- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Belajar dari "PETAK UMPET"


TS
pentak25
Belajar dari "PETAK UMPET"
hallo semua salma kenal 









Code:
[CENTER]baru pertama kali ane nulis thread di kaskus, biasanya cuma jadi silent reader hehe
mohon bantuannya ya gan(maaf kalau berantakan)[/CENTER]
Quote:
Petak umpet dalam kehidupan keseharian adalah permainan lawas yang selalu dimainkan anak usia 8 – 10 tahun dalam menunggu waktu petang tiba. Sistemnya sangat sederhana, yaitu hanya perlu satu penjaga dengan memberikan hitungan, teman temannya bersembunyi dan setelah hitungan selesai, penjaga mulai mencari teman – temannya. Ketika penjaga menemukan temannya maka ia akan berlari ke pos dan mengucapkan kata ajaib “jipong.” Saya tidak tahu bagaimana wilayah lain menyebutnya, tetapi di sebagian besar kota semarang, kata ajaib ini sudah melegenda
Mungkin kalian bertanya – Tanya tentang apa maksud dari petak umpet dalam makna kejujuran dan kebahagian? Baik akan saya jelaskan
Quote:
Menurut saya, kini budaya berasimilasi, dan menciptakan banyak budaya baru dalam masyarakat yang mengakibatkan kini budaya sendiri mulai terkikis oleh budaya – budaya baru. Maksud saya bukan tentang keseluruhan budaya tetapi lebih pada aspek budaya bermasyakarat; budaya dimana sekumpulan individu menjunjung tinggi kebersamaan serta rasa kepedulian akan sesama. Aspek lain yang tentu juga mempengaruhi adalah teknologi –kemudahannya membuat kita melupakan tentang bagaiamana susahnya. Kemudahan dalam mengakses informasi contohnya, kita dimudahkan dengan gadget yang super canggih, bila ingin tau tentang sesuatu, tombol search begitu mudah ditekan tanpa harus membuka buku – buku usang di rak buku atau bahkan di gudang, tetapi tidak disadari oleh kebanyakan orang, bahwa mobilitas bukanlah proses, tetapi saya tidak mengatakan bahwa mobilitas itu buruk, tentu itu juga baik; banyak orang berhasil karena mobilitas (biasanya obesitas) haha.
Kembali lagi pada kebudayaan bermasyarakat, dengan pergeseran kebudayaan ini, maka nilai – nilai dalam masyarakat juga bergeser, dari waktu ke waktu kita mulai melupakan tentang bagaimana bersikap jujur, orang – orang dengan kepentingan akan melakukan manipulasi terhadap suatu hal atau suatu perkara yang terjadi. Semisal, kita melihat bahwa jelas emas kita sudah dirampas oleh pihak luar, tetapi apa itu menjadi permasalahan bersama? Tanyakan pada diri anda sendiri.
Pernah kali saya tanyakan pada kakek dari ayah saya tentang ini, beliau marah, tangannya mengepal, lalu berkata “jika usia bukan urusan Tuhan, maka sampai kapanpun Tanah itu (papua) harus di tangan bangsa sendiri.” Saat saya mendengarkan beliau ada perasaan dimana bahwa semangat itu bukan hanya untuk seorang individu, tetapi untuk semua orang yang memperjuangkan pada saat itu.
Kembali lagi pada kebudayaan bermasyarakat, dengan pergeseran kebudayaan ini, maka nilai – nilai dalam masyarakat juga bergeser, dari waktu ke waktu kita mulai melupakan tentang bagaimana bersikap jujur, orang – orang dengan kepentingan akan melakukan manipulasi terhadap suatu hal atau suatu perkara yang terjadi. Semisal, kita melihat bahwa jelas emas kita sudah dirampas oleh pihak luar, tetapi apa itu menjadi permasalahan bersama? Tanyakan pada diri anda sendiri.
Pernah kali saya tanyakan pada kakek dari ayah saya tentang ini, beliau marah, tangannya mengepal, lalu berkata “jika usia bukan urusan Tuhan, maka sampai kapanpun Tanah itu (papua) harus di tangan bangsa sendiri.” Saat saya mendengarkan beliau ada perasaan dimana bahwa semangat itu bukan hanya untuk seorang individu, tetapi untuk semua orang yang memperjuangkan pada saat itu.
Lalu kenapa saya mengambil petak umpet sebagai pembelajaran ?
Quote:
Baik, anak kecil bagi saya adalah suatu perihal yang disepelekan bagi kebanyakan orang dewasa. pikirnya ketika anak kecil mengacukan jari dan menyatakan pendapat, ia hanya sedang bergurau atau terlalu sering menonton tv. Tetapi dari sudut pandang mereka ketika mereka menyatakan aspirasi mereka, secara tidak langsung mereka membuang semua presepsi mereka tentang bagimana orang lain memandang sesuatu. Contoh saja, ketika anak kecil sedang dalam grombolan “anak kampong” jumlahnya anggap saja tujuh orang dan usia mereka tidak sama, ada yang 6,7, 8, dan 10 tahun. Anak – anak ini memulainya dengan diskusi singkat tentang apa yang akan mereka mainkan. Setiap anak memiliki permintaan mereka masing – masing, tetapi “tanpa” mementingkan presepsi mereka sendiri dan sampai pada kata mufakat; “oke kita main ini petak umpet”. Sederhanakah?
Tetapi yang kita lihat sekarang dalam musyawarah kecil misalnya, Himpunan Mahasiswa Prodi *tit*, anggota mereka banyak hingga puluhan orang dalam suatu organisasi. Saat rapat berlangsung, orang – orang di dalamnya menunggu orang yang mendominasi untuk menyatakan pendapat dan yang lainnya hanya bertugas mengamini apa yang dikatanya. Disini menurut saya, mereka bukan takut,mereka terlalu banyak berpresepsi tanpa mengutarakannya. Orang – orang ini biasanya hanya menciptakan ruang pikirnya sendiri tanpa ingin mengutarakan. Presepsi mereka mempengaruhi mereka untuk beraspirasi. “bagaimana jika ini tidak diterima?, ini tidak baik!, atau ini terlalu menjijikan untuk dilakukan.” Presepsi – presepsi seperti inilah yang membuat orang – orang terdiam membisu atau hanya mengamini apa yang terjadi dalam forum. Faktor umur, gender,dan kredibilitas juga mempengaruhi seseorang dalam mengutarakan pendapatnya, semisal Mirna sebagai angkatan 2014, lalu anggota lain adalah angkatan 2007, lalu sebenarnya ada ide cemerlang dari Mirna, tetapi karena ia perempuan ia merasa bahwa takkan idenya diterima bahkan didengarkan. saya tekankan ini bukan perasaan takut, tetapi hal – hal yang membuat ketakutan itu muncul.
Tetapi yang kita lihat sekarang dalam musyawarah kecil misalnya, Himpunan Mahasiswa Prodi *tit*, anggota mereka banyak hingga puluhan orang dalam suatu organisasi. Saat rapat berlangsung, orang – orang di dalamnya menunggu orang yang mendominasi untuk menyatakan pendapat dan yang lainnya hanya bertugas mengamini apa yang dikatanya. Disini menurut saya, mereka bukan takut,mereka terlalu banyak berpresepsi tanpa mengutarakannya. Orang – orang ini biasanya hanya menciptakan ruang pikirnya sendiri tanpa ingin mengutarakan. Presepsi mereka mempengaruhi mereka untuk beraspirasi. “bagaimana jika ini tidak diterima?, ini tidak baik!, atau ini terlalu menjijikan untuk dilakukan.” Presepsi – presepsi seperti inilah yang membuat orang – orang terdiam membisu atau hanya mengamini apa yang terjadi dalam forum. Faktor umur, gender,dan kredibilitas juga mempengaruhi seseorang dalam mengutarakan pendapatnya, semisal Mirna sebagai angkatan 2014, lalu anggota lain adalah angkatan 2007, lalu sebenarnya ada ide cemerlang dari Mirna, tetapi karena ia perempuan ia merasa bahwa takkan idenya diterima bahkan didengarkan. saya tekankan ini bukan perasaan takut, tetapi hal – hal yang membuat ketakutan itu muncul.
yang pada akhirnya
Quote:
Kita kembali lagi kepada anak anak kecil tadi, mereka jujur dengan presepsi mereka, tidak memperdulikan bagaimana presepsi mereka diterima oleh teman – temannya, toh mereka nantinya akan bermain; bersenang – senang. Saat pada akhirnya mereka menemukan bahwa petak umpet adalah permainanan terbaik, mereka melakukannya dengan sangat baik. Mereka bermain sebagaimana peraturan itu ada untuk dilaksanakan. Penjaga yang menghitung di pos, benar – benar menutup matanya dan mulai mencari ketika hitungan yang disetujui berakhir. Teman – temanya juga bertindak, mereka fair, bersembunyi dan berusaha untuk tidak terlihat oleh penjaga, entah bersembunyi di balik semak, di dalam got, bahkan berlarian untuk tidak berada di satu tempat yang sama.
Kenapa bisa ? mungkin ini hanya sebuah permainan, beda dengan kehidupan, ia tidak selaras. Jawabnya memang iya. Tetapi jika dalam sebuah kegiatan ada yang namanya interaksi antara komponen dan digabungkan untuk mencapai tujuan tertentu, maka itu adalah SISTEM, jadi kehidupan yang anda jalankan tentu terdapat interaksi serta memiliki sebuah tujuan untuk dicapai, dari diri sendiri atau bersama kawan anda, yang brati ada sebuah sistem yang dijalankan, atau diatur sedemikian rupa atau dihilangkan beberapa sehingga menciptakan sesuatu yang bermakna dan berarti bagi kelangsungan hidup anda.
Petak umpet permainan yang menyenangkan bagi anak – anak, maka kenapa anda tidak mencoba berfikir seperti anak – anak dalam menyukai apa yang anda lakukan?
Ketika anda menyukai sesuatu, anda akan bersikap jujur atasnya.
Kenapa bisa ? mungkin ini hanya sebuah permainan, beda dengan kehidupan, ia tidak selaras. Jawabnya memang iya. Tetapi jika dalam sebuah kegiatan ada yang namanya interaksi antara komponen dan digabungkan untuk mencapai tujuan tertentu, maka itu adalah SISTEM, jadi kehidupan yang anda jalankan tentu terdapat interaksi serta memiliki sebuah tujuan untuk dicapai, dari diri sendiri atau bersama kawan anda, yang brati ada sebuah sistem yang dijalankan, atau diatur sedemikian rupa atau dihilangkan beberapa sehingga menciptakan sesuatu yang bermakna dan berarti bagi kelangsungan hidup anda.
Petak umpet permainan yang menyenangkan bagi anak – anak, maka kenapa anda tidak mencoba berfikir seperti anak – anak dalam menyukai apa yang anda lakukan?
Ketika anda menyukai sesuatu, anda akan bersikap jujur atasnya.
terimakasih agan - agan
0
1.7K
Kutip
24
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan