Ngeri! Begini Penampakan Mobil Terendam Banjir di Basement Kemang Square
TS
aghilfath
Ngeri! Begini Penampakan Mobil Terendam Banjir di Basement Kemang Square
Spoiler for Ngeri! Begini Penampakan Mobil Terendam Banjir di Basement Kemang Square:
Jakarta - Banjir di Kemang, Jakarta Selatan, betul-betul parah. Banyak mobil yang terendam di basement gedung di kawasan tempat nongkrong anak muda ini.
"Banyak mobil terendam air. Sepertinya semua enggak memprediksi banjirnya bakal seperti ini," ujar salah satu saksi mata Fajar saat dihubungi detikcom lewat telepon, Sabtu (27/8/2016).
Spoiler for depan taman cafe:
Banjir di depan Tamani Cafe (Fajar/@FajarRed)
Dari foto-foto yang dikirimkan Fajar, tampak banyak mobil yang terendam separuh badannya di depan Tamani Cafe, Kemang Square. Rata-rata yang terendam berjenis sedan.
Spoiler for depan taman cafe:
Banjir di depan Tamani Cafe (Fajar/@FajarRed)
Menurutnya, banyak pula mobil-mobil yang terendam seluruhnya di basement. Dari foto yang dikirimkan Fajar, tampak beberapa mobil terendam di basement di Kemang Square.
Spoiler for depan taman cafe:
Banjir di depan Tamani Cafe (Fajar/@FajarRed)
"Banjir di basement, sudah coba dibuang pakai pompa, tapi enggak bisa," ujarnya. Dia menyebut banyak juga mobil-mobil di basement gedung lainnya yang terendam.
Pantauan detikcom pukul 21.40 WIB, lalu lintas di Jalan Pangeran Antasari yang mengarah ke Cilandak macet. Akses menuju Kemang seluruhnya ditutup. Banjir di depan Pop Hotel sekitar 30 cm dan makin dalam ke arah Kemang Square.
Spoiler for Banjir Bandang di Kemang Jaksel: Foto Mobil-mobil Terendam Air:
Aditya Fajar Indrawan - detikNews Banjir Bandang di Kemang Jaksel: Foto Mobil-mobil Terendam Air
Foto: Aditya Fajar/detikcom
Jakarta - Kemang, Jaksel dilanda banjir bandang. Air dari Kali Krukut tak bisa menampung curahan hujan. Sejak siang hingga sore hujan deras melanda kawasan Jakarta Selatan.
Air meluap pada Sabtu (27/8/2016) sore ke kawasan Kemang. Lokasi di sekitar Kemang Square bak kolam. Air menggenang hingga 1 meter.
Mobil-mobil yang terparkir menjadi korban. Mobil terendam tak bisa diselamatkan. Hingga pukul 22.00 WIB, air masih tinggi.
Tak sedikit warga yang terjebak di kawasan itu tak bisa keluar. Warga kemudian membantu menolong dengan angkutan gerobak. Uang ala kadarnya diberikan sebagai imbalan.
Kali ini mungkin banjir yang terparah. Banjir ini tak diduga, akibatnya terlihat mobil-mobil banyak yang menjadi korban.
Spoiler for Malam ini, Gerobak Jadi Penolong Warga yang Terjebak Banjir di Pertokoan di Kemang:
Aditya Fajar Indrawan - detikNews Malam ini, Gerobak Jadi Penolong Warga yang Terjebak Banjir di Pertokoan di Kemang
Foto: Aditya Fajar/detikcom
Jakarta - Malam ini gerobak menjadi penolong banyak warga yang terjebak banjir di pertokoan di Kemang, Jaksel. Banjir bandang memang membuat Kemang bak empang raksasa.
Hingga pukul 22.45 WIB, Sabtu (27/8/2016), warga satu persatu diangkut dengan gerobak. Uang seikhlasnya diberikan kepada mereka yang membantu mendorong gerobak.
Warga memang biasa berakhir pekan di Kemang. Kawasan pertokoan dan kafe di kawasan ini memang ramai sejak siang hingga malam hari di akhir pekan.
Tapi malam ini luar biasa. Air meluap dari Kali Krukut membuat Kemang lumpuh. Hujan deras memang terjadi sejak siang hingga sore.
Warga yang berkativitas di pertokoan atau di kafe di sekitar Kemang Square akhirnya tak bisa kemana-mana. Hingga jelang tengah malam, akhirnya mereka naik gerobak.
Banjir ini juga merendam puluhan mobil yang terparkir di basement atau pinggir jalan di kawasan Kemang Square.
Spoiler for Ahok Sebut Banjir di Jaksel Akan Surut dalam Hitungan Jam:
Sabtu, 27 Agustus 2016 | 22:15 WIB Ahok Sebut Banjir di Jaksel Akan Surut dalam Hitungan Jam
JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai, Jakarta Selatan merupakan kawasan yang rentan banjir.
Sebab, kata pria yang akab disapa Ahok ini, Jakarta Selatan adalah kawasan yang kontur tanahnya lembah.
Pernyataan itu dilontarkan Ahok menanggapi genangan yang muncul di sejumlah tempat di Jakarta Selatan akibat hujan deras yang mengguyur wilayah itu pada Sabtu (27/8/2016) sore.
"Kalau hujan, Jakarta Selatan pasti tergenang karena dia banyak sekali lembah-lembah. Apalagi Kali Grogol sama Kali Krukit belum selesai dinormalisasi," ujar dia di kawasan Monas, Sabtu malam.
Berdasarkan laporan di akun twitter TMC Polda Metro Jaya, kawasan di Jakarta Selatan yang tergenang adalah jalan depan mal Gandaria City, Kebayoran Lama; depan kampus Universitas Pancasila, Lenteng Agung; Jalan Kemang Raya, Mampang Prapatan; dan Jalan Dharmawangsa dan Antasari, Kebayoran Baru. Ketinggian genangan bervariasi dari 50-70 sentimeter.
Baca juga: Hujan Deras, Sejumlah Jalan di Jakarta Selatan Tergenang
Paling parah terjadi di kawasan Kemang. Menurut Ahok, hanya kawasan Jakarta Selatan yang masih rentan tergenang. Namun, ia meyakini genangan akan surut dalam beberapa jam.
"Kalau lihat pusat, utara bebas. Kalau selatan saya jamin tidak akan lebih dari sehari berhenti. Hitungan jam selesai," kata Ahok.
Ia menyatakan Pemprov DKI sebenarnya tengah berupaya agar Jakarta Selatan nantinya tidak lagi rentan terhadap banjir. Yakni dengan mempercepat normalisasi kali.
"Makanya kalau saya mindahin orang buat normalisasi sungai jangan marahi saya dong," kata Ahok.
Spoiler for Banjir di Jalan Kemang Raya Sudah Surut, Motor Bisa Melintas:
Aditya Fajar Indrawan - detikNews Banjir di Jalan Kemang Raya Sudah Surut, Motor Bisa Melintas
Foto: Banjir di Jalan Kemang Raya surut (Aditya Fajar/detikcom)
Jakarta - Banjir di Jalan Kemang Raya sudah surut pagi ini usai disedot menggunakan pompa air. Motor sudah bisa melintas di lokasi.
Pantauan detikcom, Minggu (28/8/2016) pukul 04.30 WIB, banjir yang menggenangi Jalan Raya Kemang sudah surut. Motor yang dipacu detikcom sudah bisa melintas dari depan Pop Hotel hingga ke arah Warung Buncit.
Spoiler for foto:
Motor sudah bisa melintas (Aditya Fajar/detikcom)
Meski begitu, jalan masih tampak ditutup untuk mobil di Jalan Raya Kemang, tepatnya di sekitar Kemang Square, dari arah Jalan Pangeran Antasari menuju Kemang dan sebaliknya. Sebab ada mobil sedan terparkir di jalan, ditinggal pemiliknya karena sebelumnya terendam banjir.
Spoiler for foto:
Mobil pompa air masih dioperasikan menyedot air (Aditya Fajar/detikcom)
Di seberang jalan depan Pop Hotel tampak sebuah mobil pompa air masih dioperasikan untuk menyedot air. Banjir yang tadinya mencapai 70 cm hingga 1 meter, kini hanya sekitar semata kaki orang dewasa.
Spoiler for foto:
Mobil sedan ditinggal pemiliknya di jalan karena terendam banjir (Aditya Fajar/detikcom)
Petugas Dinas Tata Air DKI Jakarta juga masih bekerja di wilayah Kemang Selatan 8 yang terendam banjir. Namun banjir sudah surut usai dua mobil pompa dikerahkan ke lokasi.
Spoiler for foto:
Suasana di Jalan Raya Kemang usai banjir (Aditya Fajar/detikcom)
JAKARTA, KOMPAS.com — Hujan deras yang mengguyur Jakarta pada Sabtu (27/8/2016) sore menyebabkan tergenangnya sejumlah kawasan di Jakarta Selatan. Salah satunya adalah kawasan Kemang. Kawasan ini menjadi kawasan yang paling parah terdampak genangan.
Seperti yang dilaporkan melalui akun Twitter TMC Polda Metro Jaya, banjir di Kemang menyebabkan kawasan tersebut tidak bisa dilalui kendaraan. Banyak kendaraan yang terparkir nyaris tenggelam karena banjir. Situasi ini masih terjadi sampai tengah malam.
Genangan di Kemang bukan sesuatu yang baru. Kawasan ini bahkan dapat digolongkan sebagai kawasan yang rentan tergenang, terutama jika sedang hujan deras.
Menilik ke belakang, rentannya Kemang tergenang sebenarnya bisa dikatakan sebagai sesuatu yang bisa dimaklumi. Jika menilik sejarahnya, Kemang memang merupakan daerah yang peruntukannya sebagai daerah resapan air dengan hunian terbatas.
Berdasarkan data Litbang Kompas seperti dikutip harian Kompas, 20 Desember 2013, dalam artikel "RTRW Jakarta Dibuat untuk Dilanggar", penggunaan ruang di Jakarta sudah diatur dalam RTRW atau rencana tata ruang wilayah yang dikeluarkan pada tahun 1965.
Di dalamnya telah diatur bahwa pengembangan kota hanya dilakukan ke arah timur dan barat, mengurangi tekanan pembangunan di utara, dan membatasi pembangunan di selatan.
Dalam RTRW 1965, pengembangan kawasan di Jakarta Selatan seharusnya dibatasi karena wilayah tersebut ditetapkan sebagai daerah resapan air.
Namun, pada tahun 1983, areal terbangun di Jakarta Selatan masih 26 persen dari luas total. Dua puluh tahun berikutnya, kawasan terbangun meningkat menjadi 72 persen. Persentase ini lebih besar dibandingkan dengan proporsi daerah terbangun di Jakarta Timur.
Kemang adalah salah satu kawasan di Jakarta Selatan yang mengalami pembangunan pesat tetapi tak sesuai peruntukan.
Dalam Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) 2005 (1985-2005), kawasan yang menjadi bagian daerah aliran Sungai Krukut ini ditetapkan sebagai kawasan permukiman dengan pengembangan terbatas karena fungsinya sebagai daerah resapan air. Kenyataannya, saat ini Kemang dikenal sebagai kawasan komersial yang dipadati kafe, restoran, dan hotel.
Sebelum tergenangnya Kemang pada Sabtu kemarin, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sudah beberapa kali menyatakan Pemerintah Provinsi DKI sudah berupaya ingin mengembalikan Kemang menjadi daerah resapan air.
Cara yang dilakukan adalah dengan menawarkan para pemilik hunian di sejumlah lokasi untuk menjual tanahnya kepada pemerintah provinsi. Pemprov DKI ingin membangun banyak rumah pompa di kawasan itu.
"Kalau ada yang mau jual, kami bebasin supaya balik lagi ke zaman dulu lembah ini kalau hujan air masuk. Kalau kemarau tidak ada air, ini bisa jadi taman supaya orang bisa main," kata Ahok di Balai Kota, Kamis (21/4/2016).
Menurut Ahok, hunian yang ingin dibeli adalah hunian yang sebenarnya berdiri di atas saluran air. Saat ini, kata dia, banyak rumah di kawasan Kemang yang berada di atas saluran air.
Ahok menilai, keberadaan rumah-rumah warga di atas saluran air membuat penyempitan terhadap lebar saluran, dari sebelumnya mencapai 20 meter, menjadi tinggal 3 meter.
"Coba aja lihat Kemang sekarang, banyak sekali rumah orang itu kalau air lagi pasang, sungai kecil itu nempel ke dinding orang," ujar dia di Balai Kota, Senin (22/8/2016).
Ahok mengaku tidak tahu persis kapan situasi itu mulai terjadi. Yang pasti, kata dia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengalami kesulitan mengembalikan saluran air seperti semula. Sebab, berbeda dengan permukiman di bantaran Ciliwung, semua rumah di Kemang yang berada di atas saluran air adalah rumah yang bersertifikat hak milik.
Menurut Ahok, Pemprov DKI sebenarnya sudah menawarkan warga untuk menjual rumah beserta tanahnya dengan harga pasaran. Namun, ia menyebut para pemilik menolaknya.
"Mereka enggak mau jual. Sebagian jawabnya apa? Ah, setahun sekali ini kok, Pak. Kalau bilang cuma setahun sekali enggak banjir, ya jangan teriak dong," ujar Ahok.
Diubah oleh aghilfath 28-08-2016 00:42
0
13.8K
Kutip
124
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru