- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Sikap Ivan Berubah Sejak Dua Tahun Terakhir


TS
riolam
Sikap Ivan Berubah Sejak Dua Tahun Terakhir
Quote:
Ivan Armadi Hasugian (18) warga Jalan Setiabudi, Gang Sehati, Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang, yang melancarkan aksi teror bom bunuh diri di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep Medan di
Diketahui, pada 26 Agustus 2016, sekitar pukul 21.00 WIB, keluarga pelaku dan tetangganya mendengar suara ledakan keras dari dalam rumahnya. Diduga pelaku saat itu terindikasi melakukan percobaan terhadap bom yang dirakit.
Menurut keterangan yang diperoleh Waspada Online, hasil pemeriksaan di kamar rumah pelaku saat digeledah, petugas kembali mengamankan sejumlah barang bukti yang diantaranya detonator rakitan, trafo, pipa dan semen. Alumunium Foil, baterai, paspor atas nama IHH, kartu tanda siswa, kabel-kabel, pupuk urea dan buku-buku tentang robotik.
Seorang sumber kepada wartawan mengungkapkan jika kakak kandung pelaku, Eva br Hasugian mendengar suara ledakan keras dari atas rumah mereka pada 26 Agustus 2016, sekitar pukul 21.00 WIB. Dari hasil pemeriksaan, terindikasi pelaku yang baru menamatkan SMA itu melakukan percobaan terhadap bom pipa yang dirakit.
“Ayah pelaku S Makmur Hasugian yang merupakan mantan pengacara. Sedangkan ibu pelaku Arista br Purba, pegawai Dinkes Kota Medan dan ia mualaf. Sedangkan keluarga dari Arista masih beragama Kristen Protestan. Pelaku memiliki abang bernama Ivo Andika Hasugian dan sudah menikah, serta seorang kakak, Eva br Hasugian,” kata sumber yang tak ingin menyebutkan inisialnya.
Informasi yang diperoleh dari keluarga pelaku, sekitar 1 minggu lalu ibu pelaku mengetahui bahwa terdapat kiriman paket kepada pelaku yang berisi pupuk. Namun ibu pelaku sama sekali tak curiga.
”Pada saat Idul Fitri 2016, IHH tak mau menyalami neneknya yang berasal dari Kabuaten Simalungun yang beragama Kristen Protestan. Disitu pelaku menyalami neneknya dengan menggunakan sarung tangan. Perubahan pada diri pelaku terjadi sejak 2 tahun terakhir. Pelaku sering bertengkar dengan abang kandungnya karena tak terima dinasehati terkait akidah,” terangnya.
Muncul dugaan, Ivan terinspirasi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Saat ini awak media masih menunggu keterangan resmi dari pihak berwajib tentang motif pelaku meledakkan bom di gereja Santo Yosep Medan.http://waspada.co.id/medan/sikap-ivan-berubah-sejak-dua-tahun-terakhir/
Diketahui, pada 26 Agustus 2016, sekitar pukul 21.00 WIB, keluarga pelaku dan tetangganya mendengar suara ledakan keras dari dalam rumahnya. Diduga pelaku saat itu terindikasi melakukan percobaan terhadap bom yang dirakit.
Menurut keterangan yang diperoleh Waspada Online, hasil pemeriksaan di kamar rumah pelaku saat digeledah, petugas kembali mengamankan sejumlah barang bukti yang diantaranya detonator rakitan, trafo, pipa dan semen. Alumunium Foil, baterai, paspor atas nama IHH, kartu tanda siswa, kabel-kabel, pupuk urea dan buku-buku tentang robotik.
Seorang sumber kepada wartawan mengungkapkan jika kakak kandung pelaku, Eva br Hasugian mendengar suara ledakan keras dari atas rumah mereka pada 26 Agustus 2016, sekitar pukul 21.00 WIB. Dari hasil pemeriksaan, terindikasi pelaku yang baru menamatkan SMA itu melakukan percobaan terhadap bom pipa yang dirakit.
“Ayah pelaku S Makmur Hasugian yang merupakan mantan pengacara. Sedangkan ibu pelaku Arista br Purba, pegawai Dinkes Kota Medan dan ia mualaf. Sedangkan keluarga dari Arista masih beragama Kristen Protestan. Pelaku memiliki abang bernama Ivo Andika Hasugian dan sudah menikah, serta seorang kakak, Eva br Hasugian,” kata sumber yang tak ingin menyebutkan inisialnya.
Informasi yang diperoleh dari keluarga pelaku, sekitar 1 minggu lalu ibu pelaku mengetahui bahwa terdapat kiriman paket kepada pelaku yang berisi pupuk. Namun ibu pelaku sama sekali tak curiga.
”Pada saat Idul Fitri 2016, IHH tak mau menyalami neneknya yang berasal dari Kabuaten Simalungun yang beragama Kristen Protestan. Disitu pelaku menyalami neneknya dengan menggunakan sarung tangan. Perubahan pada diri pelaku terjadi sejak 2 tahun terakhir. Pelaku sering bertengkar dengan abang kandungnya karena tak terima dinasehati terkait akidah,” terangnya.
Muncul dugaan, Ivan terinspirasi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Saat ini awak media masih menunggu keterangan resmi dari pihak berwajib tentang motif pelaku meledakkan bom di gereja Santo Yosep Medan.http://waspada.co.id/medan/sikap-ivan-berubah-sejak-dua-tahun-terakhir/

0
13K
Kutip
172
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan