- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pasien miskin meninggal karena ditolak dirawat. rumah sakit tak berprikemanusiaan!!!!


TS
just.be.wise
Pasien miskin meninggal karena ditolak dirawat. rumah sakit tak berprikemanusiaan!!!!
Pasien miskin meninggal karena ditolak dirawat. rumah sakit tak berprikemanusiaan!!!!!!!
Mohon maaf buat yang kecewa membaca treat saya. Yang menginginkan berita tapi ternyata hanya opini saya semata...
Berita pasien miskin yang di tolak berobat di rumah sakit sering sekali tersiar. Sebuah ironi yang terjadi di negara yang konon katanya gemah ripah loh jinawi tapi malah bikin ayam mati di lumbung padi
Cerita tentang pasien miskin yang menderita menjadi komiditi menarik bagi para pemburu berita, menulis kisahnya secara mengharu biru mengundang simpati dari masyarakat. Media seolah membentuk opini tentang pasien sebagai pihak yang di dzolimi sebagai korban keegoisan dari pihak rumah sakit juga para dokter dan suster matre yang tak berprikemanusiaan dan tak punya perasaan.
Hampir semua berita yang saya baca hanya melihat dari sudut pandang pasien saja tapi tidak pernah saya jumpai berita yang mencoba melihat hal ini dari sudut pandang lain. Yakini dari sudut pandang Rumah Sakit dan petugas kesehatan yang ingin saya bicarakan dalam treat ini.
Bukan maksud mau membela rumah sakit dan para pekerjanya tapi saya hanya ingin melihat "kekejaman" ini dari dua sisi
Bagi masyarakat awam. Rumah sakit selalu di pandang sebagai lembaga yang mestinya bekerja untuk kemanusiaan bukan berorientasi pada uang.
Tapi cobalah kita lihat kejadian ini dari sudut pandang Rumah sakit dan para petugasnya yang sering kita jadikan sebagai tokoh antagonis yang kerap di persalahkan
Sebelumnya saya jelaskan bahwa saya bukan orang Rumah Sakit juga bukan keluarga pasien miskin yang ditolak. Saya hanya ingin melihat hal ini dari sisi lain yang hampir tak pernah ekspose media
Menurut saya. Sebuah Rumah sakit swasta meskipun namanya adalah rumah sakit tetap saja sebuah bisnis yang berorientasi pada profit bukan sebuah yayasan sosial nirlaba yang bekerja untuk kemanusiaan
Yayasan sosial nirlaba pun harus memiliki dana dari para donatur untuk bisa beroperasi apalagi Rumah sakit swasta yang jelas jelas merupakan bisnis.
Para dokter dan perawat juga kerap disalahkan dalam hal ini. Media seolah membentuk opini masyarakat bahwa dokter dan perawat yang menolak merawat adalah orang orang matre yang tak punya hati.
Menurut saya dokter dan perawat itu hanyalah orang yang bekerja kepada rumah sakit dan harus tunduk pada peraturan yang di buat oleh tempat mereka bekerja
Jikapun mereka punya niat untuk menolong tak ada yang bisa mereka perbuat karena segala obat ruang inap juga alat alat kesehatan bukan milik mereka tapi milik rumah sakit
Jika mereka nekat memakai sesuatu milik Rumah sakit untuk menolong pasien atas nama kemanusiaan siapa kah yang mau bertanggung jawab jika mereka mendapatkan sanki? Apakah si keluarga pasien atau masyarakat yang ramai ramai menuduh mereka sebagai pihak yang salah?
Misalkan ada pasien miskin yang harus segera mendapatkan pertolongan dan atas nama kemanusiaan dia langsung ditangani. duit urusan belakangan. Hmmm yang terlihat baik dan diharapkan oleh masyarakat. Tapi masalah lain pun akan datang segera... Saat keluarga pasien shock karena disodori tagihan senilai 10jt. Dia hanya bisa menangis karena tak punya biaya dan memohon belas kasihan agar di ringankan atau digratiskan sekalian dan sekali lagi atas nama kemanusiaan hal itupun dilakukan. Dan masalah selanjutnya pun akan timbul. Rumah sakit tak punya biaya untuk tetap beroperasi bahkan jika para dokter dan perawat harus rela tak dibayar atas nama kerja kemanusiaan, Rumah sakit tetap harus punya dana untuk perawatan alat alat kesehatan. Belanja obat juga perawatan ruang inap yang tak sedikit jumlahnya. Apalagi alat kesehatan dan obat sebagian besar harus di import dari luar negri.
Lalu bagaimana caranya Rumah Sakit untuk menyelesaikan masalah ini? Apakah hanya dengan ucapan terima kasih dari pasien atau pujian masyarakat atas "rasa kemanusiaan" mereka bisa memenuhi itu semua?
Atau orang lain akan cuek dengan hal ini dan biarkan Rumah sakit menyelesaikan masalahnya sendiri yang penting "kerja sosial" mereka tetap berlanjut
Kan ada BPJS dan surat keterangan miskin????
Yang saya yakini Rumah sakit swasta meskipun sebuah bisnis yang berorientasi pada uang bukanlah robot yang tak bisa pakai hatinya sama sekali. Tentu ada alasan kenapa mereka kerap menolak pasien BPJS atau yang membawa surat keterangan tak mampu
Yang pernah saya dengar bahwa Dana kesehatan yang mestinya diterima Rumah Sakit sebagai kompensasi BPJS atau surat keterangan tak mampu suka telat dicairkan pemerintah. Jika mestinya sudah cair tanggal 1 tapi.ternyata baru turun tanggal 30 dan rumah sakit harusnya sudah pegang dana operasional setiap tanggal 1. Lantas bagaimana caranya Rumah sakit beroperasi sebelum dananya dicairkan?
Alasan semacam inilah yang membuat rumah sakit kerap menolak pasien miskin demi keberangsungan bisnis harus mau mengesampingkan hati nurani. Kedengaran kejam memang. Tapi bisnis memang harus mengedepankan logika daripada perasaan. Apalagi bisnis rumah sakit adalah bisnis yang modalnya tak sedikit jumlahnya
Lebih miris lagi jika saya mendengar sumpah serapah masyarakan yang mendoakan agar rumah sakit itu segera bangrut atas tindakan takberperikemanusiaan yang telah mereka lakukan. Justru kalau pakai hati malah rumah sakitnya pasti bangkrut nggak pake lama. Dan jika rumah sakit benar benar bangkrut malah akan ada lebih banyak jiwa yang tak tertolong tak terkecuali mereka yang sanggup membeli.kesehatan tapi tak bisa mendapatkan fasilitasnya karena rumah sakit tak beroperasi
Andai saja tagihan kesehatan untuk pemerintah dananya bisa cair tepat waktu saya kira rumah sakit pun tidak akan segan menerima pasien miskin karena mereka percaya tagihannya akan segera di lunasi
Ibaratnya kita sendiri. saat nagih hutang ke orang lain yg jumlahnya tak seberapapun. Jika dia terus menunda nunda membayar hutangnya dengan alasan ini itu kita juga pasti merasa kesal apalagi saat kita sedang butuh uang. Kalau sudah begini kita pasti akan kapok untuk meminjami uang lagi pada orang itu
Apalagi rumah sakit yang butuh dana operasional yang menagih tunggakan hingga milyaran rupiah tapi tak kunjung di cairkan
Saya kira tak tepat rasanya jika selalu menyalahkan rumah sakit yang menginginkan bisnis mereka tetap bisa berjalan apalagi para dokter dan susternya yang cuma mengikuti kebijakan rumah sakit. Tapi salahkanlah mereka para oknum yang menunda nunda pencairan dana yang membuat rumah sakit ogah menerima pasien miskin
Maaf jika saya sok tahu. Saya hanya orang awam yang ingin melihat hal ini dari sudut pandang lain
Mohon maaf buat yang kecewa membaca treat saya. Yang menginginkan berita tapi ternyata hanya opini saya semata...
Berita pasien miskin yang di tolak berobat di rumah sakit sering sekali tersiar. Sebuah ironi yang terjadi di negara yang konon katanya gemah ripah loh jinawi tapi malah bikin ayam mati di lumbung padi
Cerita tentang pasien miskin yang menderita menjadi komiditi menarik bagi para pemburu berita, menulis kisahnya secara mengharu biru mengundang simpati dari masyarakat. Media seolah membentuk opini tentang pasien sebagai pihak yang di dzolimi sebagai korban keegoisan dari pihak rumah sakit juga para dokter dan suster matre yang tak berprikemanusiaan dan tak punya perasaan.
Hampir semua berita yang saya baca hanya melihat dari sudut pandang pasien saja tapi tidak pernah saya jumpai berita yang mencoba melihat hal ini dari sudut pandang lain. Yakini dari sudut pandang Rumah Sakit dan petugas kesehatan yang ingin saya bicarakan dalam treat ini.
Bukan maksud mau membela rumah sakit dan para pekerjanya tapi saya hanya ingin melihat "kekejaman" ini dari dua sisi
Bagi masyarakat awam. Rumah sakit selalu di pandang sebagai lembaga yang mestinya bekerja untuk kemanusiaan bukan berorientasi pada uang.
Tapi cobalah kita lihat kejadian ini dari sudut pandang Rumah sakit dan para petugasnya yang sering kita jadikan sebagai tokoh antagonis yang kerap di persalahkan
Sebelumnya saya jelaskan bahwa saya bukan orang Rumah Sakit juga bukan keluarga pasien miskin yang ditolak. Saya hanya ingin melihat hal ini dari sisi lain yang hampir tak pernah ekspose media
Menurut saya. Sebuah Rumah sakit swasta meskipun namanya adalah rumah sakit tetap saja sebuah bisnis yang berorientasi pada profit bukan sebuah yayasan sosial nirlaba yang bekerja untuk kemanusiaan
Yayasan sosial nirlaba pun harus memiliki dana dari para donatur untuk bisa beroperasi apalagi Rumah sakit swasta yang jelas jelas merupakan bisnis.
Para dokter dan perawat juga kerap disalahkan dalam hal ini. Media seolah membentuk opini masyarakat bahwa dokter dan perawat yang menolak merawat adalah orang orang matre yang tak punya hati.
Menurut saya dokter dan perawat itu hanyalah orang yang bekerja kepada rumah sakit dan harus tunduk pada peraturan yang di buat oleh tempat mereka bekerja
Jikapun mereka punya niat untuk menolong tak ada yang bisa mereka perbuat karena segala obat ruang inap juga alat alat kesehatan bukan milik mereka tapi milik rumah sakit
Jika mereka nekat memakai sesuatu milik Rumah sakit untuk menolong pasien atas nama kemanusiaan siapa kah yang mau bertanggung jawab jika mereka mendapatkan sanki? Apakah si keluarga pasien atau masyarakat yang ramai ramai menuduh mereka sebagai pihak yang salah?
Misalkan ada pasien miskin yang harus segera mendapatkan pertolongan dan atas nama kemanusiaan dia langsung ditangani. duit urusan belakangan. Hmmm yang terlihat baik dan diharapkan oleh masyarakat. Tapi masalah lain pun akan datang segera... Saat keluarga pasien shock karena disodori tagihan senilai 10jt. Dia hanya bisa menangis karena tak punya biaya dan memohon belas kasihan agar di ringankan atau digratiskan sekalian dan sekali lagi atas nama kemanusiaan hal itupun dilakukan. Dan masalah selanjutnya pun akan timbul. Rumah sakit tak punya biaya untuk tetap beroperasi bahkan jika para dokter dan perawat harus rela tak dibayar atas nama kerja kemanusiaan, Rumah sakit tetap harus punya dana untuk perawatan alat alat kesehatan. Belanja obat juga perawatan ruang inap yang tak sedikit jumlahnya. Apalagi alat kesehatan dan obat sebagian besar harus di import dari luar negri.
Lalu bagaimana caranya Rumah Sakit untuk menyelesaikan masalah ini? Apakah hanya dengan ucapan terima kasih dari pasien atau pujian masyarakat atas "rasa kemanusiaan" mereka bisa memenuhi itu semua?
Atau orang lain akan cuek dengan hal ini dan biarkan Rumah sakit menyelesaikan masalahnya sendiri yang penting "kerja sosial" mereka tetap berlanjut
Kan ada BPJS dan surat keterangan miskin????
Yang saya yakini Rumah sakit swasta meskipun sebuah bisnis yang berorientasi pada uang bukanlah robot yang tak bisa pakai hatinya sama sekali. Tentu ada alasan kenapa mereka kerap menolak pasien BPJS atau yang membawa surat keterangan tak mampu
Yang pernah saya dengar bahwa Dana kesehatan yang mestinya diterima Rumah Sakit sebagai kompensasi BPJS atau surat keterangan tak mampu suka telat dicairkan pemerintah. Jika mestinya sudah cair tanggal 1 tapi.ternyata baru turun tanggal 30 dan rumah sakit harusnya sudah pegang dana operasional setiap tanggal 1. Lantas bagaimana caranya Rumah sakit beroperasi sebelum dananya dicairkan?
Alasan semacam inilah yang membuat rumah sakit kerap menolak pasien miskin demi keberangsungan bisnis harus mau mengesampingkan hati nurani. Kedengaran kejam memang. Tapi bisnis memang harus mengedepankan logika daripada perasaan. Apalagi bisnis rumah sakit adalah bisnis yang modalnya tak sedikit jumlahnya
Lebih miris lagi jika saya mendengar sumpah serapah masyarakan yang mendoakan agar rumah sakit itu segera bangrut atas tindakan takberperikemanusiaan yang telah mereka lakukan. Justru kalau pakai hati malah rumah sakitnya pasti bangkrut nggak pake lama. Dan jika rumah sakit benar benar bangkrut malah akan ada lebih banyak jiwa yang tak tertolong tak terkecuali mereka yang sanggup membeli.kesehatan tapi tak bisa mendapatkan fasilitasnya karena rumah sakit tak beroperasi
Andai saja tagihan kesehatan untuk pemerintah dananya bisa cair tepat waktu saya kira rumah sakit pun tidak akan segan menerima pasien miskin karena mereka percaya tagihannya akan segera di lunasi
Ibaratnya kita sendiri. saat nagih hutang ke orang lain yg jumlahnya tak seberapapun. Jika dia terus menunda nunda membayar hutangnya dengan alasan ini itu kita juga pasti merasa kesal apalagi saat kita sedang butuh uang. Kalau sudah begini kita pasti akan kapok untuk meminjami uang lagi pada orang itu
Apalagi rumah sakit yang butuh dana operasional yang menagih tunggakan hingga milyaran rupiah tapi tak kunjung di cairkan
Saya kira tak tepat rasanya jika selalu menyalahkan rumah sakit yang menginginkan bisnis mereka tetap bisa berjalan apalagi para dokter dan susternya yang cuma mengikuti kebijakan rumah sakit. Tapi salahkanlah mereka para oknum yang menunda nunda pencairan dana yang membuat rumah sakit ogah menerima pasien miskin
Maaf jika saya sok tahu. Saya hanya orang awam yang ingin melihat hal ini dari sudut pandang lain
0
4K
74


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan