- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Siapa dibalik Pemotretan Proklamasi dan pengibaran bendera pertama?


TS
peekay88
Siapa dibalik Pemotretan Proklamasi dan pengibaran bendera pertama?

Quote:
Selamat datang kembali di thread ane
:terimakasih kali ini kita akan membahas siapa orang dibalik pemotretan proklamasi dan pengibaran bendera indonesia



Quote:
Spoiler for HT Kedua Ane Gan Sist :

HT ke - 2 saya. Terima kasih kaskus sudah mengangkat thread ini menjadi HT, terimakasih juga kepada kaskuser yang meninggalkan komentar positif serta meninggalkan jejak di thread ini. Tak luput juga kepada SR yang turut melihat dan menyimak thread sederhana saya, maka dari itu saya ucapkan terima kasih.


Quote:
Spoiler for Mampir Ke Thread Ane Lainnya:

●10-tips-perencana keuangan sebelum umur 40tahunHT 1
●Film Film India Yang MenginspirasiRECOMENDED BRAY

Quote:
Spoiler for Cek No Repost :



Quote:
Merdeka.com - Cuma ada tiga foto Proklamasi Republik Indonesia. Foto Presiden Soekarno membacakan teks Proklamasi di Jl Pegangsaan, Jakarta. Lalu dua gambar berikutnya adalah foto pengibaran bendera Merah-Putih untuk pertama kalinya
Spoiler for Pembacaan Proklamasi :

Spoiler for Pengibaran Bendera Pertama Indonesia :

Hanya itulah rekaman visual Proklamasi Republik Indonesia. Tak ada lagi foto yang lain. Lalu, siapakah satu-satunya fotografer yang berhasil memotret rangkaian Proklamasi itu?

Quote:
Dialah Frans Mendur. Wartawan foto yang sangat berjasa untuk Republik ini. Tak mudah baginya merekam momen paling penting dalam sejarah Indonesia itu.
Jika Frans Mendur dulu tidak berbohong pada tentara Jepang, tidak akan ada foto-foto proklamasi Republik Indonesia. Frans Mendur adalah satu-satunya fotografer yang berhasil mengabadikan momen paling penting bagi Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 itu.
Tanggal 16 Agustus, berita seputar proklamasi akan diumumkan sudah santer terdengar di kalangan pemuda. Namun belum pasti, dimana proklamasi keesokan harinya akan dibacakan. Apakah di lapangan Ikada, atau di rumah Soekarno. Barisan Pelopor bahkan sudah diperintahkan untuk mengamankan lapangan Ikada yang saat ini dikenal sebagai kawasan Monas.
Ketika itu Frans Mendur adalah juru foto Asia Raya sedangkan saudara kandungnya, Alex Mendur, adalah juru foto kantor berita Domei. Keduanya mendapat informasi soal proklamasi di kediaman Soekarno, Jl Pegangsaan Timur nomor 56, Jakarta Pusat.
Kedua saudara kandung itu menempuh jalan yang berbeda ke lokasi pembacaan proklamasi. Saat itu Frans Mendur hanya memiliki tiga buah plat film (dulu belum ada rol film). Dia menjepret peristiwa bersejarah itu tiga kali. Saat Soekarno membacakan teks proklamasi bersama Hatta. Ketika Latief dan Suhud mengerek bendera merah putih dan satu lagi sama-sama foto pengibaran bendera, namun dengan latar belakang kumpulan masyarakat yang berjejal menyaksikan proklamasi.
Spoiler for Alex dan Frans Mendur:

Keduanya baru menyadari, hanya merekalah juru foto di tempat itu. Saat itu memang proklamasi berlangsung dengan spontan. Tanpa ada persiapan-persiapan khusus. Apalagi panitia, master of ceremony (MC) atau seksi acara. Tak ada jurnalis, kameramen atau wartawan untuk meliput peristiwa maha penting tersebut.
Nasib Alex Mendur nahas, kameranya dirampas tentara Jepang. Pelat-pelat negatif karya Alex pun langsung dihancurkan. Tapi Frans lebih cerdik. Dia mengubur pelat-pelat negatif miliknya di halaman Kantor Asia Raya. Ketika tentara Jepang menggeledahnya, Frans berbohong. Dia mengaku negatif filmnya telah dirampas Barisan Pelopor pendukung Soekarno.
Setalah suasana aman, Frans mengambil negatif foto itu. Bukan perkara mudah untuk mencetak foto-foto tersebut. Jika ketahuan, sudah pasti tentara Jepang akan menghukum mati kedua saudara itu.
Alex dan Frans mencuri-curi kesempatan untuk mencetak foto itu di kamar gelap Kantor Berita Domei. Tanpa kerja keras keduanya tidak ada dokumentasi proklamasi kemerdekaan.
Kedua bersaudara ini merintis pendirian IPPHOS (Indonesia Press Photo Service) pada 2 Oktober 1946 di Jakarta.
Lewat lensa kamera miliknya berbagai momen penting seputar kemerdekaan terabadikan. Foto Soekarno saat hijrah ke Yogyakarta, Bung Tomo di Surabaya, hingga kembalinya pemerintahan republik ke Jakarta.
Frans pulang pergi Jakarta-Yogyakarta untuk mengabadikan berbagai peristiwa bersejarah. Berbagai hasil jepretannya kemudian ia titipkan kepada sejumlah pilot Filipina. Foto-foto itu kemudian termuat dalam berbagai media massa luar negeri. Hal inilah yang membuka mata dunia ada sebuah negara baru di Asia Tenggara yang tumbuh dan berjuang melawan penjajahan.
Lewat kameranya, Alex dan Frans Mendur berjuang banyak untuk republik ini.

Quote:
Sekian ilmu sejarah kemerdekaan kita




Spoiler for Sumber-sumber Info :
Quote:
Spoiler for Kehidupan Pak Frans Mendur Bersaudara :
Quote:
Original Posted By indojersey►
Meninggal dalam sepi
Semasa hidupnya, Frans Mendur pernah menjadi penjual rokok di Surabaya. Di RS Sumber Waras Jakarta pada tanggal 24 April 1971, fotografer pengabadi proklamasi kemerdekaan RI ini meninggal dalam sepi.
Alex Mendur tutup usia pada tahun 1984 juga dalam keadaan serupa. Hingga tutup usia, kakak-beradik Frans dan Alex Mendur tercatat belum pernah menerima penghargaan atas sumbangsih mereka pada negara ini. Konon, mereka berdua pun ditolak untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Baru pada 9 November 2009 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahi kedua fotografer bersejarah Indonesia ini, Alexius Impurung Mendur dan Frans Soemarto Mendur, penghargaan Bintang Jasa Utama.
sumber
TEMPO Interaktif, Jakarta - Jakarta, 29 Desember 1949. Fotografer Alex Mendur berdiri di tangga Istana Rijswijk (sekarang Istana Merdeka). Hari itu, ribuan manusia menyemut bersiap menyambut kedatangan Sukarno. Alex mengambil posisi tepat di depan podium tempat sang presiden berpidato. Hari itu dia tidak sendiri. Di susur tangga istana, di lokasi berbeda, Frans Umbas juga bersiap mengabadikan momen bersejarah itu dengan kamera Bush-Pressman 6x9 yang baru dibelinya dari fotografer Johnny Waworuntu.
Ketika Sukarno dan rombongan tiba, mereka bergerak cepat memotret peristiwa itu. Hasilnya adalah beberapa foto Sukarno di antara lautan manusia dengan beragam sudut pandang berbeda. Foto-foto gegap-gempita ribuan orang menyambut kedatangan Sukarno ke Jakarta setelah tersingkir ke pengasingan di Yogyakarta itu terselip di antara foto-foto yang dipamerkan di Galeri Foto Jurnalistik Antara, Pasar Baru, Jakarta, sebulan penuh mulai 19 Agustus hingga 19 September mendatang. Bertajuk Dari Pegangsaan sampai Rijswijk, pameran memajang 66 foto bersejarah karya Frans Sumarto Mendur dan Alexius Impurung Mendur serta beberapa pewarta foto yang tergabung dalam Indonesian Press Photo Service (IPPHOS Coy Ltd).
Kakak-adik Alex dan Frans Mendur adalah putra daerah Kawangkoan, Minahasa, Sulawesi Utara. Alex Mendur lahir pada 1907, sedangkan adiknya, Frans Mendur, lahir pada 1913. Frans belajar fotografi kepada Alex yang sudah lebih dulu menjadi wartawan Java Bode, koran berbahasa Belanda di Jakarta. Frans lantas mengikuti jejak abangnya menjadi wartawan pada 1935.
Alex dan Frans mendapat kesempatan mengabadikan detik-detik pembacaan naskah proklamasi di rumah Sukarno, Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta. Foto Sukarno yang sedang membaca naskah proklamasi dan foto pengibaran bendera Merah Putih oleh Latief Hendraningrat, anggota Pembela Tanah Air (Peta), serta suasana upacara dan para pemuda yang menyaksikan pengibaran bendera itu adalah karya masterpiece Frans Mendur.
Frans berhasil menyelamatkan hasil bidikannya itu dari tangan Jepang. Negatif foto-foto bersejarah itu dia sembunyikan dengan cara menguburnya di bawah pohon, di halaman kantor harian Asia Raya. Kepada tentara Jepang dia berbohong dengan mengatakan semua foto karyanya sudah dirampas Barisan Pelopor. Namun nasib nahas menimpa Alex. Semua hasil bidikannya dirampas dan dihancurkan tentara Jepang. Walhasil, hanya foto-foto Frans yang menjadi bukti peristiwa bersejarah itu.
Frans dan Alex tidak hanya mengabadikan peristiwa bersejarah 17 Agustus 1945 itu. Jauh sebelum dan sesudahnya, banyak peristiwa serta romantika jalannya revolusi kelahiran bangsa Indonesia yang dapat direkam oleh mereka berdua. Frans, yang dikenal gesit serta pemberani, juga menjadi satu-satunya juru foto yang berhasil mengabadikan pertemuan kembali Sukarno dan Hatta saat Sukarno mendarat di Pasar Ikan dari tempat pembuangannya di Sumatera. Alex sendiri berhasil mengabadikan foto Bung Tomo saat berpidato di lapangan Mojokerto dalam rangka mengumpulkan pakaian untuk korban perang di Surabaya. Foto itu dipublikasikan pertama kali di majalah dwibahasa Mandarin-Indonesia, Nanjang Post, edisi Februari 1947.
Frans dan Alex merintis pendirian IPPHOS pada 2 Oktober 1946 di Jakarta bersama kakak-adik Justus dan Frans "Nyong" Umbas, Alex Mamusung, serta Oscar Ganda. Foto-foto fotografer IPPHOS ini di kemudian hari banyak dimuat dalam buku-buku sejarah. Namun masih banyak foto mereka yang belum dipublikasikan. Foto-foto yang dipamerkan kali ini merupakan rangkaian goresan visual yang merangkum peristiwa sejarah mulai dari detik-detik proklamasi itu. Sebagian besar koleksi yang dipajang adalah karya yang jarang dipublikasikan.
Tengok saja foto Sukarno ketika berlibur dengan keluarganya. Dengan caption singkat, "Presiden Soekarno & Ibu Fatmawati di desa, Juni 1947", foto itu memperlihatkan Sukarno dalam sosoknya yang lain. Dikawal seorang prajurit bersenjata laras panjang, Sukarno duduk santai sambil menggendong Guntur kecil di atas getek--perahu kecil yang terbuat dari susunan bambu.
Mengenakan kemeja lengan pendek dan bertopi bundar, Sukarno tampil sebagai seorang bapak yang hangat. Kesan serupa juga terlihat pada foto Hatta yang sedang duduk menikmati secangkir kopi dan kudapan sambil memangku salah seorang putrinya. Foto itu diambil ketika Hatta dan keluarga tengah berada di Kaliurang pada Januari 1947.
Oscar Motuloh, yang mengkuratori pameran tersebut, menjelaskan bahwa 66 foto bersejarah itu bukan sekadar dokumentasi rekam jejak sejarah negeri ini sejak kelahirannya hingga lima tahun kemudian, yang ditandai oleh potret Sukarno di halaman Istana Merdeka. Namun yang lebih penting, foto-foto itu memperlihatkan kemesraan hubungan antara pewarta foto dan para petinggi negeri. Bung Karno bahkan biasa mengajak Frans dan Alex sarapan pagi. Persahabatan dan rasa saling menghormati ini memungkinkan para juru foto itu membuat potret-potret eksklusif dan dramatis tersebut. Begitu personal dan intim.
NUNUY NURHAYATI
sumber
pekiwan kalo berkenan gan
Meninggal dalam sepi
Semasa hidupnya, Frans Mendur pernah menjadi penjual rokok di Surabaya. Di RS Sumber Waras Jakarta pada tanggal 24 April 1971, fotografer pengabadi proklamasi kemerdekaan RI ini meninggal dalam sepi.
Alex Mendur tutup usia pada tahun 1984 juga dalam keadaan serupa. Hingga tutup usia, kakak-beradik Frans dan Alex Mendur tercatat belum pernah menerima penghargaan atas sumbangsih mereka pada negara ini. Konon, mereka berdua pun ditolak untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Baru pada 9 November 2009 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahi kedua fotografer bersejarah Indonesia ini, Alexius Impurung Mendur dan Frans Soemarto Mendur, penghargaan Bintang Jasa Utama.
sumber
TEMPO Interaktif, Jakarta - Jakarta, 29 Desember 1949. Fotografer Alex Mendur berdiri di tangga Istana Rijswijk (sekarang Istana Merdeka). Hari itu, ribuan manusia menyemut bersiap menyambut kedatangan Sukarno. Alex mengambil posisi tepat di depan podium tempat sang presiden berpidato. Hari itu dia tidak sendiri. Di susur tangga istana, di lokasi berbeda, Frans Umbas juga bersiap mengabadikan momen bersejarah itu dengan kamera Bush-Pressman 6x9 yang baru dibelinya dari fotografer Johnny Waworuntu.
Ketika Sukarno dan rombongan tiba, mereka bergerak cepat memotret peristiwa itu. Hasilnya adalah beberapa foto Sukarno di antara lautan manusia dengan beragam sudut pandang berbeda. Foto-foto gegap-gempita ribuan orang menyambut kedatangan Sukarno ke Jakarta setelah tersingkir ke pengasingan di Yogyakarta itu terselip di antara foto-foto yang dipamerkan di Galeri Foto Jurnalistik Antara, Pasar Baru, Jakarta, sebulan penuh mulai 19 Agustus hingga 19 September mendatang. Bertajuk Dari Pegangsaan sampai Rijswijk, pameran memajang 66 foto bersejarah karya Frans Sumarto Mendur dan Alexius Impurung Mendur serta beberapa pewarta foto yang tergabung dalam Indonesian Press Photo Service (IPPHOS Coy Ltd).
Kakak-adik Alex dan Frans Mendur adalah putra daerah Kawangkoan, Minahasa, Sulawesi Utara. Alex Mendur lahir pada 1907, sedangkan adiknya, Frans Mendur, lahir pada 1913. Frans belajar fotografi kepada Alex yang sudah lebih dulu menjadi wartawan Java Bode, koran berbahasa Belanda di Jakarta. Frans lantas mengikuti jejak abangnya menjadi wartawan pada 1935.
Alex dan Frans mendapat kesempatan mengabadikan detik-detik pembacaan naskah proklamasi di rumah Sukarno, Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta. Foto Sukarno yang sedang membaca naskah proklamasi dan foto pengibaran bendera Merah Putih oleh Latief Hendraningrat, anggota Pembela Tanah Air (Peta), serta suasana upacara dan para pemuda yang menyaksikan pengibaran bendera itu adalah karya masterpiece Frans Mendur.
Frans berhasil menyelamatkan hasil bidikannya itu dari tangan Jepang. Negatif foto-foto bersejarah itu dia sembunyikan dengan cara menguburnya di bawah pohon, di halaman kantor harian Asia Raya. Kepada tentara Jepang dia berbohong dengan mengatakan semua foto karyanya sudah dirampas Barisan Pelopor. Namun nasib nahas menimpa Alex. Semua hasil bidikannya dirampas dan dihancurkan tentara Jepang. Walhasil, hanya foto-foto Frans yang menjadi bukti peristiwa bersejarah itu.
Frans dan Alex tidak hanya mengabadikan peristiwa bersejarah 17 Agustus 1945 itu. Jauh sebelum dan sesudahnya, banyak peristiwa serta romantika jalannya revolusi kelahiran bangsa Indonesia yang dapat direkam oleh mereka berdua. Frans, yang dikenal gesit serta pemberani, juga menjadi satu-satunya juru foto yang berhasil mengabadikan pertemuan kembali Sukarno dan Hatta saat Sukarno mendarat di Pasar Ikan dari tempat pembuangannya di Sumatera. Alex sendiri berhasil mengabadikan foto Bung Tomo saat berpidato di lapangan Mojokerto dalam rangka mengumpulkan pakaian untuk korban perang di Surabaya. Foto itu dipublikasikan pertama kali di majalah dwibahasa Mandarin-Indonesia, Nanjang Post, edisi Februari 1947.
Frans dan Alex merintis pendirian IPPHOS pada 2 Oktober 1946 di Jakarta bersama kakak-adik Justus dan Frans "Nyong" Umbas, Alex Mamusung, serta Oscar Ganda. Foto-foto fotografer IPPHOS ini di kemudian hari banyak dimuat dalam buku-buku sejarah. Namun masih banyak foto mereka yang belum dipublikasikan. Foto-foto yang dipamerkan kali ini merupakan rangkaian goresan visual yang merangkum peristiwa sejarah mulai dari detik-detik proklamasi itu. Sebagian besar koleksi yang dipajang adalah karya yang jarang dipublikasikan.
Tengok saja foto Sukarno ketika berlibur dengan keluarganya. Dengan caption singkat, "Presiden Soekarno & Ibu Fatmawati di desa, Juni 1947", foto itu memperlihatkan Sukarno dalam sosoknya yang lain. Dikawal seorang prajurit bersenjata laras panjang, Sukarno duduk santai sambil menggendong Guntur kecil di atas getek--perahu kecil yang terbuat dari susunan bambu.
Mengenakan kemeja lengan pendek dan bertopi bundar, Sukarno tampil sebagai seorang bapak yang hangat. Kesan serupa juga terlihat pada foto Hatta yang sedang duduk menikmati secangkir kopi dan kudapan sambil memangku salah seorang putrinya. Foto itu diambil ketika Hatta dan keluarga tengah berada di Kaliurang pada Januari 1947.
Oscar Motuloh, yang mengkuratori pameran tersebut, menjelaskan bahwa 66 foto bersejarah itu bukan sekadar dokumentasi rekam jejak sejarah negeri ini sejak kelahirannya hingga lima tahun kemudian, yang ditandai oleh potret Sukarno di halaman Istana Merdeka. Namun yang lebih penting, foto-foto itu memperlihatkan kemesraan hubungan antara pewarta foto dan para petinggi negeri. Bung Karno bahkan biasa mengajak Frans dan Alex sarapan pagi. Persahabatan dan rasa saling menghormati ini memungkinkan para juru foto itu membuat potret-potret eksklusif dan dramatis tersebut. Begitu personal dan intim.
NUNUY NURHAYATI
sumber
pekiwan kalo berkenan gan

Quote:
Photo From
Quote:
Salam Dari Ane daniyalkhan Beserta Klonengan
:terimakasih SELAMAT HUT RI KE 71




merdeka



Diubah oleh peekay88 26-08-2016 03:45






anasabila dan 4 lainnya memberi reputasi
5
47.9K
Kutip
376
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan