- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ini Kronologi Pembunuhan Aipda Wayan Sudarsa


TS
belahdurensatu
Ini Kronologi Pembunuhan Aipda Wayan Sudarsa

BALI - Pihak kepolisian telah mengantongi kronologi pasti pembunuhan Aipda I Wayan Sudarsa. Kronologi itu didapat dari keterangan saksi dan pelaku, serta barang bukti yang ditemukan tim Puslabfor, Inafis, dan penyidik gabungan Polda Bali dengan Polresta Denpasar.
Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Hadi Purnomo, menjelaskan secara detail insiden pembunuhan Aipda I Wayan Sudarsa di Pantai Legian. Penjelasan ini diberikan setelah kedua tersangka, David James Taylor dan Sara Connor diperiksa tim penyidik selama kurang lebih 12 jam di Mapolresta Denpasar.
Pada 17 Agustus 2016 sekira pukul 20.00 Wita, setelah meminum dua botol minuman beralkohol, sepasang kekasih itu datang ke pantai dan berpacaran di dekat bibir pantai. Mereka meletakkan tasnya di pinggir pantai dekat pintu masuk.
Setelah puas berpacaran, Sara ingat tas yang dibawanya berada di belakang mereka. Sara pun pergi untuk mengecek tas tersebut, namun ternyata tas itu telah raib. Janda dua anak tersebut panik lantaran di dalam tas tersebut terdapat uang senilai Rp3 juta dan beberapa kartu ATM di dalamnya. Kemudian, ia pun meminta tolong kepada orang yang ada di sekitar tempat kejadian perkara.
"Kebetulan ada anggota kami, Aipda Wayan Sudarsa di situ, tepatnya di tangga pintu masuk. Sara melaporkan kepada bapak itu (Wayan Sudarsa). Kebetulan bapak itu pakai rompi dan seragam polisi," kata Kapolresta di Mapolresta Denpasar, Selasa (23/8/2016).
Lantas, Aipda Wayan Sudarsa mengatakan kepada warga negara asing tersebut bahwa ia adalah seorang polisi. Namun, Sara tidak tetap ngotot menanyakan kepada korban di mana tasnya dan menuduh anggota Polantas Polsek Kuta tersebut mencuri tasnya. Padahal, korban tidak mengetahui di mana tas wanita asal Australia tersebut berada.
"Sara mulai ngeyel dan bilang kepada Wayan Sudarsa bapak harus tahu. Namanya polisi masa dipaksa harus tau. Kemudian David datang dan menuduh bapak itu sebagai tersangka dan menuduh Aipda Wayan Sudarsa sebagai polisi gadungan. Masa pakai uniform polisi gadungan," tambahnya.
Lalu David menggeledah tubuh Aipda Wayan Sudarsa. Merasa gerah dengan sikap warga negara asing tersebut, polisi bertubuh tambun itu mendorong David hingga terjatuh di pasir. Tak terima dengan perlakuan Sudarsa, keduanya kemudian bergumul di atas pasir.
"David ditindih oleh korban. Akhirnya Sara membantu menarik tubuh korban sehingga korban terjatuh. Gantian David yang tindih korban tersebut," ungkapnya.
Sara membantu menindih korban, merasa dianiaya oleh dua pelaku tersebut, Aipda Wayan Sudarsa membela diri dan menggigit tangan kanan serta paha kiri bagian dalam korban. Melihat anggota polisi itu tidak melakukan perlawanan, Sara akhirnya melepas tindihannya dan mencari tasnya yang hilang tersebut. Namun, David masih adu fisik dengan korban.
"Di situ David menemukan HP, dipukul ke korban sebanyak dua kali. Dia bilang sama bapak itu, ‘Kamu polisi gadungan ya? Mana dompet saya? Polisi baik.’ Polisi itu bilang enggak tau saya," tambahnya.
Lelah berkelahi dengan David, polisi itu akhirnya mengatakan bahwa tas Sara ada di sebuah tempat sambil menunjuk-nunjuk ke arah yang tidak jelas. David pun kemudian melepas tubuh korban. Pergulatan terjadi lagi setelah kaki David ditarik korban.
"Ada botol di situ, dia pukulkan sebanyak tiga kali. Sebelah kiri dan dipindahkan ke sebelah kanan dan dipukul ke korban botol itu hingga pecah. Setelah pecah, David mulai mengambil pecahan botol itu kemudian memukul korban dengan menggunakan pecahan botol itu dan terjadi 17 luka," katanya.
Belum puas menganiaya korban, David dan Sara akhirnya menggeledah tubuh Aipda Wayan Sudarsa dan melepas semua bajunya untuk mengecek tasnya yang hilang, namun tidak ditemukan di tubuh korban.
"Bapak itu pingsan. Dia belum tahu dia pingsan atau sudah meninggal dunia. Posisinya telungkup, sudah pasir-pasir di badannya. Dia cari lagi tasnya di sekitaran TKP, tapi tidak ada. Dia datang lagi ke korban dan masih belum sadar," jelasnya.
David dan Sara pun keluar dari tempat kejadian perkara, kemudian meminta tolong ke tukang ojek untuk diantar ke polisi.
"Tetapi mereka tidak mau karena berdarah-darah dan kotor. Kemudian mereka jalan kaki ke homestay," tutupnya.
okezone
Ini Pemicu Pembunuhan Aipda Wayan Sudarsa oleh 2 Bule di Pantai Kuta
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - David James Taylor dan Sara Cannor, dua tersangka pembunuh anggota Satlantas Polresta Denpasar, Aipda Wayan Sudarsa, di Pantai Kuta, Rabu (17/8/2016), memberikan keterangan yang hampir sama pada pemeriksaan substansial, Senin (22/8/2016).
Dalam pemeriksaan yang berlangsung sekitar 12 jam di Gedung Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Denpasar, David dan Sara diperiksa secara terpisah.
Dalam pemeriksaan terungkap bahwa motif pembunuhan Aipda Wayan Sudarsa dipicu hilangnya tas milik Sara dan kesalahpahaman David.
“Awalnya David dan Sara berbohong. Setelah kita melaksanakan pemeriksaan kemarin (Senin, Red), David dan Sara mengakui kata-kata awal mereka bohong. Keduanya mengaku menyesal dan bilang awal mula terjadinya perselisihan dengan korban karena tas Sara hilang di pantai,” ujar Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Hadi Purnomo, Selasa (23/8/2016).
Kombes Hadi menjelaskan, Sara kehilangan tas tatkala ia bersama David sedang memadu kasih di Pantai Kuta sambil menikmati dua botol bir.
Dalam kurun waktu tersebut, Sara dan David kemudian beranjak menuju bibir pantai untuk bercanda dan bermain air.
Setelah kembali ke tempat semula, tas yang Sara tinggalkan di sana sudah tidak ada.
Tak ayal Sara pun panik karena di dalam tasnya terdapat barang-barang berharga.
Sara dan David kemudian mencari tas itu di sekitar pantai.
“Setelah panik, Sara minta tolong kepada orang di situ. Kebetulan ada anggota kami datang di situ, di dekat tangga yang ada di gapura pintu masuk pantai. Sara melapor kehilangan tas kepada anggota kami,” tutur Kombes Hadi.
Sara pun bertanya kepada almarhum apakah dia seorang polisi.
Pertanyaan Sara diiyakan oleh almarhum Wayan Sudarsa.
Mengetahui lawan bicaranya adalah seorang polisi, Sara pun menanyakan ikhwal tasnya yang hilang kepada almarhum.
Tetapi almarhum menjawab tidak tahu di mana tas Sara.
“Sara tetap ngeyel bahwa korban harus tahu. Namanya polisi lha kok dipaksa biar harus tahu. Kemudian David datang ke situ juga dan menggeledah korban. Mungkin David menuduh korban mengambil tas Sara. David bilang kalau korban adalah polisi gadungan. Namanya polisi terus digeledah sama masyarakat gimana sih, kan gitu. Ya, tersinggung si korban. Didoronglah David sampai jatuh. Setelah jatuh, David nggak terima dan meraih teropong di leher korban dan dipukulkannya ke kepala korban. Sampai di sana terjadilah pergumulan. Si David ditindih sama korban, akhirnya Sara membantu menarik si korban ini sehingga korban terjatuh ke belakang dan menindih Sara. David pun datang dan menindih korban,” urai perwira asal Surabaya ini.
Pergumulan terjadi antara ketiganya di atas hamparan pasir Pantai Kuta.
Pada saat terjadinya pergumulan itu, paha kiri serta tangan Sara digigit oleh almarhum.
Lantaran almarhum melakukan perlawanan, terjadilah baku hantam di antara David dan korban.
Karena Sara masih ingin mencari tasnya, dia pun menjauh dari David dan Aipda Wayan Sudarsa yang masih terlibat adu fisik.
Di tengah perkelahian itu, David menemukan ponsel Nokia milik almarhum dan dipukulnya almarhum sebanyak dua kali.
Menurut Kombes Hadi, pada saat pergumulan terjadi, David sempat mengatakan bahwa almarhum adalah polisi gadungan dan menuduh almarhum telah mengambil dompet milik Sara.
Tuduhan dari David, kata Hadi, dikarenakan kesalahpahaman yang berawal dari ketika Sara dan David berada di bibir pantai, sejoli ini menyaksikan ada orang berdiri di dekat gapura pintu masuk Pantai Kuta sempat berjalan mendekat ke arah tas Sara.
Dari sana kesalahpahaman muncul. Almarhum Wayan Sudarsa yang pada saat itu tengah melaksanakan tugas dinas di dekat sana disangka David telah berbuat sesuatu terhadap tas Sara.
“David menyangka korban penyebab hilangnya tas Sara. Tetapi korban bilang ya nggak tahu. Ada sekitar sampai 3 kali David mengatakan korban mengambil tas pacarnya. Karena korban sudah capek melayani David lalu korban bilang tas Sara ada di sana. Akhirnya dapat, David melepaskan tubuh korban. Setelah melepas terjadi pergulatan lagi sama korban. Karena ada botol di dekat situ, dipukullah kepala korban oleh David. Kepala sebelah kiri. Kemudian David memeriksa barang-barang korban sampai melepas baju korban, diperiksa semuanya. Si Sara ikut juga datang dan ikut memeriksa di situ, rupanya tidak ditemukan barang bukti. Korban sudah tak berdaya dalam posisi tertelungkup. Mereka menyangka korban pingsan. Tapi mereka tidak tahu apa korban meninggal atau tidak. Soalnya tidak diperiksa sama mereka,” jelas Hadi.
Setelah itu David datang lagi dan mencari tas di sekitar tempat yang ditunjuk oleh korban.
Rupa-rupanya ia tidak menemukan tas kekasihnya.
David pun kembali ke tempat almarhum terkapar dan membalikkan tubuh almarhum.
selanjutnya
trut berdukacita kepada pak polisi yg tewas....
Diubah oleh belahdurensatu 24-08-2016 11:12
0
2.4K
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan