalam kebijakan perdagangan dan iklim investasi.
Adapun pertumbuhan PDB riil Indonesia mencapai 4,9 year-on-year pada kuartal I 2016, sedikit lebih lambat dari perkiraan karena konsumsi publik lebih rendah. Sedangkan pertumbuhan konsumsi swasta tetap bertahan pada 5 persen year-on-year.
Adapun pertumbuhan investasi melambat ke 5,6 persen year-on-year pada kuartal I 2016, dibanding 6,9 persen pada kuartal IV 2015. Ini akibat rendahnya belanja modal pemerintah pusat. Namun Bank Indonesia memprediksi, investasi pemerintah Indonesia akan meningkat pada kuartal-kuartal berikutnya, mengikuti tren historis.
https://bisnis.tempo.co/read/news/20...na-dan-vietnam
kita kalah ama pinoy bray

0
2K
27


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan