TETAP | Dengan atau tanpa rumor lonjakan harga sigeret, cukai akan terus diterapkan, dan banderol akan terlekatkan.
Oh, akan muncul rokok palsu. Lontaran itu terucap hari-hari lalu, misalnya di grup WhatsApp dan Twitter, saat kabar burung menjalar bahwa sebungkus rokok akan dijual Rp50.000.

Kalaupun ada rokok palsu, besar kemungkinan tak berbahan dasar tembakau.

Beda soal jika rokok itu, apa pun jenamanya, pokoknya bertembakau, menggunakan banderol palsu.

Banderol? Itu istilah arkais. Sebutan resminya adalah pita cukai. Ringkasan cerita ada dalam infografik.

Menurut UU Cukai, tembakau dan produk tembakau memang dikenai cukai. Lalu apa itu cukai?

Ini batasan resminya: "Cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik yang ditetapkan dalam undang-undang ini."

Selain tembakau dan sigaret, barang yang dikenai cukai adalah minuman yang mengandung alkohol.

Perihal tembakau, ada catatan. Tak akan dikenai cukai jika berupa tembakau iris, yang dipanen di Indonesia, lalu tak dikemas dengan bubuhan jenama, dan tembakau tersebut tak dicampur dengan bahan lain.

Termasuk bahan lain adalah tembakau dari luar negeri.

Kalau tempelan serupa banderol pada kaset dan CD/DVD?

Itu bukan cukai tetapi stiker tanda lunas Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Pada Juli tahun lalu stiker itu dihapus (Bisnis, 8/7/2015).
Konsumen turun, produksi turun, phk melonjak, rokok palsu merebak. [URL="https://S E N S O RsSzIDAScRt"]https://S E N S O RsSzIDAScRt[/URL]
— Willy Royan Nganta (@Willy_Nganta) August 21, 2016 Rokok 50 ribu?gw takut nanti malah ada rokok palsu
— KECAP (@dennybiantoro) August 18, 2016 Naik Rp50 Ribu, Diskoperindag Waspada Rokok Palsu [URL="https://S E N S O Rlye0eu0Gbp"]https://S E N S O Rlye0eu0Gbp[/URL]
— Harian Metropolitan (@id_metropolitan) August 22, 2016


Sumber : https://beritagar.id/artikel/infogra...-rokok-itu-apa

---