

TS
akhtar.lintang
Tanya: manajemen tempur buatan indonesia?
Dua Varian Terbaru Sistem Sensor dan Manajemen Tempur Canggih Telah Memperkuat Alutsista Indonesia
Selasa, 29 Agustus 2016

Credit Foto: Jakartagreater.com
Jakarta (iONews) - Tanpa penuh hingar bingar, ternyata TNI telah menerapkan dua sistem terbaru pada alutsista andalan mereka, yang merupakan karya asli bangsa sendiri. Kedua sistem yang berupa sistem sensor dan manajemen tempur ini diharapkan akan bisa menambah efektivitas tempur dari alutsista-alutsista TNI. Ditemui dalam sebuah acara kemarin, seorang narasumber yang menolak untuk disebutkan namanya mengkonfirmasi kebenaran dari berita tersebut.
"Memang benar, tapi saya menolak apabila disebut baru, karena selama ini sebenarnya sudah diterapkan, hanya saja yang ini adalah varian terbarunya." kata si narasumber.
Seperti kita semua ketahui, Indonesia menerapkan kebijakan Barat-Timur dalam pengadaan alutsista, sehingga ada dua sistem yang berbeda yang dimiliki oleh alutsista Indonesia, ditambah lagi sebagian alutsista yang dimiliki oleh Indonesia telah berusia uzur, beberapa bahkan warisan dari era Perang Dunia II dan Konflik Trikora. Penggunaan sistem sensor dan manajemen tempur ini dimaksudkan untuk mengkoordinasikan semua alutsista tadi, baik Barat atau Timur, tua atau modern menjadi satu unit tempur yang solid.
"Kegunaannya buat itu, ya," kata si narasumber, "kita inginnya semua alutsista kita itu solid dan berada dalam kesatuan sehingga tidak saling tumpang tindih dalam operasinya dan bisa berkoordinasi dengan baik."
Namun ketika didesak dengan pertanyaan detail mengenai sistem tersebut, si narasumber menolak menjawab dengan alasan kerahasiaan negara. Beliau hanya mengkonfirmasikan bahwa sistem yang digadang-gadang bisa mendeteksi teknologi stealth dan aman dari gangguan jamming itu adalah asli dari Indonesia.
"Nggak, nggak ada dari asing nggak, selain lebih berisiko bobol juga ini adalah bukti kalau anak-anak bangsa sudah bisa menciptakan sesuatu yang canggih yang bisa setara dengan bikinan luar. Detailnya bagaimana, maaf saja, itu rahasia negara, jadi kawan-kawan wartawan harap maklum."
Dari pemantauan tim iONews, sistem sensor yang disebut dengan "Detection, Acquisition, Ranging and Targeting by Optical" atau disingkat DARTO yang dikombinasikan dengan sistem manajemen tempur bernama "Key Operation Management and Command Over Talking" atau disingkat KOMCOT ini sudah diaplikasikan sejak sebelum runtuhnya era Orde Baru dan saat ini sudah mencapai masing-masing generasi keempat dan kelima. Dan diharapkan ini juga bukan satu-satunya proyek karya anak bangsa yang akan diadopsi.
"Sedang dikembangkan, dengan mengintegrasikan dua sistem di atas menjadi satu kesatuan jaringan terpadu untuk pertahanan udara negara kita. Jaringan terpadu ini kita namai sebagai Sistem Intersepsi Moduler Berkemampuan Antipesawat dan Helikopter atau kita singkat sebagai SIMBAH, dan rencananya akan segera digelar dalam beberapa bulan ke depan." (miminiesha)
Sumber: http://www.ionews.com/berita/260816/...ista-indonesia
Ini beneran?
Selasa, 29 Agustus 2016

Credit Foto: Jakartagreater.com
Jakarta (iONews) - Tanpa penuh hingar bingar, ternyata TNI telah menerapkan dua sistem terbaru pada alutsista andalan mereka, yang merupakan karya asli bangsa sendiri. Kedua sistem yang berupa sistem sensor dan manajemen tempur ini diharapkan akan bisa menambah efektivitas tempur dari alutsista-alutsista TNI. Ditemui dalam sebuah acara kemarin, seorang narasumber yang menolak untuk disebutkan namanya mengkonfirmasi kebenaran dari berita tersebut.
"Memang benar, tapi saya menolak apabila disebut baru, karena selama ini sebenarnya sudah diterapkan, hanya saja yang ini adalah varian terbarunya." kata si narasumber.
Seperti kita semua ketahui, Indonesia menerapkan kebijakan Barat-Timur dalam pengadaan alutsista, sehingga ada dua sistem yang berbeda yang dimiliki oleh alutsista Indonesia, ditambah lagi sebagian alutsista yang dimiliki oleh Indonesia telah berusia uzur, beberapa bahkan warisan dari era Perang Dunia II dan Konflik Trikora. Penggunaan sistem sensor dan manajemen tempur ini dimaksudkan untuk mengkoordinasikan semua alutsista tadi, baik Barat atau Timur, tua atau modern menjadi satu unit tempur yang solid.
"Kegunaannya buat itu, ya," kata si narasumber, "kita inginnya semua alutsista kita itu solid dan berada dalam kesatuan sehingga tidak saling tumpang tindih dalam operasinya dan bisa berkoordinasi dengan baik."
Namun ketika didesak dengan pertanyaan detail mengenai sistem tersebut, si narasumber menolak menjawab dengan alasan kerahasiaan negara. Beliau hanya mengkonfirmasikan bahwa sistem yang digadang-gadang bisa mendeteksi teknologi stealth dan aman dari gangguan jamming itu adalah asli dari Indonesia.
"Nggak, nggak ada dari asing nggak, selain lebih berisiko bobol juga ini adalah bukti kalau anak-anak bangsa sudah bisa menciptakan sesuatu yang canggih yang bisa setara dengan bikinan luar. Detailnya bagaimana, maaf saja, itu rahasia negara, jadi kawan-kawan wartawan harap maklum."
Dari pemantauan tim iONews, sistem sensor yang disebut dengan "Detection, Acquisition, Ranging and Targeting by Optical" atau disingkat DARTO yang dikombinasikan dengan sistem manajemen tempur bernama "Key Operation Management and Command Over Talking" atau disingkat KOMCOT ini sudah diaplikasikan sejak sebelum runtuhnya era Orde Baru dan saat ini sudah mencapai masing-masing generasi keempat dan kelima. Dan diharapkan ini juga bukan satu-satunya proyek karya anak bangsa yang akan diadopsi.
"Sedang dikembangkan, dengan mengintegrasikan dua sistem di atas menjadi satu kesatuan jaringan terpadu untuk pertahanan udara negara kita. Jaringan terpadu ini kita namai sebagai Sistem Intersepsi Moduler Berkemampuan Antipesawat dan Helikopter atau kita singkat sebagai SIMBAH, dan rencananya akan segera digelar dalam beberapa bulan ke depan." (miminiesha)
Sumber: http://www.ionews.com/berita/260816/...ista-indonesia
Ini beneran?
0
6.3K
28
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan